Hari itu, tahun kedua setelah hijrah, Madinah tengah bahagia. Para pembesar mendatangi rumah Baginda. Telah sampai berita, Fathimah putri tercinta kini siap berumahtangga. Hanya saja, setiap orang yang datang pada Sang Nabi, kembali dengan wajah berseri, tapi tanya yang tersimpan di hati. Baginda menjawab santun sekali: amraha 'inda rabbiha. Perkara Fathimah ada di (tangan) Tuhannya. Perihal suami putri Sang Nabi rupanya ditentukan di langit tinggi.