Syi’ah memperingati hari kesyahidannya dan para syuhada yang berjuang bersamanya, menguraikan sejarah hidup, perjuangan, kepahlawanan dan cita-cita suci mereka, kemudian mem-bacakan doa untuk mereka. Syiah meyakini bahwa bani Umayyah telah mem-bangun pemerintahan yang amat membahayakan Islam, mengubah dan merusak syariat Islam, bahkan berusaha menghapus nilai-nilai Islam. Yazid adalah salah seorang dari mereka. Ia adalah penguasa yang zalim, bejat, pembuat maksiat dan jauh dari nilai-nilai Islam. Oleh karena itu Imam Husain bangkit menentangnya, yaitu pada tahun 61 H., tetapi Imam dan seluruh pembelanya gugur di bumi Karbala.
Sementara kaum perempuan Ahlulbait Nabi saw diperlakukan sebagai tawanan. Pengorbanan ini telah menyadarkan kaum muslimin dewasa itu betapa bejatnya Bani Umayyah dan sekaligus membangkitkan semangat perlawanan yang luar biasa terhadap kekuasaan Bani Ummayyah.
Pemberontakan demi penberontakan menentang kezaliman Bani Umayyah muncul silih berganti, hingga pada akhirnya berhasil meruntukan pilar-pilar kezaliman mereka dan menghapus nama mereka dari muka bumi untuk selama-lamanya.
Uniknya pada setiap pemberontakan menentang Bani Umayyah pasca Asyura bahkan hingga masa kekuasaan Bani Abbasiyah yang otoriter, para pemberontak justru menggunakan slogan Asyura. []