Roger Savory, yang katanya seorang ahli Islam, berbicara tentang Islam dan politik. Sudah jelas, pandangannya tentang Islam sangat keliru, dan ceramahnya begitu menyesatkan sehingga beberapa ikhwan kita terpaksa bicara untuk mempertahankan Islam.
0 Comments
Ini adalah sebuah kisah tentang kepemimpinan Ali ibn Abi Thalib dalam Khulafaurrasyidin yang sangat patut kita teladani. Tidak ada khalifah yang paling mencintai ukhuwwah, ketika orang berusaha menghancurkannya, seperti Ali ibn Abi Thalib. Baru saja dia memegang tampuk pemerintahan, beberapa orang tokoh sahabat melakukan pemberontakan. Dua orang di antara pemimpin Muhajirin meminta izin untuk melakukan umrah. Ternyata mereka kemudian bergabung dengan pasukan pembangkang. Walaupun menurut hukum Islam pembangkang harus diperangi, Ali memilih pendekatan persuasif. Dia mengirim beberapa orang utusan untuk menyadarkan mereka. Beberapa pucuk surat dikirimkan. Namun, seluruh upaya ini gagal. Jumlah pasukan pemberontak semakin membengkak. Mereka bergerak menuju Basrah.
“Nabi Muhammad memiliki pandangan yang sangat sehat. Ia membangun sistem politiknya dengan baik dan, selama bentuk pemerintahnya dapat dipertahankan di bawah para kalifah yang menggantikannya, pemerintahnya tetap satu, dan baik karenanya. Akan tetapi, orang Arab yang menjadi makmur, beradab, berbudaya, lembek dan pengecut, dikuasai oleh orang biadab, maka pemisahan antara kedua kekuasaan terjadi lagi” (Rousseau).
Kita tidak bisa mengandalkan agama yang berbeda-beda yang dianut oleh warga negara, yakni agama-agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha atau Konghucu. Agama-agama seperti itu adalah agama partikular, yang hanya berfungsi sebagai acuan doktrinal bagi para pemeluknya. Agama-agama partikular hanya mampu memberikan kesetiaan partikular yang tertutup, bukan kesetiaan terbuka yang bersifat civic terhadap negara.
Pada awal tahun 1930, Jerman ditimpa depresi ekonomi yang berat. Hiperinflasi mencekik kehidupan rakyat banyak. Inilah gejolak politik yang mengakhiri republik Weimar dan melahirkan kekuasaan totaliter Nazi Jerman. Tetapi, yang paling menarik dari semuanya ialah bagaimana orang-orang Nazi mengeksploitasi depresi ekonomi untuk kepentingan mereka.
Bulan Juni, 44 tahun yang lalu, jalan-jalan yang panjang menuju Blitar dipenuhi oleh iring-iringan rakyat kecil; prosesi manusia yang bergerak dari gubuk-gubuk kecil, pematang-pematang sawah, jembatan-jembatan sungai, lorong-lorong yang kumuh. Tidak ada suara yel-yel yang memberitahu kepada kita kelompok politik apa mereka itu. Tembuslah kebisuan barisan mereka. Kita mendengar isak-tangis tertahan dan deraian air mata yang tak terbendung. Hari itu, pukul 07.00 pagi, manusia yang lahir dari keluarga miskin meninggal sebagai orang miskin; manusia yang mempersembahkan hidupnya untuk membebaskan rakyat menghembuskan nafasnya yang terakhir di penjara yang dibuat oleh rakyat yang dibebaskannya.
Ada satu kata yang harus kita ingat, setiap kali kita menghadapi Pemilu. Kata itu ialah Merdeka. Tanpa kemerdekaan tidak akan ada pemilu.Tanpa kemerdekaan kita tidak dapat memilih pemimpin yang kita kehendaki. Tanpa kemerdekaan kita tidak bisa ikut serta mengatur Negara.
![]() ISIS itu lahir di Syiria sebagai pecahan dari Jabhat al-Nusra. Jabhat al-Nusra adalah pasukan internasional yang terdiri dari relawan-relawan internasional yang dikirim oleh Saudi. Ada yang dikirim ke Afganistan membantu Taliban, ada yang dikirim ke Bosnia, dan ada juga yang dikirim ke Chechen di Rusia. Mereka itu kembali ke tanah air dan sewaktu-waktu dikirim oleh Saudi ke negara-negara yang dipandang perlu. |
Rasulullah saw bersabda:“Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.” Tema
All
Arsip
April 2024
|