Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Al-Thabathaba’i, Tokoh Syiah yang Terbuka dengan Beragam Pemikiran

4/6/2017

0 Comments

 
Sabtu, 3 Juni 2017, Lembaga Pembinaan Ilmu-ilmu Islam (LPII) Muthahhari dan Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) mengadakan agenda bulanannya, yaitu Diseminasi Karya Ilmiah, yang bertempat di Aula Muthahhari, Jalan Kampus II No. 20 Babakan Sari Kiaracondong, Bandung. Kali ini yang menjadi topik perbincangan, yaitu tafsir esoterik menurut pandangan Al-Thabaththaba’i yang disampaikan oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, M. Ag selaku penulis disertasi dan Miftah Fauzi Rakhmat, Lc. MA selaku pembanding. Sedangkan yang menjadi moderator adalah Dr. H. Muhammad Babul Ulum, M. Ag.
Prof. Rosihon, yang merupakan Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, memaparkan tentang disertasi yang ditelitinya sejak tahun 2000 itu bahwa di antara tokoh tafsir yang berbicara panjang lebar tentang tafsir batini (esoteris) adalah Al-‘Allamah Al-Sayyid Muhammad Husain Al-Thabathaba’i (1321-1401 H/1903-1982 M). Rosihon mengutip perkataan Al-Thabathaba’i yang menyatakan bahwa dibalik manifestasi luar (zhahir) agama itu ada manifestasi dalamnya (bathin) dan di dalam hakikat itu ada hakikat-hakikat yang lain.
 
Menurut Rosihon, Al-Thabathaba’i dalam perkembangan tafsir batini di kalangan Syi’ah modern, memiliki keunikan tersendiri. Yang membedakan Al-Thabathaba’i dengan tokoh-tokoh Syi’ah sebelumnya adalah keterbukaannya terhadap pendapat tokoh-tokoh Sunni, seperti Jalaluddin Asy-Syuyuti dengan kitabnya Al-Durr Al-Mantsur dan beberapa kitab Sunni lainnya yang dijadikan sebagai rujukan dalam kitab Tafsir Al-Mizan.
 
“Teori yang dirumuskan Al-Thabathaba’i adalah seputar ontologi yang meliputi definisi, argumentasi, nisbahnya dengan makna lahir al-Quran, syarat, dan ayat-ayat yang ditafsirkan secara batini serta seputar epistemologi tafsir batini yang menyangkut peranan takwil dan pemegang otoritas,” jelasnya.
 
Rosihon, yang juga pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat, menyebutkan ada sekira 200 riwayat dalam Tafsir Al-Mizan yang disandarkan kepada para Imam Ahlulbait. Menariknya, jika setiap riwayat oleh Al-Thabathaba’i dikritisi dengan ilmu hadis, tetapi untuk riwayat dari para Imam Ahlulbait dimuat tanpa ada komentar maupun kritik. Inilah yang menjadi keheranan dari Prof Rosihon yang belum terjawab sampai lulus dari Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
 
Narasumber kedua, yang rencananya Dr Jalaluddin Rakhmat kemudian digantikan putranya: Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat, memberikan tanggapan atas paparan Prof Rosihon.
 
Menurut Ustadz Miftah, Al-Thabathaba’i ini memang terbuka terhadap pendapat lain dan tidak fanatik terhadap suatu pendapat serta merujuk kepada mufassir lain sebagai pembanding.
 
“Dalam penafsirannya,” kata Ustadz Miftah, “Al-Thabathaba’i sangat memperhatikan satu konteks dengan konteks lainnya, mengaitkan satu kasus dengan kasus lainnya, satu kalimat dengan kalimat lainnya, satu ayat dengan ayat lainnya, bahkan satu huruf dengan huruf lainnya yang terkait di dalam al-Quran. Sebagai contoh, dalam sebuah ayat yang akan ditafsirkan, Al-Thabathaba’i mengaitkan ayat tersebut dengan ayat-ayat lain di dalam al-Quran sebelum masuk ke dalam penafsiran al-riwa’i, yang bahkan dalam penafsiran al-riwa’i itu mengutip riwayat dari mufassir Sunni dahulu sebelum riwayat Syi’ah dari para Imam.”
 
Terkait dengan pertanyaan Prof Rosihon, Ustadz Miftah menyatakan bila suatu hari nanti belajar kembali di Iran akan ditanyakan kepada ulama. Sebab itu juga yang menjadi keheranannya.
 
Karena sudah tiba waktu berbuka puasa, Ustadz Miftah saat mengakhiri pembicaraan dengan gurauan bahwa makna dari nama Rosihon Anwar, yaitu pengukuh Imam Ahlulbait. Tentu itu hanya sekadar penafsiran, sebab pemilik nama Rosihon Anwar, menyatakan namanya disandarkan kepada wartawan senior di Indonesia yang hidup pada zaman Jepang, Orde Baru, dan Orde Baru.
 
Sebelum berakhir acara, panitia memberikan kenangan-kenangan untuk Prof Rosihon Anwar yang diberikan oleh Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat. Acara Diseminasi LPII bulan Juni ini ditutup dengan doa, shalat maghrib berjamaah, dan makan malam yang diberikan gratis untuk peserta. (Ainy)
Picture
Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat (kiri), Prof Dr Rosihon Anwar (tengah), dan Dr Muhammad Babul Ulum (kanan).
Picture
Peserta Diseminasi karya ilmiah Disertasi Tafsir Esoteris Al-Quran menurut Pandangan Al-Thabathaba'i: Studi Tafsir Al-Mizan.
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.


    Yayasan Muthahhari

    Untuk informasi, silakan klik logo di bawah!

    Klik


    Arsip

    All
    Agama
    Ahlulbait
    Ahmadiyah
    Ajaran
    Al-Mizan
    Alquran
    Arab
    Berita
    Buku
    Empati
    Euis Kartini
    Filsafat
    Fiqih
    Hadis
    Haul
    Haul Ke 1
    Hermeneutika
    Hoax
    IJABI
    Ilmiah
    Imam Mahdi
    Indonesia
    Islam
    Islam Madani
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Kajian Kang Jalal
    Kang Jalal
    Kebangsaan
    Kebudayaan
    Kelas Hadis
    Kelas Tafsir
    Khilafah
    LPII
    Marjaiyyah
    Milad
    Muthahhari
    Pancasila
    Pelajaran
    Pendidikan
    Pluralisme
    Radikalisme
    Ramadhan
    Sejarah
    Sekolah
    Sunni
    Syiah
    Tafsir
    Tasawuf
    Tradisi
    Ulama
    Wiladah

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.