Abu Khaitsamah, seorang di antara sahabat Rasulullah Saw. Di musim panas, sembilan tahun setelah hijrah. Hawa siang hari Madinah teramat menyiksa. Buah-buahan musim panas siap dipetik. Ini musim bercengkerama, menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga.
0 Comments
Puisi untuk KH Jalaluddin Rakhmat ini ditulis oleh putranya, Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat, sebagai persembahan dalam ulang tahun ke 68 tahun yang dibacakan saat Milad Kang Jalal, 28 Agustus 2016 di Aula Muthahhari Bandung. Berikut ini puisinya.
Islam adalah agama yang istimewa. Islam punya kitab suci yang terpelihara. Jutaan orang menghafal dan menghafalkannya. Islam punya seruan adzan yang tak pernah berhenti berkumandang. Islam punya Ka’bah Baitullah yang jantungnya tidak pernah berhenti berdetak. Selalu ada yang tawaf dan beribadah di sekitarnya. Islam punya Rasulullah Saw yang menjadi pengikat silsilah sejak Nabi Adam as hingga manusia akhir zaman. Dan Islam punya haji. Ibadah setahun sekali yang memberikan dampak besar bagi kemanusiaan.
Allamah Thabarsi adalah seorang mufassir. Ia menulis kitab tafsir Majma’ al-Bayan. Konon, tafsir itu ditulis karena nazar yang ia lakukan. Satu saat, ia ditemukan tak bernafas, tak bergerak. Keluarganya mengira ia sudah meninggal dunia. Maka, jasad dimandikan, dishalatkan, dikafani dan dimakamkan. Setelah dikuburkan itulah, Allamah terbangun. Ia mengalami apa yang sering disebut orang dengan mati suri. Ia tahu apa yang terjadi. Dalam kegelapan kuburan, dalam keadaan terikat kain kafan ia berdoa pada Allah Ta’ala. Ia bernazar, sekiranya Allah Ta’ala mengeluarkannya dari kuburan, ia akan menulis tafsir Al-Qur’an.
Sebagai mukjizat, setiap huruf Al-Qur’an menyimpan rahasia kehidupan. Demikian pula urutannya. Benarlah kita sebagai makhluk yang berada dalam kerugian. Berlalu sekian tahun dari usia, dan tidak bertambah keberkahan dari pemahaman terhadap kitab suci yang diturunkan.
“Dr Jalaluddin Rakhmat adalah satu-satunya orang Syiah di Indonesia yang menghasilkan karya tulis akademik tentang Syiah.” Demikian kata Prof Dr Ahmad M Sewang MA, promotor utama. Dr Jalaluddin Rakhmat adalah doktor bidang pemikiran Islam, doktor ke 364 UIN Alauddin Makassar, lama Studi 4 tahun 4 bulan 14 hari.
Seorang bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasulullah apakah berwudhu dari tempat khamar yang sudah dibersihkan lebih engkau cintai ataukah dari tempat yang biasanya orang-orang berwudhu? Nabi menjawab: Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah al-hanifiyyah. Sahabat bertanya lagi: apakah al-hanifiyyah itu? Nabi menjawab” al-samhah. Mereka bertanya lagi: apakah al-samhah itu? Nabi menjelaskan: al-Islam al-waasi’. Islam yang luas, Islam yang meluaskan. (Hilyat al-Awliya, 8:2003)
Alkisah, seorang anak ditanya oleh ayahnya. Sang ayah adalah seorang alim besar pada zamannya.
“Ingin jadi apakah kau ketika besar nanti?” “Aku ingin menjadi sepertimu” jawab si anak. “Salah besar anakku, bercita-citalah untuk meniru Imam Ja’far Shadiq. Dengan begitu, walaupun 1 % cita-citamu itu tercapai, engkau sudah jauh lebih baik dariku”. Hidup di negeri rantau, punya kisah tawa dan tangis. Keduanya, bisa karena suka ataupun duka. Itulah yang kurasakan. Pagi ini, sebuah kenyataan menghentak dan aku tak dapat bersuara. Kawan-kawan sekamar telah lebih dahulu berangkat kuliah. Aku terbangun. Tubuhku kaku, bukan karena ia tak dapat bergerak. Begitu sedikit saja aku beranjak, nyeri terasa menikamku di satu titik. Ingatanku melayang cepat. Apakah aku kena serangan jantung? Tak mungkin. Aku rasa aku sehat-sehat saja. Masuk angin? Sakitnya tak seperih ini. Aku tak dapat lagi bergerak. Pasrah. Tak mampu bersuara. Tak ada juga kawan di dekat berbagi rasa. Tuhan, aku milikmu…
|
Rasulullah saw bersabda:“Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.” Tema
All
Arsip
April 2024
|