Kita tahu Hitler kemudian berkuasa. Ia membenci semua orang yang pernah dikaguminya di masa sengsara–Yahudi, orang Austria, Marxis, Sosialis, Tokoh Buruh. Ia tidak menyenangi parlemen-karena ia pernah menyaksikan perdebatan mereka dengan rasa iri. Parlemen menghancurkan gagasan kepemimpinan. Walaupun begitu, partai yang didirikannya diberi nama National-Sozialismus (disingkat NAZI). Ketika ia berkuasa, ia menghimpun seluruh rasa bersalah dan frustasi masa lalunya. Ia membunuh jutaan Yahudi, menangkapi orang-orang yang menentangnya, dan meledakan perang dunia ke dua.
Masa lalu Hitler boleh jadi dialami banyak saudara-saudara kita. Pedagang asongan yang dikejar-kejar, para drop outs sekolah atau Universitas, atau siapa saja yang memandang kemewahan saudara-saudara sebangsanya dengan kagum dan benci. Siapa yang sanggup menjamin bahwa tidak akan ada di antara mereka yang menjadi Adolf Hitler? ***
KH DR Jalaluddin Rakhmat, Ketua Dewan Syura IJABI