Surah Al-Kautsar ini (termasuk) surat Makkiyah, terdiri dari tiga ayat, diturunkan setelah surat Al-‘Adiyat. Hubungan surat ini dengan surat sebelumnya (surat Al-Ma‘un), adalah bila Allah menjelaskan dalam surat terdahulu tentang orang yang mendustakan agama dengan empat macam sifat, yaitu al-bukhl (bakhil), tidak mau melakukan salat, riya, dan tidak mau memberikan pertolongan, maka dalam surat Al-Kautsar Allah menyebutkan sifat-sifat yang dikaruniakan kepada Rasulullah Saw berupa kebaikan dan keberkahan. Disebutkan bahwa beliau diberi Al-Kautsar, yang berarti kebaikan yang banyak, dorongan untuk melakukan salat dan membiasakan-nya, ikhlas dalam melakukannya dan bersedekah kepada kaum fuqara.
0 Comments
Seorang bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasulullah apakah berwudhu dari tempat khamar yang sudah dibersihkan lebih engkau cintai ataukah dari tempat yang biasanya orang-orang berwudhu? Nabi menjawab: Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah al-hanifiyyah. Sahabat bertanya lagi: apakah al-hanifiyyah itu? Nabi menjawab” al-samhah. Mereka bertanya lagi: apakah al-samhah itu? Nabi menjelaskan: al-Islam al-waasi’. Islam yang luas, Islam yang meluaskan. (Hilyat al-Awliya, 8:2003)
Pada zaman Abdullāh bin Zubair, Abdullāh anak ‘Umar memberikan fatwa tentang hajji tamattu’ berdasarkan ayat Al-Quran dan sunnah Rasulullah saw. Orang-orang berkata kepada Ibnu ‘Umar: “Mengapa engkau menentang bapakmu, padahal ia telah melarang haji tamattu’.” Ibnu ‘Umar berkata :
Alkisah, seorang anak ditanya oleh ayahnya. Sang ayah adalah seorang alim besar pada zamannya.
“Ingin jadi apakah kau ketika besar nanti?” “Aku ingin menjadi sepertimu” jawab si anak. “Salah besar anakku, bercita-citalah untuk meniru Imam Ja’far Shadiq. Dengan begitu, walaupun 1 % cita-citamu itu tercapai, engkau sudah jauh lebih baik dariku”. Hidup di negeri rantau, punya kisah tawa dan tangis. Keduanya, bisa karena suka ataupun duka. Itulah yang kurasakan. Pagi ini, sebuah kenyataan menghentak dan aku tak dapat bersuara. Kawan-kawan sekamar telah lebih dahulu berangkat kuliah. Aku terbangun. Tubuhku kaku, bukan karena ia tak dapat bergerak. Begitu sedikit saja aku beranjak, nyeri terasa menikamku di satu titik. Ingatanku melayang cepat. Apakah aku kena serangan jantung? Tak mungkin. Aku rasa aku sehat-sehat saja. Masuk angin? Sakitnya tak seperih ini. Aku tak dapat lagi bergerak. Pasrah. Tak mampu bersuara. Tak ada juga kawan di dekat berbagi rasa. Tuhan, aku milikmu…
Akhir-akhir ini, seiring dengan maraknya perbincangan ijazah palsu yang merebak di Indonesia, muncul kembali fitnah terhadap Dr. KH. Jalaluddin Rakhmat. Salah satu fitnah yang kembali disebarkan di media online dan juga media sosial adalah tudingan bahwa Ketua Dewan Syura IJABI tersebut memiliki ijazah palsu. Berikut klarifikasinya.
Dalam Kitab Matsnawi, Jalaluddin Rumi bercerita: Dahulu, ada seorang muadzin bersuara jelek di sebuah negeri kafir. Ia memanggil orang untuk shalat. Banyak orang memberi nasihat kepadanya: Janganlah kamu memanggil orang untuk shalat. Kita tinggal di negeri yang mayoritas bukan beragama Islam. Bukan tidak mungkin suara kamu akan menyebabkan terjadinya kerusuhan dan pertengkaran antara kita dengan orang-orang kafir. Tetapi muadzin itu menolak nasihat banyak orang. Ia merasa bahagia dengan melantunkan adzannya yang tidak bagus itu di negeri orang kafir. Ia merasa mendapat kehormatan untuk memanggil shalat di satu negeri di mana orang tak pernah shalat.
|
Rasulullah saw bersabda:“Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.” Tema
All
Arsip
April 2024
|