Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Pancasila Senafas dengan Ajaran Islam

3/6/2017

0 Comments

 
Wakil Rektor 1 IAILM Tasikmalaya, Asep Salahudin mengaku tidak mengerti dengan sikap sebagian pihak yang menyebut Indonesia sebagai negara thogut (berhala). Padahal kata dia, para pendiri bangsa ini merupakan ulama, kaum cerdik cendekia yang paham dengan nilai-nilai ketuhanan. 
"Mereka menyebut negeri ini sebagai negeri thogut. Tapi mereka juga hidup dan makan di negeri ini dengan leluasa. Mereka mengaharamkan demokrasi, tapi gemar demonstrasi yang merupakan salah satu ciri khas di negara demokrasi," ujarnya saat Diskusi dalam rangka memperingati Hari Lahirnya Pancasila, di Aula Kampus Muthahhari, Jalan Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis (1/6/2017).
 
Asep juga menyebut, Pancasila sempat mengalami reduksi pada masa Orde baru. Sehingga, siapa yang berbeda penafsiran dianggap salah dan menyimpang. 
 
Untuk itu, ia menyebut bahwa inti dari Pancasila adalah Ketuhanan yang berkebudayaan. Artinya, butir-butir Pancasila ini bukan hanya hasil dari gagasan Bung Karno sendiri, melainkan buah dari pikiran para pendiri bangsa yang mayoritas para ulama.
 
"Lima sila melambangkan pergulatan bangsa ini tentang agama dan kebudayaanya. Tidak ada pertentangan antara Pancasila dan Agama. Pancasila digali dari budaya bangsa kita, dari keimanan bangsa kita, perjalanan bangsa ini selalu diwarnai perlawanan terhadap kolonial dan kaum muslimin yang berada paling depan," tutur ​Ketua Lakpesdam PW NU Jawa Barat ini.
 
Sementara itu, Anggota DPR-RI, Dr. Jalaluddin Rakhmat menuturkan, pasca jatuhnya kekkhalifahan Turki pada 1923 membuat umat Islam semakin Inferior dan tidak sedikit umat Islam yang menginginkan kembalinya kekhilafahan di bumi ini. Tak terkecuali di Indonesia.
 
Saat ini kata dia, ada kelompok-kelompok tertentu yang menginginkan tegaknya syariat Islam dengan landasan Khalifah. Mereka umumnya memandang Pancasila sebagai suatu sistem yang menjadi penghalang kebangkitan umat Islam. 
 
Padahal menurutnya, Pancasila sangat senafas dengan ajaran Islam. Lima butir yang tertuang dalam Pancasila merupakan ayat-ayat Alquran yang dituangkan melalui semboyan yang merupakan buah dari pemikiran sang proklamator Ir Soekarno dan para pendiri bangsa. 
 
"Bung Karno seorang pecinta Islam. Perenunganya tentang Pancasila mengacu pada semangat keislaman," kata Jalaluddin Rakhmat.
 
Ia juga menyebut, penegakkan syariat Islam tidak semestinya menjatuhkan negara. Sebab pada dasarnya, Pancasila yang dibuat para pendiri bangsa merupakan perjanjian luhur para ulama di Indonesia.
 
"Islamisme itu penafsiran tunggal tentang Islam. Banyak syariat Islam yang pelaksanaannya tidak harus menjatuhkan negara. Tunjukkan pada saya satu sila pada Pancasila yang bertentangan dengan Islam? Pancasila itu perjanjian bangsa Indonesia yang luhur," tandasnya.
 
 Sumber: GALAMEDIA, 2 Juni 2017
Picture
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.


    Yayasan Muthahhari

    Untuk informasi, silakan klik logo di bawah!

    Klik


    Arsip

    All
    Agama
    Ahlulbait
    Ahmadiyah
    Ajaran
    Al-Mizan
    Alquran
    Arab
    Berita
    Buku
    Empati
    Euis Kartini
    Filsafat
    Fiqih
    Hadis
    Haul
    Haul Ke 1
    Hermeneutika
    Hoax
    IJABI
    Ilmiah
    Imam Mahdi
    Indonesia
    Islam
    Islam Madani
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Kajian Kang Jalal
    Kang Jalal
    Kebangsaan
    Kebudayaan
    Kelas Hadis
    Kelas Tafsir
    Khilafah
    LPII
    Marjaiyyah
    Milad
    Muthahhari
    Pancasila
    Pelajaran
    Pendidikan
    Pluralisme
    Radikalisme
    Ramadhan
    Sejarah
    Sekolah
    Sunni
    Syiah
    Tafsir
    Tasawuf
    Tradisi
    Ulama
    Wiladah

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.