Asep juga menyebut, Pancasila sempat mengalami reduksi pada masa Orde baru. Sehingga, siapa yang berbeda penafsiran dianggap salah dan menyimpang.
Untuk itu, ia menyebut bahwa inti dari Pancasila adalah Ketuhanan yang berkebudayaan. Artinya, butir-butir Pancasila ini bukan hanya hasil dari gagasan Bung Karno sendiri, melainkan buah dari pikiran para pendiri bangsa yang mayoritas para ulama.
"Lima sila melambangkan pergulatan bangsa ini tentang agama dan kebudayaanya. Tidak ada pertentangan antara Pancasila dan Agama. Pancasila digali dari budaya bangsa kita, dari keimanan bangsa kita, perjalanan bangsa ini selalu diwarnai perlawanan terhadap kolonial dan kaum muslimin yang berada paling depan," tutur Ketua Lakpesdam PW NU Jawa Barat ini.
Sementara itu, Anggota DPR-RI, Dr. Jalaluddin Rakhmat menuturkan, pasca jatuhnya kekkhalifahan Turki pada 1923 membuat umat Islam semakin Inferior dan tidak sedikit umat Islam yang menginginkan kembalinya kekhilafahan di bumi ini. Tak terkecuali di Indonesia.
Saat ini kata dia, ada kelompok-kelompok tertentu yang menginginkan tegaknya syariat Islam dengan landasan Khalifah. Mereka umumnya memandang Pancasila sebagai suatu sistem yang menjadi penghalang kebangkitan umat Islam.
Padahal menurutnya, Pancasila sangat senafas dengan ajaran Islam. Lima butir yang tertuang dalam Pancasila merupakan ayat-ayat Alquran yang dituangkan melalui semboyan yang merupakan buah dari pemikiran sang proklamator Ir Soekarno dan para pendiri bangsa.
"Bung Karno seorang pecinta Islam. Perenunganya tentang Pancasila mengacu pada semangat keislaman," kata Jalaluddin Rakhmat.
Ia juga menyebut, penegakkan syariat Islam tidak semestinya menjatuhkan negara. Sebab pada dasarnya, Pancasila yang dibuat para pendiri bangsa merupakan perjanjian luhur para ulama di Indonesia.
"Islamisme itu penafsiran tunggal tentang Islam. Banyak syariat Islam yang pelaksanaannya tidak harus menjatuhkan negara. Tunjukkan pada saya satu sila pada Pancasila yang bertentangan dengan Islam? Pancasila itu perjanjian bangsa Indonesia yang luhur," tandasnya.
Sumber: GALAMEDIA, 2 Juni 2017