Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

​Aku Rindukan Doamu

22/11/2017

0 Comments

 
Aku rindukan doamu, ya Rasul Allah
Pada hari-hari terakhirmu
Kau tinggalkan kenangan indah bagi para sahabatmu
Kau bersihkan hati salah seorang sahabatmu
Dengan doa pamungkasmu
Duhai beruntungnya dia. Anugerah apa lagi yang lebih besar daripada doamu, yang tanpamu tidak akan diciptakan alam semesta. Doa yang pasti dikabulkan Tuhan yang Mahakasih. Doa yang menembus alam malakut dan mengubah qadha takwini. Senjata mukmin engkau tawarkan kepada sahabatmu sebelum kau tinggalkan mereka. Kauangkat tanganmu, kaualirkan doamu kau masukkan ke segenap urat nadinya kau bersihkan segenap relung kalbunya, dengan kesejukan pensucian.
    
“Ya Allah, anugerahkan kepadanya ketulusan dan keimanan. Jauhkan dari dirinya segala macam keburukan.”

Duhai beruntungnya sahabatmu, ya Rasul Allah!
Karena aku percaya engkau masih hidup dan doamu menaburkan kasih sayang, bukan hanya pada para sahabatmu yang sezaman denganmu, tetapi dengan seluruh makhluk selama-lamanya, sepanjang terjadi pergiliran siang dan malam; izinkan aku bersimpuh di kakimu, mencium semerbak wewangian rahmatmu, dan membasahi kakimu dengan airmataku. Aku ingin onggokkan beban malu di hadapan kakimu. Beban yang telah aku tanggung sepanjang hidupku.

Engkau tahu semua amalku. Bukankah Tuhan berkata: _Allah dan Rasul-Nya akan melihat amal-amalmu._ Ya Rasul Allah, pandanglah daku sejenak saja! _Nazrah ilayya maa anta illa kanzul ‘athiyyah!_ Pandanglah daku sejenak saja. Bukankah engkau sumber segala anugerah!

Doakan aku ya Rasul Allah!

Kau berdiri di hadapan para sahabatmu, menyampaikan salam perpisahanmu, dan setelah itu kau kembali kepada Kekasih abadimu pada usia 63 tahun. Usia itu sudah kulewati ya Rasul Allah. Dalam hitungan hijriyah, sudah tujuh tahun aku lewati. Beberapa bulan lagi, usiaku genap 70 tahun. Sebentar lagi aku menyusulmu dan berharap disambut senyummu. Tetapi ke mana aku sembunyikan mukaku, ya Nabi Rahmah? Wahai Nabi Kasihsayang?

dzunuubi mitslu a'daadir rimaali
fahablii taubatan yaa dzaljalaali
wa'umrii naaqishun fii kulliyaumi
wa dzambii zaa-idum kaifahtimali

Dosa-dosaku sebanyak pasir di sahara
Berikan aku ampunan, wahai Yang Mahakuasa
Setiap hari umurku berkurang
Tetapi dalam dosaku aku malah berkubang
Bagaimana aku sanggup memikulnya!

Aku berharap kalau sudah sampai waktuku, ketika aku lepaskan nafas pamungkas, ketika aku dicekik kehausan, aku ingin kiranya engkau ya Rasul Allah, ya Nabiyyar Rahmah, menjulurkan minuman dengan tangan sucimu ke mulutku, sehingga aku tidak akan haus lagi selama-lamanya. Ya Nabiyyar rahmah, tapi bagaimana mungkin mulutku mendapat kehormatan menyentuh cawanmu, kalau mulut itu telah menghamburkan kata-kata yang meracuni kehidupan sesamaku, telah menyakiti umatmu, dan -ma’adzallah- melukai perasaan para pecintamu. Aku takut ketika cawan itu sudah mendekati mulutku, kau campakkan lagi karena kaucium bau ghibah, fitnah, caci maki, dan umpatan.

Alangkah beruntungnya Abu Zaid Al-Anshari.Kau panggil anak muda itu ke dekatmu. Kauusap dengan tanganmu yang mulia kepalanya dan janggutnya. Kaudoakan dia: Allahumma jammilhu wa adim jamaalah. Ya Allah, cakapkan dia dan abadikan kecakapannya. Seratus tahun setelah itu, mukanya masih tampak muda, tanpa kerutan kulit dan tanpa kantong di bawah matanya. Tanpa uban pula di kepalanya.

Alangkah beruntungnya Jarir. Ia berusaha menjadi penunggang kuda, tetapi selalu tergelincir. Kaujulurkan tanganmu. Kausentuh dadanya. Kautinggalkan serpihan cahaya di situ selama-lamanya. Jarir bangga, karena sentuhan itu. Sentuhan kasih dari Kekasih yang Mahakasih. Kauangkat tanganmu dan kau berdoa: Ya Allah, teguhkan dia, dan jadikan dia pemberi petunjuk yang mendapat petunjuk. Ya Nabiyyar Rahmah, berkat doamu, ia tidak jatuh dari kudanya dan tidak tidak pernah lagi tergelincir hatinya.

