Ketika Harlow menyampaikan ceramahnya di pertemuan American Psychology Association pada tahun 1968, ada seorang ibu berkata, “Saya jadi tahu sekarang, apa yang tidak beres pada diri saya. Saya adalah ibu kawat.”
Berikutnya, selain penemuan Harlow tentang ibu kawat dan ibu hangat, ada penemuan menakjubkan lain yang membuat saya terharu.
Alkisah ada seorang ahli neurosains bernama Jim Fallon. Dia adalah ahli otak, dan menemukan bahwa semua penyakit dan kelainan berasal dari otak. Jim Fallon meneliti otak semua psikopat dengan cara melakukan scanning dan mengelompokkannya sesuai dengan karakteristiknya. Ternyata, dia menemukan ada kesamaan ciri pada otak mereka. Terlihatlah bahwa orang yang jahat, khususnya pembunuh berantai, memiliki otak dengan struktur yang spesifik. Orang yang “normal” pun memiliki ciri otak yang spesifik. Sebagai perbandingan, dia meneliti struktur otak anggota keluarganya, termasuk otaknya sendiri. Alangkah terkejutnya Jim Fallon ketika menemukan bahwa struktur otaknya berbeda dengan anggota keluarganya, tapi sama dengan otak para pembunuh berantai. Dia nyaris tidak mampu mengabarkan penemuan ini kepada istrinya.
Suatu ketika, Jim mengunjungi ibunya yang sudah tua. Dia menceritakan penemuannya itu kepada ibunya. Dia bercerita bahwa berdasarkan temuannya, penyebab seseorang menjadi jahat ada beberapa faktor. Yang pertama berasal dari jenis otak. Ada bagian otak yang bernama orbital cortex, yang berfungsi untuk mengatur perbuatan yang baik dan buruk. Pada otak para psikopat, bagian itu tidak mengalami aktivasi.
Yang kedua adalah faktor genetis. Jika leluhur kita ada keturunan penjahat, maka besar kemungkinan kita juga jadi jahat. Jim terkejut karena ibunya berkata, “Coba kamu selidiki silsilah keluarga kita.”
Setelah diselidiki, Jim Fallon menemukan bahwa buyut dari buyutnya ternyata pembunuh, dan keturunannya yang ke sekian pernah membunuh bapaknya dan saudara perempuannya. Ada salah satu nenek moyangnya yang digantung karena kejahatannya. Ada pula di antara mereka yang jadi pembunuh berdarah dingin, dan membunuh ibunya dengan kampak. Singkat cerita, Jim Fallon berasal dari keluarga pembunuh.
Dia panik bukan kepalang. Semuanya penelitiannya mengarah pada kesimpulan bahwa dia adalah pembunuh alami, dan ditakdirkan Tuhan untuk membunuh.
Kemudian, dia jadi bertanya-tanya. Dengan kondisi otak yang sama persis dengan otak para pembunuh itu, alih-alih jadi penjahat, dia justru jadi ahli neurosains.
Dia meneliti lebih jauh dan menemukan bahwa di dalam tubuh kita ada sejenis gen yang bernama gen prajurit. Gen itu yang mendorong kita melakukan pembunuhan atau tindakan-tindakan kekerasan. Jim Fallon jadi mengerti, mengapa ketika melukis, lukisannya selalu menakutkannya. Rupanya, itu adalah pengaruh gen yang ada dalam dirinya.
Meskipun begitu, ada faktor tidak ilmiah yang ternyata mampu menghapuskan pengaruh buruk kerusakan otak dan gen prajurit itu. Ketika membuka-buka album foto, dia menemukan bahwa faktor tidak ilmiah yang menghapus pengaruh jahat di dalam dirinya itu adalah kasih sayang. Dari foto itu dia melihat bahwa sejak kecil, dia memperoleh limpahan kasih sayang dari orang tuanya. Dia disayangi oleh ibu dan ayahnya, juga saudara-saudaranya. Diamatinya dalam semua foto masa kecilnya, dia selalu tersenyum bahagia. Dia bahkan tidak ingat, kapan dia pernah menderita pada waktu kecil.
Jadi, mungkin kita punya warisan jahat dari orang-orang tua kita dulu, mungkin juga kita punya gangguan otak, atau kerusakan otak. Tetapi, seluruh kerusakan otak itu bisa terhapus dan tidak menimbulkan kejahatan, jika masa kecil kita dipenuhi dengan limpahan kasih sayang dari orang-orang di sekitar kita.
