Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Apa yang Memicu Depresi? (bagian dua) [by KH Jalaluddin Rakhmat]

8/8/2020

0 Comments

 
Apa yang memicu depresi mereka? Mari kita lihat penelitian Harry Harlow, psikolog yang melakukan percobaan monyet yang dikandangkan dengan ibu kawat dan ibu hangat. Ibu kawat terbuat dari kawat dan hanya memberikan monyet itu susu. Ibu hangat dilengkapi dengan bulu-bulu yang nyaman. Ternyata, monyet kecil itu hanya mendatangi ibu kawat ketika lapar. Dia akan menghabiskan waktunya dengan ibu yang hangat. Ketika dihadapkan pada situasi yang menakutkan, monyet itu lari mencari perlindungan ke ibu hangat. Monyet yang dibesarkan tanpa kehangatan seorang ibu akan menderita, selalu ketakutan, tidak bisa menjelajah tempat-tempat baru, dan banyak menderita penyakit psikologis.
​
Harlow melakukan penelitian untuk mengukur cinta. Dia mencari, mana yang paling diperlukan anak-anak itu, cinta atau makanan. Dan ternyata, mereka lebih bisa hidup dengan cinta daripada hanya dengan makanan. Artinya, manusia bisa hidup dengan makanan sederhana, tapi tetap bahagia ketika dia punya cinta. Bahkan, sebenarnya manusia tak bisa hidup tanpa cinta. Lebih dari itu, anak-anak yang depresi bermunculan karena mereka dibesarkan tanpa cinta ibu.
 
Ketika Harlow menyampaikan ceramahnya di pertemuan American Psychology Association pada tahun 1968, ada seorang ibu berkata, “Saya jadi tahu sekarang, apa yang tidak beres pada diri saya. Saya adalah ibu kawat.”
 
Berikutnya, selain penemuan Harlow tentang ibu kawat dan ibu hangat, ada penemuan menakjubkan lain yang membuat saya terharu.
 
Alkisah ada seorang ahli neurosains bernama Jim Fallon. Dia adalah ahli otak, dan menemukan bahwa semua penyakit dan kelainan berasal dari otak. Jim Fallon meneliti otak semua psikopat dengan cara melakukan scanning dan mengelompokkannya sesuai dengan karakteristiknya. Ternyata, dia menemukan ada kesamaan ciri pada otak mereka. Terlihatlah bahwa orang yang jahat, khususnya pembunuh berantai, memiliki otak dengan struktur yang spesifik. Orang yang “normal” pun memiliki ciri otak yang spesifik. Sebagai perbandingan, dia meneliti struktur otak anggota keluarganya, termasuk otaknya sendiri. Alangkah terkejutnya Jim Fallon ketika menemukan bahwa struktur otaknya berbeda dengan anggota keluarganya, tapi sama dengan otak para pembunuh berantai. Dia nyaris tidak mampu mengabarkan penemuan ini kepada istrinya.
 
Suatu ketika, Jim mengunjungi ibunya yang sudah tua. Dia menceritakan penemuannya itu kepada ibunya. Dia bercerita bahwa berdasarkan temuannya, penyebab seseorang menjadi jahat ada beberapa faktor. Yang pertama berasal dari jenis otak. Ada bagian otak yang bernama orbital cortex, yang berfungsi untuk mengatur perbuatan yang baik dan buruk. Pada otak para psikopat, bagian itu tidak mengalami aktivasi.
 
Yang kedua adalah faktor genetis. Jika leluhur kita ada  keturunan penjahat, maka besar kemungkinan kita juga jadi jahat. Jim terkejut karena ibunya berkata, “Coba kamu selidiki silsilah keluarga kita.”
 
Setelah diselidiki, Jim Fallon menemukan bahwa buyut dari buyutnya ternyata pembunuh, dan keturunannya yang ke sekian pernah membunuh bapaknya dan saudara perempuannya. Ada salah satu nenek moyangnya yang digantung karena kejahatannya. Ada pula di antara mereka yang jadi pembunuh berdarah dingin, dan membunuh ibunya dengan kampak. Singkat cerita, Jim Fallon berasal dari keluarga pembunuh.
 
Dia panik bukan kepalang. Semuanya penelitiannya mengarah pada kesimpulan bahwa dia adalah pembunuh alami, dan ditakdirkan Tuhan untuk membunuh.
 
Kemudian, dia jadi bertanya-tanya. Dengan kondisi otak yang sama persis dengan otak para pembunuh itu, alih-alih jadi penjahat, dia justru jadi ahli neurosains.
 
Dia meneliti lebih jauh dan menemukan bahwa di dalam tubuh kita ada sejenis gen yang bernama gen prajurit. Gen itu yang mendorong kita melakukan pembunuhan atau tindakan-tindakan kekerasan. Jim Fallon jadi mengerti, mengapa ketika melukis, lukisannya selalu  menakutkannya. Rupanya, itu adalah pengaruh gen yang ada dalam dirinya.
 
