Menurutnya, Islam didasarkan atas pemahaman atas teks-teks agama. Sedangkan Islamisme adalah pemahaman agama yang dipolitikan, atau yang diberi warna politik.
Sementara Bambang membahas Islam Indonesia bahwa yang dikenalkan di masyarakat adalah Islam dengan label politik. Ada kesultananan, daulah, dan gerakan politik. Bahkan, di awal pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah muncul gerakan islamisme yang menginginkan undang-undang didasarkan dengan syariat agama Islam.
Berbeda dengan Ija Suntana yang menyebut Islamisme sebagai sikap anti Barat atau upaya kritis atas pemikiran dan sikap orang-orang Barat atas umat Islam. Gerakan Islamisme bagian dari pemahaman orang Islam atas ajarannya. Bahkan Rasulullah saw sendiri membuat keputusan politik yang didasari dengan agama Islam hingga terbentuk sahifah madinah.
Menariknya, pasal-pasal yang terdapat dalam sahifah madinah itu bersifat lokal. Rasulullah saw merumuskan aturan sosial kemasyarakatan di Madinah mempertimbangkan unsur lokalitas. Karena itu, umat Islam di mana pun berada bisa mengembangkan gerakan dan pemahaman Islam dengan tetap mengacu pada ajaran Islam dan mempertimbangkan konteks lokal.
Diskusi yang dihadiri sekira 120 orang ini berakhir pada jam 12.30 dan berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan. Insya Allah, acara diskusi Islam akan dibuat sebagai program kajian Islam yang membahas buku-buku dan desertasi yang terkait dengan Islam Indonesia. (LPII Bandung)