Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Niat Beribadah

4/6/2020

0 Comments

 
Soal: Saya ingin menanyakan soal beribadah. Bagaimana niat kita dalam beribadah, apakah bertujuan mencari ganjaran ataukah lebih baik merasa berkewajiban menjalankan perintah Allah saja karena kita merasa menjadi hamba-Nya. Supaya kita menjadi Muslim yang tidak selalu merugi dalam ibadah, bagaimana menghilangkan rasa ujub dan riya dalam hati ini? Mohon keterangan yang luas agar bisa memilih yang lebih baik!
Jawaban:
SAYA mohon maaf, mungkin saya hanya dapat memberikan jawaban yang singkat saja. Ada orang yang mempertanyakan, apakah beramal dengan mengharapkan ganjaran dari Allah itu amal yang tidak ikhlas? Sebab kalau amal itu ikhlas seharusnya tidak mengharapkan ganjaran. Pokoknya mengharapkan keridhaan Allah Swt. Tetapi mengharapkan keridhaan itu sebetulnya ganjaran juga.

Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Qashash (28) ayat 77, “Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (Kenikmatan) duniawi.” Jadi, beramal untuk mendapatkan pahala dari Allah itu juga merupakan perintah Allah Swt dan itu merupakan keikhlasan.

Bagaimana kita menghilangkan riya di dalam hati? Kita harus selalu bertanya dalam hati, apakah amal yang saya lakukan itu dipengaruhi oleh reaksi orang lain terhadap diri kita atau tidak? Kalau saya ini mendadak jadi rajin bila orang memuji-muji saya, nah itu harus hati-hati. Tetapi kalau Anda tidak peduli, apakah orang-orang memuji atau mengejek, Anda tetap meneruskan amal itu karena diperintahkan oleh Allah Swt. Itu adalah tanda ikhlas.

Misalnya Anda mengaji di Masjid Al-Munawwarah. Kemudian Anda mendapat penghargaan bahwa Anda termasuk kelompok intelektual angkatan baru Islam. Kalau Anda merasa begitu, kemudian bersemangat maka Anda harus berhati-hati. Begitu pula, kalau Anda tidak jadi mengaji karena orang-orang nencurigai. Setelah Anda mengaji di masjid Al-Munawwarah, banyak orang yang curiga, malah Anda dibenci. Lalu Anda tidak mengaji, itu tanda tidak ikhlas. Kalau Anda tidak peduli apakah dikecam atua dipuji, Anda tetap mengaji karena perintah Allah, itu tandanya Anda ikhlas. Memang untuk mengatasi riya kita harus melakukan banyak latihan dan pengajian terus menerus.***

Jalaluddin Rakhmat, Menjawab Soal-soal Islam Kontemporer. Bandung: Mizan, 1999; halaman 3-4.
 

0 Comments



Leave a Reply.

    Picture


    ​Arsip

    July 2022
    January 2021
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    March 2020
    January 2020
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    March 2018
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017


    Tema

    All
    Abdullah Bin Saba
    Abu Thalib
    Agama
    Ahlulbait
    Akhirat
    Akhlak
    Allah
    Alquran
    Anak
    Asyura
    Baligh
    Dakwah
    Doa
    Fanatik
    Fathimah
    Fidyah
    Fiqih
    Gaib
    Hadis
    Haid
    Husain
    Ibadah
    Ijtihad
    Ikhlas
    Ilmu
    Imam
    Imamah
    Indonesia
    Islam
    Isra Miraj
    Istihsan
    Jihad
    Judi
    Jumat
    Kafir
    Keluarga
    Khitan
    Khumus
    Kubur
    Kuis
    Mahdi
    Maksum
    Mazhab
    Media
    Menyogok
    Mubaligh
    Mushaf
    Musyrik
    Muthahhari
    Negeri
    Neurosains
    Orangtua
    Pahala
    Pejabat
    Pekerjaan
    Pendidikan
    Penyakit
    Perpustakaan
    Perubahan
    Puasa
    Pulang
    Qadha
    Qurban
    Rahmat
    Raj'ah
    Ramadhan
    Rasulullah
    Rokok
    Safar
    Sahabat
    Sejarah
    Setan
    Shalat
    Shalawat
    Siksa
    Sujud
    Sunni
    Surga
    Syaban
    Syiah
    Takbir
    Talfiq
    Taqlid
    Tawasul
    Ushul Al-Kafi
    Wajib
    Waktu
    Wanita
    Zakat

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.