Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Awal dari Halaman Akhir [by Abad Badruzaman]

5/1/2022

0 Comments

 
Buku yang potonya saya unggah ini adalah buku ke-31 karya Kang Jalal yang saya punya. Total karya beliau mungkin 40-an. Waktu beliau wafat (15 Februari 2021), saya baru punya 23 karya beliau. Dari 30-an buku Kang Jalal yang saya punya itu, beberapa di antaranya sudah saya khatamkan membacanya.

Beberapa lainnya ''hanya'' diambil bagian-bagian tertentu untuk keperluan pengutipan dalam menulis makalah, artikel, atau buku. Tapi dari semua itu, tiga buku dapat saya tunjuk sebagai ''penyebab'' saya ''jatuh-hati'' pada Kang Jalal: Islam Alternatif, Islam Aktual, dan Psikologi Komunikasi.

Seminggu lalu, Buku Sore memposting buku terbaru Kang Jalal, ''Halaman Akhir: Percikan Pemikiran Nalar Kritis Religius-Spiritual Islam.'' Bukan lantaran judulnya yang ''menantang'' yang mendorong saya tanpa pikir panjang men-japri Buku Sore memesan buku ini, melainkan nama Jalaluddin Rakhmat-lah yang membuat saya tak ragu langsung ''menyerbu'' buku tersebut. Hanya berselang dua hari dari pemesanan, buku datang dengan selamat di Tulungagung.

Buku ini sebetulnya sama seperti buku Kang Jalal sebelumnya yang berjudul: ''Reformasi Sufistik: 'Halaman Akhir' Fikri Yathir'' yang cetakan pertamanya terbit tahun 1998. Yaitu sama-sama kumpulan tulisan Kang Jalal di kolom ''Halaman Akhir'' pada Majalah Ummat. Di ''Halaman Akhir'' itu, Kang Jalal menggunakan nama samaran Fikri Yathir. Ada alasan tersendiri mengapa nama samaran itu dipilih, antara lain, Kata Kang Asep Salahudin dalam Epilognya untuk buku yang sedang kita bincang ini:

''...mungkin dimaksudkan agar tidak menemukan masalah ketika mengoreksi wajah kekuasaan yang despotik, warna politik yang kotor, paham keagamaan yang jumud, dan perilaku sosial menyimpang lainnya. Di samping itu, frasa 'fikri yathir' melambangkan pikiran yang terbang mengunjungi tempat-tempat terjauh merayakan kebebasannya tanpa khawatir terendus kekuatan dominan.''

Yang jelas, baik buku yang terbit 1998 yang diterbitkan Pustaka Hidayah itu, maupun yang terbit 2021 yang diterbitkan Bernas Ilmu Utama ini, sama-sama menampilkan kata ''Halaman Akhir'' untuk menunjukkan bahwa semua tulisan yang ada di dalamnya berasal dari kolom Halaman Akhir pada Majalah Ummat. Hanya saja, Pustaka Hidayah memandang semua tulisan Kang Jalal di kolom tersebut sebagai renungan-renungan sufistik, sedang Bernas Ilmu Utama lebih melihatnya sebagai kritik Kang Jalal dengan gayanya yang khas terhadap--seperti kata Kang Asep di atas--wajah kekuasaan yang despotik, warna politik yang kotor, paham keagamaan yang jumud, dan perilaku sosial menyimpang lainnya. Dalam hal ini saya condong ke Bernas Ilmu Utama.

Perbedaan lainnya, Pustaka Hidayah mengemas semua tulisan di kolom ''Halaman Akhir'' dalam satu buku, sedang Bernas Ilmu Utama mengemasnya secara serial. Yang sedang saya statuskan ini adalah Seri 1. Wajar jika ia lebih tipis dibanding buku ''Reformasi Sufistik'' terbitan Pustaka Hidayah, karena setelah Seri 1 tentu akan menyusul seri-seri selanjutnya. Dari sisi perwajahan, buku ''Halaman Akhir'' terbitan Bernas Ilmu Utama terlihat lebih ''ganteng''. Selisih 23 tahun antara ''Reformasi Sufistik'' dan ''Halaman Akhir'' mungkin menjadikan yang disebut terakhir lebih piawai ''memoles'' wajah. Bisa juga lantaran tuntutan zaman.

