“Ketuhanan yang harus dikembangkan adalah ketuhanan yang mempertemukan agama dengan budaya. Agama kita datang ke setiap tempat dan diberi warna oleh kebudayaan tempat itu. Ada agama Islam gaya Iran, yang dibentuk oleh kebudayaan Iran. Ada juga agama Islam gaya Indonesia, yang dibentuk oleh kebudayaan Indonesia. Bahkan ada penulis yang menulis buku tentang Islam Indonesia dan Islam Maroko, yang memperihatkan perbedaan antara Islam di Indonesia dan Islam di Maroko. Dari Islam yang tersebar dan bertemu kebudayaan setempat itu ada persamaan, seperti dalam shalat semuanya rukuk ke depan. Tidak ada satu pun orang Islam yang rukuk ke belakang, karena selain tidak ada contohnya dari Nabi, itu bisa sangat membahayakan,” papar Jalaluddin Rakhmat dalam talk show Pancasila yang digelar Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) di Aula Muthahhari, Bandung, Kamis 1 Juni 2017.
0 Comments
Wakil Rektor 1 IAILM Tasikmalaya, Asep Salahudin mengaku tidak mengerti dengan sikap sebagian pihak yang menyebut Indonesia sebagai negara thogut (berhala). Padahal kata dia, para pendiri bangsa ini merupakan ulama, kaum cerdik cendekia yang paham dengan nilai-nilai ketuhanan.
Majelis ilmu yang diselenggarakan LPII yang bersifat rutinitas mingguan telah berakhir pada hari Sabtu, 13 Mei 2017. Sehingga tidak ada lagi pembelajaran di kelas karena sudah selesai dua belas pertemuan.
Ahad, 14 Mei 2017, Lembaga Pembinaan Ilmu-ilmu Islam (LPII) dan SMU Plus Muthahhari Bandung, menyelenggarakan acara diseminasi karya ilmiah disertasi Dr Erba Rozalina Yulianti tentang pendidikan dengan fokus studi SMU Plus Muthahhari. Disertasinya sudah dinyatakan lulus tahun lalu oleh tim penguji di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
|
Yayasan MuthahhariUntuk informasi, silakan klik logo di bawah! Arsip
All
|