Setelah Jim Fallon kita jumpai seorang penyanyi rock n roll, Eric Clapton. Dia dilahirkan ketika ibunya berumur 16 tahun, karena hubungan di luar nikah dengan tentara yang datang dari Kanada. Saat masih kecil, dia ditinggalkan oleh orang tuanya dan diasuh oleh kakek dan neneknya. Dia beruntung, kakeknya memberikan kasih sayang yang melimpah, dan nenek tirinya pun menyayanginya sepenuh hati. Kemampuan musiknya dilatih dan dikembangkan, sehingga dia menjadi penyanyi rock n roll terbesar di abad ini.
Dengan lagunya, Eric Clapton berbagi tentang perasaan anak-anak yang tidak punya ibu, atau tidak memperoleh kasih sayang ibu. Coba kita simak salah satu lagu ciptaannya, yang berjudul “Motherles Child”.
Jika aku memperlakukan kamu dengan buruk, Sayangku,
Sama sekali aku tak bermaksud buruk.
Aku ini anak yang tak beribu,
Aku tak tahu membedakan yang buruk dan benar.
Dia juga ingat, ibunya sering meninggalkan dia saat dia masih kecil. Inilah harapannya pada ibunya:
Katakan padaku, Mama yang cantik, tadi malam kamu tidur di mana?
Kau tidak pulang, baru datang setelah hari siang.
Eric Clapton bercerita tentang anak yang kehilangan ibunya. Secara biologis dia mempunyai ibu, tapi ibunya tidak memberikan kasih sayang kepadanya. Jika anak seperti ini selamat, tidak menjadi penjahat, itu pasti karena dia memperoleh pengganti ibunya, yaitu orang-orang yang menyayanginya.
Bagaimana jika kita melihat hal ini dari sisi agama? Sebetulnya agama itu terdiri dari dua inti. Pertama bertaqwa kepada Allah, dan kedua adalah menyambungkan kasih sayang. Kita tidak diperintahkan untuk menyebarkan kasih sayang. Yang diperintahkan kepada kita adalah menyambungkan kasih sayang. Setiap diri kita diberi oleh Allah kemampuan untuk menyambungkan kasih sayang. Setiap anak sudah dibekali oleh Allah kemampuan untuk itu, sebagaimana manusia dibekali alat pencernaan untuk mengolah makanan. Otak kita dikaruniai kemampuan untuk menyerap kasih sayang dan untuk menyambungkannya.
Allah menyebutkan perintah menyambungkan kasih sayang ini di dalam Alquran, di dalam Surat Muhammad:
“Bukankah kamu jika berpaling dari agama, maka kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi dan memutus-mutuskan sambungan kasih sayang”
Penyebab kerusakan di bumi adalah putusnya kasih sayang itu. Kita telah berpaling dari ajaran agama kita, yang menyuruh kita menegakkan agama atas dasar kasih sayang. Apa akibatnya orang jika sudah memutuskan kasih sayang?
“Orang-orang yang memutuskan silaturahmi adalah orang-orang yang dilaknat Allah, dan Allah tulikan pendengaran mereka, dan Allah butakan pandangan mereka”
Dalam istilah neurosains, Allah men-deaktifkan orbital cortex mereka. Perlahan fungsinya akan hilang, dan ini terjadi pada orang-orang yang terbiasa memutuskan silaturahmi.
Sebagai penutup, saya akan sampaikan terjemahan puisi tentang kasih kulit binatang.
Kulit badak terkenal karena kerasnya. Namun bagi anaknya, inilah kulit yang dipenuhi cinta kasih. Dari setiap sentuhan, setiap pelukan, setiap dorongan, dan setiap desakan, melahirkan jutaan cinta.
Kulit buaya juga paling kasar. Tapi sekasar-kasarnya kulit buaya, tetap paling lembut bagi anaknya. Dia tidak bisa hidup normal, tanpa sentuhan kulit kasar ibunya.
Kulit gajah membimbing anaknya berjalan bersamanya, Walau tangan ibunya pendek, kulitnya dipenuhi kehangatan. Pesona dan sentuhan ibu pada kulit bayi, menggetarkan jantung yang bergetak di dalamnya.***
SUMBER transkrip dari pengajian ahad, 16 Oktober 2012