“Ketuhanan yang harus dikembangkan adalah ketuhanan yang mempertemukan agama dengan budaya. Agama kita datang ke setiap tempat dan diberi warna oleh kebudayaan tempat itu. Ada agama Islam gaya Iran, yang dibentuk oleh kebudayaan Iran. Ada juga agama Islam gaya Indonesia, yang dibentuk oleh kebudayaan Indonesia. Bahkan ada penulis yang menulis buku tentang Islam Indonesia dan Islam Maroko, yang memperihatkan perbedaan antara Islam di Indonesia dan Islam di Maroko. Dari Islam yang tersebar dan bertemu kebudayaan setempat itu ada persamaan, seperti dalam shalat semuanya rukuk ke depan. Tidak ada satu pun orang Islam yang rukuk ke belakang, karena selain tidak ada contohnya dari Nabi, itu bisa sangat membahayakan,” papar Jalaluddin Rakhmat dalam talk show Pancasila yang digelar Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) di Aula Muthahhari, Bandung, Kamis 1 Juni 2017.
0 Comments
Wakil Rektor 1 IAILM Tasikmalaya, Asep Salahudin mengaku tidak mengerti dengan sikap sebagian pihak yang menyebut Indonesia sebagai negara thogut (berhala). Padahal kata dia, para pendiri bangsa ini merupakan ulama, kaum cerdik cendekia yang paham dengan nilai-nilai ketuhanan.
Bertepatan dengan hari lahir Pancasila, 1 Juni 2017, Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) mengadakan acara talk show Pancasila bertempat di Aula Muthahhari, Jalan Kampus II no.20 Kiaracondong Bandung. Jamaah yang hadir diperkirakan 120 orang.
|
Yayasan MuthahhariUntuk informasi, silakan klik logo di bawah! Arsip
All
|