Seorang demi seorang keluarga Imam Husain gugur. Putra-putra Aqil berjatuhan. Begitu pula Awn dan Muhammad. Dua orang putra Zainab, dibunuh di hadapan ibunya. Pasukan musuh mengepung Imam Husain dengan ketat. Pikiran Zainab kalut. Ia hampir tidak dapat menahan prahara yang bertubi-tubi menghantamnya. Tanpa diketahuinya, Al-Qasim, putra Al-Hasan, sudah keluar dari kemah. Ia masih sangat muda. Wajahnya molek, jernih, dan menampakkan kesegaran anak remaja. Ia memakai sarung dan sepasang sandal yang sebuah talinya sudah putus. Dengan berani ia menentang orang-orang yang haus darah itu. Tapi, apa artinya perlawanan anak kecil itu? Sebentar kemudian sebuah pedang mengenai kepalanya. Anak itu menjerit, “Aduh Paman....” Zainab terkejut, ia mendekati Al-Qasim.
0 Comments
Kita datang ke Madinah untuk berziarah kepada Rasul yang agung. Tapi masih sanggupkah kita mengucapkan shalawat dan salam kepadanya, sedangkan duka nestapa mengiris-iris jantung kita. Masih mungkinkah kita tertawa, padahal putri Rasul tidak pernah tersenyum lagi setelah itu.
Sekarang kita berada di Madinah Al-Munawwarah. Adzan Maghrib sudah dikumandangkan. Matahari sudah tenggelam dan gemintang bermunculan di langit Madinah yang jernih. Dari penduduk Madinah kita mendengar berita yang mencemaskan. Nabi yang tercinta menderita sakit. Berkali-kali ia pingsan. Di dalam rumahnya yang sempit dan sederhana, para pelayat berdesakan.
Kita akan bergabung dengan kafilah umat manusia menembus ruang dan waktu. Kita akan menjelajah sejarah, kembali ke seribu empat ratus tahun yang lalu, ke zaman Rasulullah saw. Lihatlah, kafilah kita sudah memasuki kota Madinah. Pohon-pohon kurma yang hijau sudah kelihatan. Dalam naungan pohon kurma, kita melihat mesjid Kuba, mesjid yang pertama dibangun di atas dasar taqwa.
![]() Pada 10 Zulhijjah, dari atas untanya, Nabi Muhammad SAW menyampaikan khutbah. Usai khutbah, seseorang bertanya, “Saya berziarah dulu (tawaf) ke Baitullah, setelah itu saya melempar jumrah?” Beliau berkata: “If’al, la haraj (lakukan saja, tidak ada salahnya).” Yang lain berkata, “Saya bercukur dulu sebelum menyembelih.” Beliau berkata: “Lakukan saja, tidak ada salahnya.” Yang lain bertanya lagi, “Saya menyembelih sebelum melempar?” Beliau berkata: “Lakukan saja, tidak ada salahnya.” Kata Abdullah bin Umar, “Setiap Nabi SAW ditanya tentang sesuatu yang didahulukan atau diakhirkan, beliau selalu berkata:“If’al, la haraj (lakukan saja, tidak ada salahnya).” (Shahih al-Bukhari, Kitab al-Hajj). Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Ali Sayyidina Muhammad Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan pada setiap keadaan. Akhirnya, setelah sekian lama, dua orang yang paling ditunggu kiprah dan terobosannya di era pandemi ini terlihat juga. Yang terhormat Bapak Menteri Kesehatan dan Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ya, kita seakan-akan rindu kehadiran mereka. Sebagai rakyat kebanyakan, saya menduga Pak Presiden memilih kedua tokoh ini karena prestasi mereka yang out of the box. Pak Presiden ingin memberikan warna baru di dua bidang ini: Kesehatan dan Pendidikan. Pada tahun-tahun pertama masa sekolahnya, Hitler cukup berprestasi. Nilai-nilainya lumayan, ia banyak kawan. Pada suatu saat, ayahnya menyuruhnya mempersiapkan diri untuk menjadi pegawai negeri. Hitler tidak setuju. Ayahnya menginginkan ia memasuki sekolah teknik, Hitler memilih Gymnsium karena ingin menjadi seniman. Dalam konflik generasi ini, nilai-nilai Hitler jatuh. Ia tidak lulus ujian masuk ke Akademi Seni di Wina. Pada puncak konflik, ayahnya jatuh di jalanan dan meninggal.
Beredar isu macam-macam tentang sekolah-sekolah Muthahhari. Ada yang tanya bahwa anak-anak di Muthahhari shalatnya ketika rukuk, mereka lakukan sambil berputar. Ada lagi yang bilang, shalatnya bisa sambil minum. Ada juga yang mengatakan anak-anak Muthahhari tak shalat Ashar. Semua keliru. Semua isu. Datang saja ke Sekolah dan lihat sendiri kenyataannya, ketimbang mendengar kabar dari sini dan sana.
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma Shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Ali Sayyidina Muhammad Di perbatasan Yordania menuju Saudi, bus yang saya tumpangi berhenti. Bersama kawan-kawan mahasiswa, kami berangkat umrah ke tanah suci. Rupanya, di dalam bus, ada sepasang suami istri. Mereka membawa seorang bayi, masih merah dibalut kain putih yang bersih. Belakangan kami ketahui, mereka imigran Libanon yang tinggal di Perancis. Awalnya, ibu jabang bayi ingin tawaf ketika hamil di Baitullah. Takdir berkata lain. Bayi itu lahir di perjalanan. Karena satu dan lain hal, hanya surat tanda lahir dari rumah sakit yang jadi dokumen perjalanan. Bayi itu belum disertakan di dalam paspor. |
Rasulullah saw bersabda:“Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.” Tema
All
Arsip
April 2024
|