Tanya: Benarkah di dalam mazhab Syiah ada tradisi mengutuk Abu Bakar ra dan Umar bin Khaththab ra?
Jawaban:
Mungkin pertanyaannya harus diubah, “Benarkah di kalangan Syiah ada orang yang mengutuk Abu Bakar ra dan Umar bin Khaththab ra? Maka jawabannya, memang ada di kalangan Syiah yang mengutuk Abu Bakar ra dan Umar bin Khaththab ra.
Pertanyaan itu kemudian harus ditandingi dengan pertanyaan lain, “Adakah di kalangan Ahlus Sunnah yang mengutuk ‘Ali bin Abu Thalib as?” Ada, dan tradisi itu berlangsung selama kurang lebih 80 tahun pada Dinasti Umayyah. Di mimbar-mimbar Sayyidina ‘Ali as dikutuk. Kitab-kitab hadis memuat perintah Muawiyah untuk mengutuk Sayyidina ‘Ali as (Shahih Turmudzi 5: 301; Al-Hakim 3; 109; Al-Ishabah 2: 209).
Tapi, yang suka mengutuk itu orang-orang tolol. Kata Syaikh Ali Taskhri, baik di kalangan Sunni maupun Syiah selalu ada orang-orang tolol. Hanya masalahnya, apakah kita mau menyerang kelompok lain hanya karena ulah orang-orang tolol di antara mereka, atau tidak. ***
Jalaluddin Rakhmat, Menjawab Soal-soal Islam Kontemporer. Bandung: Mizan, 1999; halaman 244-245.
Mungkin pertanyaannya harus diubah, “Benarkah di kalangan Syiah ada orang yang mengutuk Abu Bakar ra dan Umar bin Khaththab ra? Maka jawabannya, memang ada di kalangan Syiah yang mengutuk Abu Bakar ra dan Umar bin Khaththab ra.
Pertanyaan itu kemudian harus ditandingi dengan pertanyaan lain, “Adakah di kalangan Ahlus Sunnah yang mengutuk ‘Ali bin Abu Thalib as?” Ada, dan tradisi itu berlangsung selama kurang lebih 80 tahun pada Dinasti Umayyah. Di mimbar-mimbar Sayyidina ‘Ali as dikutuk. Kitab-kitab hadis memuat perintah Muawiyah untuk mengutuk Sayyidina ‘Ali as (Shahih Turmudzi 5: 301; Al-Hakim 3; 109; Al-Ishabah 2: 209).
Tapi, yang suka mengutuk itu orang-orang tolol. Kata Syaikh Ali Taskhri, baik di kalangan Sunni maupun Syiah selalu ada orang-orang tolol. Hanya masalahnya, apakah kita mau menyerang kelompok lain hanya karena ulah orang-orang tolol di antara mereka, atau tidak. ***
Jalaluddin Rakhmat, Menjawab Soal-soal Islam Kontemporer. Bandung: Mizan, 1999; halaman 244-245.
RSS Feed