Meskipun begitu, ada faktor tidak ilmiah yang ternyata mampu menghapuskan pengaruh buruk kerusakan otak dan gen prajurit itu. Ketika membuka-buka album foto, dia menemukan bahwa faktor tidak ilmiah yang menghapus pengaruh jahat di dalam dirinya itu adalah kasih sayang. Dari foto itu dia melihat bahwa sejak kecil, dia memperoleh limpahan kasih sayang dari orang tuanya. Dia disayangi oleh ibu dan ayahnya, juga saudara-saudaranya. Diamatinya dalam semua foto masa kecilnya, dia selalu tersenyum bahagia. Dia bahkan tidak ingat, kapan dia pernah menderita pada waktu kecil.
 
Jadi, mungkin kita punya warisan jahat dari orang-orang tua kita dulu, mungkin juga kita punya gangguan otak, atau kerusakan otak. Tetapi, seluruh kerusakan otak itu bisa terhapus dan tidak menimbulkan kejahatan, jika masa kecil kita dipenuhi dengan limpahan kasih sayang dari orang-orang di sekitar kita.
 
Setelah Jim Fallon kita jumpai seorang penyanyi rock n roll, Eric Clapton. Dia dilahirkan ketika ibunya berumur 16 tahun, karena hubungan di luar nikah dengan tentara yang datang dari Kanada. Saat masih kecil, dia ditinggalkan oleh orang tuanya dan diasuh oleh kakek dan neneknya. Dia beruntung, kakeknya memberikan kasih sayang yang melimpah, dan nenek tirinya pun menyayanginya sepenuh hati. Kemampuan musiknya dilatih dan dikembangkan, sehingga dia menjadi penyanyi rock n roll terbesar di abad ini.
 
Dengan lagunya, Eric Clapton berbagi tentang perasaan anak-anak yang tidak punya ibu, atau tidak memperoleh kasih sayang ibu. Coba kita simak salah satu lagu ciptaannya, yang berjudul “Motherles Child”.
 
Jika aku memperlakukan kamu dengan buruk, Sayangku,
Sama sekali aku tak bermaksud buruk.
Aku ini anak yang tak beribu,
Aku tak tahu membedakan yang buruk dan benar.
 
Dia juga ingat, ibunya sering meninggalkan dia saat dia masih kecil. Inilah harapannya pada ibunya:
 
Katakan padaku, Mama yang cantik, tadi malam kamu tidur di mana?
Kau tidak pulang, baru datang setelah hari siang.
 
Eric Clapton bercerita tentang anak yang kehilangan ibunya. Secara biologis dia mempunyai ibu, tapi ibunya tidak memberikan kasih sayang kepadanya. Jika anak seperti ini selamat, tidak menjadi penjahat, itu pasti karena dia memperoleh pengganti ibunya, yaitu orang-orang yang menyayanginya.
 
Bagaimana jika kita melihat hal ini dari sisi agama? Sebetulnya agama itu terdiri dari dua inti. Pertama bertaqwa kepada Allah, dan kedua adalah menyambungkan kasih sayang. Kita tidak diperintahkan untuk menyebarkan kasih sayang. Yang diperintahkan kepada kita adalah menyambungkan kasih sayang. Setiap diri kita diberi oleh Allah kemampuan untuk menyambungkan kasih sayang. Setiap anak sudah dibekali oleh Allah kemampuan untuk itu, sebagaimana manusia dibekali alat pencernaan untuk mengolah makanan. Otak kita dikaruniai kemampuan untuk menyerap kasih sayang dan untuk menyambungkannya.
 
Allah menyebutkan perintah menyambungkan kasih sayang ini di dalam Alquran, di dalam Surat Muhammad:
 
“Bukankah kamu jika berpaling dari agama, maka kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi dan memutus-mutuskan sambungan kasih sayang”
 
Penyebab kerusakan di bumi adalah putusnya kasih sayang itu. Kita telah berpaling dari ajaran agama kita, yang menyuruh kita menegakkan agama atas dasar kasih sayang. Apa akibatnya orang jika sudah memutuskan kasih sayang?
 
“Orang-orang yang memutuskan silaturahmi adalah orang-orang yang dilaknat Allah, dan Allah tulikan pendengaran mereka, dan Allah butakan pandangan mereka”
 
Dalam istilah neurosains, Allah men-deaktifkan orbital cortex mereka. Perlahan fungsinya akan hilang, dan ini terjadi pada orang-orang yang terbiasa memutuskan silaturahmi.
 
Sebagai penutup, saya akan sampaikan terjemahan puisi tentang kasih kulit binatang.
Kulit badak terkenal karena kerasnya. Namun bagi anaknya, inilah kulit yang dipenuhi cinta kasih. Dari setiap sentuhan, setiap pelukan, setiap dorongan, dan setiap desakan, melahirkan jutaan cinta.
 
Kulit buaya juga paling kasar. Tapi sekasar-kasarnya kulit buaya, tetap paling lembut bagi anaknya. Dia tidak bisa hidup normal, tanpa sentuhan kulit kasar ibunya.
 
Kulit gajah membimbing anaknya berjalan bersamanya, Walau tangan ibunya pendek, kulitnya dipenuhi kehangatan. Pesona dan sentuhan ibu pada kulit bayi, menggetarkan jantung yang bergetak di dalamnya.***
 
SUMBER transkrip dari pengajian ahad, 16 Oktober 2012
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.