ITU sebetulnya bisa disebut kemusyrikan pada tingkatan yang lebih tinggi, yaitu pada tahap ‘ibadatul hurr (ahrar). Kalau ibadah hanya mengharapkan surga atau neraka dipandang musyrik untuk tingkatan yang paling tinggi. Tetapi, untuk tingkatan yang paling rendah, itu tidak (musyrik). Takut pada neraka itu dianjurkan sekali dalam Al-Quran. Allah Swt berfirman: “Takutlah olehmu neraka yang disediakan untuk orang-orang kafir” (Qs Ali Imran/3: 13).
Begitu juga Allah Swt berfirman: “Takutlah kamu pada neraka yang bahan bakarnya itu manusia dan bebatuan, yang disediakan bagi orang-orang kafir, disediakan bagi orang-orang kafir” (Qs Al-Baqarah/2: 24).
Jadi, kita disuruh takut pada neraka. Tahap-tahap awal kita harus takut pada neraka dan mengharapkan surga supaya kita merasakan dahsyatnya azab Allah dan merasakan luasnya rahmat Allah Swt. ***
Jalaluddin Rakhmat, Menjawab Soal-soal Islam Kontemporer. Bandung: Mizan, 1999; halaman 6-7.