Apakah yang dimaksud dengan raj’ah. Mohon penjelasannya!
Raj’ah ialah kebangkitan di dunia sebelum kebangkitan di hari akhirat. Banyak ayat A-Quran yang menunjukkan adanya orang-orang yang dibangkitkan di dunia ini. Surah Al-Baqarah, misalnya, disebut demikian karena di dalamnya terdapat kisah tentang penyembelihan sapi. Daging sapi yang sudah disembelih itu dipakai untuk memukul orang yang sudah mati. Kemudian, orang yang sudah mati itu hidup kembali.
Ada juga cerita dalam Al-Quran tentang orang-orang Bani Israil. Saking keterlaluannya, orang-orang Bani Israil itu mengatakan kepada Nabi Musa as, “Kami mau percaya kepada Allah kalau melihat Allah itu jahratan.” Lalu, mereka semua disambar petir dan mati semua (QS Al-Baqarah ayat 56). Kemudian mereka dihidupkan kembali. Itulah yang disebut raj’ah.
Ada kisah lain juga dalam Al-Quran yang berhubungan dengan raj’ah. Yaitu tentang seorang nabi yang meninggalkan tanah airnya dan sampai di suatu tempat di sebuah negeri yang kosong. Semua orang yang menghuni negeri itu sudah mati. Kemudian, ketika Nabi itu berpikir bagaimana orang-orang yang sudah mati itu dapat hidup kembali, Allah menghidupkannya kembali (QS Al-Baqarah ayat 259).
Dalam surah Ali Imran, Nabi Isa as pun diceritakan dapat menghidupkan kembali yang sudah mati, “Aku hidupkan yang mati dengan izin Allah” (QS Ali Imran ayat 49). Itu juga raj’ah.
[Jalaluddin Rakhmat, Menjawab Soal-soal Islam Kontemporer. Bandung: Mizan, 1999. Halaman 415-416]
Ada juga cerita dalam Al-Quran tentang orang-orang Bani Israil. Saking keterlaluannya, orang-orang Bani Israil itu mengatakan kepada Nabi Musa as, “Kami mau percaya kepada Allah kalau melihat Allah itu jahratan.” Lalu, mereka semua disambar petir dan mati semua (QS Al-Baqarah ayat 56). Kemudian mereka dihidupkan kembali. Itulah yang disebut raj’ah.
Ada kisah lain juga dalam Al-Quran yang berhubungan dengan raj’ah. Yaitu tentang seorang nabi yang meninggalkan tanah airnya dan sampai di suatu tempat di sebuah negeri yang kosong. Semua orang yang menghuni negeri itu sudah mati. Kemudian, ketika Nabi itu berpikir bagaimana orang-orang yang sudah mati itu dapat hidup kembali, Allah menghidupkannya kembali (QS Al-Baqarah ayat 259).
Dalam surah Ali Imran, Nabi Isa as pun diceritakan dapat menghidupkan kembali yang sudah mati, “Aku hidupkan yang mati dengan izin Allah” (QS Ali Imran ayat 49). Itu juga raj’ah.
[Jalaluddin Rakhmat, Menjawab Soal-soal Islam Kontemporer. Bandung: Mizan, 1999. Halaman 415-416]
RSS Feed