Ya Rasul Allah, usapkan tanganmu kepadaku. Doakan aku seperti kaudoakan Abu Zaid. Tapi karena usia lanjutku, doakan aku agar Allah senantiasa mempercantik akhlakku saja. Doakan aku seperti kau doakan Jarir. Doakan aku agar Allah meneguhkan langkah-langkahku, mengokohkan keimananku, dan menjaga ketergelinciran hatiku.
Doakan aku, ya Rasul Allah

Ya Rasul Allah, aku ingin sekali kau letakkan tanganmu yang suci di atas kepalaku, seperti dahulu kauusapkan tanganmu di kepala sahabatmu atau seperti kausentuhkan jemarimu di dada mereka. Tak usah kaubelai aku, ya Nabiyyar Rahmah. Terlalu agung buatku. Satu usapan saja, sehingga ketika ubun-ubunku dihentakkan oleh malakal maut, ruhku berada dalam kehangatan kasihsayangmu. Tapi… aku takut, kaulewatkan kepalaku dan kauusap kepala-kepala yang lain, karena kautahu kepalaku dipenuhi angan-angan hampa, kecintaan kepada dunia, dan kealpaan akan akhirat; karena kautahu dadaku menyimpan rencana-rencana jahat untuk merampas hak orang lain, untuk melepaskan kedengkian kepada sesama, dan memupuk kebanggaan diri dan kesombongan.

Doakan aku, ya Rasul Allah

Di tengah padang sahara, kaulihat sosok, yang berubah dari titik hitam menjadi garis lurus. Ia berjalan terseok-seok, memikul beban di punggungnya seperti Bilal yang ditekan batu besar di perutnya. Sesekali angina gurun menyembunyikannya dalam putaran debu. Jelas bukan Bilal, karena kau sudah hijrah ke Madinah. Ketika matahari mulai naik, kau berkata lembut: _Kun Aba Dzar_ Mudah-mudahan Abu Dzar. Semua kepala mengangguk.

Abu Dzar tersungkur di hadapan Nabi Rahmah. Bibirnya pecah, tenggorokannya kering, dan nafasnya tersengal. “Beri Abu Dzar minuman. Ia kehausan,” sabdamu. Tapi Abu Dzar mengambil wadah air dari punggungnya, dan mempersembahkannya kepadamu.

“Kamu bawa air dan kamu kehausan, ya Aba Dzar.”

“Benar,  ya Rasul Allah. Pada tiga hari perjalanan, aku menemukan bebatuan, di dalamnya ada cekungan yang menampung air hujan. Aku mencicipinya. Air dingin yang sangat menyegarkan. Tapi aku urungkan niatku untuk terus minum. Aku berjanji aku tidak akan meminumnya lagi sampai cintaku, kekasihku, meminumnya.” Kau tersenyum dan aku tidak tahu apakah kau bernubuat atau berdoa:

“Ya Aba Dzar, semoga Allah menyayangimu. Kau akan hidup sendirian, mati sendirian, dibangkitkan sendirian, dan masuk surga sendirian.”

Ia diasingkan dari tempat tinggalnya. Ia dibuang ke tengah sahara. Ia dibakar panas mentari siang dan dibekukan angin malam. Ia hidup sendirian. Dalam kesepian gurun pasir, ia merasa hidup bersamamu dengan segenap jiwa raganya. Dan akhirnya, ia mati sendirian. Ia dihukum penguasa karena satu dosa saja: Ia menjalankan pesanmu. Katakan kebenaran walaupun pahit!

Doakan aku, ya Rasul Allah

Aku ingin kaudoakan aku seperti kaudoakan Abu Dzar. Tetapi sanggupkah aku mencintaimu seperti dia, mengarungi padang pasir kehidupan, menanggung derita kesendirian, karena kecaman, tuduhan, dan hantaman….. dari kerabat dan teman-teman; karena ingin menyampaikan secuil kebenaran, menyorotkan satu serpihan cahaya, menjajakan lilin-lilin kecil di tengah-tengah kegelapan kepalsuan. Pada saat aku menyendiri, ketika musuh-musuhku menusukkan pedang kedengkiannya, ketika karib kerabatku menajamkan pandangan kekecewaannya, aku ingin mengukir mimpi: Aku ingin mempersembahkan sejemput kecil cintaku padamu. Biarkan aku, ya Nabiyyar Rahmah, menyapukan air mata kehinaannku, dalam debu-debu kemuliaanmu!

Doakan aku, ya Rasul Allah.

​by Ustadz Jalaluddin Rakhmat

Haul (Syahadah) Baginda Nabi saw. Imam Hasan as dan Imam Ali Ridha as di Aula Muthahhari, 19 November 2017.
 

0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Amal
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Fitrah
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadiah
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Nano Warno
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Qanaah
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waktu
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    April 2024
    March 2024
    November 2023
    October 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.