Tulisan-tulisan Kang Jalal di Majalah Ummat itu terbit dalam rentang 1995-1998. Kendati demikian, pemikiran-pemikiran kritis yang dilontarkannya masih pun relevan dengan kehidupan sosial-politik-keagamaan dewasa ini. Bahkan dalam beberapa hal, misal soal kejumudan paham keagamaan, justru kritik Kang Jalal terasa lebih menemukan momentum dan sasarannya. Berikut saya kutipkan beberapa pikiran kritis Kang Jalal dalam kolom Halaman Akhir yang kemudian diterbitkan dalam buku ''Halaman Akhir'' ini.

''Muhammad 'Abduh pernah mengatakan bahwa Islam tertutup oleh orang-orang Islam. Lebih tepat lagi, keindahan syariat Islam sering tertutup oleh cara orang mengamalkan ajaran Islam itu sendiri. Bagaimana orang bisa tertarik menegakkan sistem kenegaraan Islam bila yang tampil sebagai negara Islam adalah gambaran menakutkan tentang Islam. Sukakah Anda tinggal di sebuah negara Islam yang menembaki laki-laki yang tidak berjenggot dan melarang peremuan bekerja? Sukakah Anda kepada negara Islam yang melakukan pengadilan tanpa peluang bagi terdakwa untuk membela diri? Sukakah Anda pada sistem politik Islam yang tidak memberikan kebebasan warga negaranya menyampaikan pendapatnya dan menjalankan agama sesuai dengan apa yang dipahaminya? Sukakah Anda pada Republik Islam yang mencambuk orang di depan umum dan membiarkan kekayaan negara digunakan untuk kepentingan segelintir orang?'' (hlm. 74).

''...pseudosufisme mirip dengan perilaku orang yang datang ke toko obat untuk hidup sehat. Ia memilih analgesik untuk menghilangkan sakit atau vitamin untuk meningkatkan vitalitasnya. Tetapi, ia tidak mengubah gaya hidupnya, tidak mengatur cara makan dan minumnya, dan tidak berolahraga. Tasawuf yang sebenarnya ialah gaya hidup yang meliputi sikap, pandangan, dan tingkah-laku. Tasawuf bukan ilmu klenik atau perdukunan. Tasawuf juga bukan mekanisme pelarian. Para sufi bukan meninggalkan dunia. Mereka ingin mengguncangkannya. Mereka tidak menghindari masalah, tetapi menyongsongnya. Mereka tidak mengobati penderitaan; mereka mengubahnya menjadi kehormatan. Mereka tak membenci rasio; mereka meningkatkan dan memperluas kemampuan rasio. Yang paling penting dari semua itu, tasawuf tidak menafikan syariat. Tasawuf berpijak pada syariat untuk menjalani tarekat agar mencapi hakikat'' (hlm. 189-190).

''Umat merindukan sosok sufi. Tetapi yang dilahirkan zaman adalah mubaligh dalam sosok baru: bukan sufi, bukan pula faqih. Teknologi modern dan media massa telah melahirkan mubaligh pop. Media massa mengemas dakwah dan mubaligh. Dakwah yang disajikan media massa adalah realitas kedua. Di dalamnya sudah masuk perilaku media, termasuk efek suara, efek tata-letak, dan efek visual. Yang menentukan kualifikasi mubaligh bukan lagi masalah keilmuan, bukan pula integritas moral, apalagi kualitas ruhaniah. Yang menentukan adalah selera para pengelola media massa. Dakwah sekarang menjadi bagian budaya pop'' (hlm. 193).

Perhatikan baik-baik tiga kutipan di atas. Yang pertama saya ambilkan dari tulisan berjudul ''Sang Muazin'' yang kedua berjudul ''Pseudosufisme'', dan yang ketiga ''Mubaligh Pop.'' Ketiganya masih sangat relevan. Sentilannya masih amat mengena. Kritikannya masih tepat sasaran, bahkan--seperti saya katakan di atas--terasa makin menemukan momentum dan sasarannya.
​

Sudah saya akui, perwajahan buku ''Halaman Akhir'' terbitan Bernas Ilmu Utama digarap dengan apik. Saya suka. Poto Kang Jalal dengan wajah cerah di sampul menambah ''kewibawaan'' buku. Di luar sampul yang bagus, bagian isinya saya duga dikerjakan agak tergesa. Dugaan saya itu--yang semoga keliru--didasarkan atas beberapa temuan kekeliruan terkait editing. Salah ketik adalah salah satunya! Kekeliruan yang tak seberapa dibanding besarnya suka cita saya memiliki buku bagus ini dan tingginya kebahagiaan saya melihat salah satu mahasiswa saya di Prodi Tafsir dulu (Mas Aris Thofira) mendapat kehormatan memberi endorsement untuk buku bermutu ini. ***

Abad Badruzaman, Guru Besar Pascasarjana UIN Tulungagung
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.