Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Berbuka Dengan Racun [KH Jalaluddin Rakhmat]

29/5/2017

0 Comments

 
Setengah abad yang lalu, aku adalah anak kecil yang tinggal di kampung. Pada bulan puasa, aku menghabiskan waktu dengan “berburu” makan untuk berbuka. Aku memetik puluhan buah jambu dari pohon-pohon jambu yang tumbuh di pinggir kali. Aku juga mengantongi beberapa buah mangga yang kupetik dari pohon mangga di halaman rumah nenekku. 
Picture
Menjelang maghrib, bersama anak-anak kampung lainnya aku berbaris menunggu pembagian nagasari dari kakekku. Nagasari itu tepung yang di dalamnya ada pisang, manis dengan gula aren, dan dibungkus dengan daun pisang. Buah-buahan plus makanan-makanan yang home made adalah menu berbuka kami. Minuman kami cukup dengan air teh saja atau sekali-sekali air aren. Lauk-pauknya biasanya sayuran, tempe , dan ikan asin. Kami mengubah fasting menjadi feasting, puasa menjadi pesta, kalau kami melihat daging ayam (kampung) dan ikan (dari sungai atau kolam) pada tikar jamuan kami.

Puluhan tahun setelah itu, aku membangun keluarga. Tinggal di kota besar sebagai anggota kelas menengah. Tentu saja aku memandang rendah menu makanku dulu. Aku tidak ingin anak-anakku makan yang sama seperti yang dahulu aku makan. Mereka harus makan makanan orang kota . Bersamaan dengan kenaikan status sosial ekonomiku, menu buka puasa kami makin lama makin “internasional”. Minuman kami terdiri dari soft drinks, aneka jus, dan susu. Di kulkas tersimpan jenis-jenis minuman dan makanan dalam kaleng atau kantong plastik. Di atas meja dihidangkan berbagai jenis makanan -termasuk daging-dagingan- yang sebagian besar diproduksi di pabrik-pabrik industri makanan. Semua makanan itu –baik bahannya atau sudah jadi- dibeli di pasar swalayan atau mal-mal yang terdekat. Jenis-jenisnya beragam, tapi rasanya sama: lezat-lezat! Ada yang lupa aku sebut. Sebagai pengganti daun pisang, pembungkus makanan kami sekarang plastik atau alumunium foil.

Pola makan yang moderen ini makin kuat setelah semua keluargaku sering berada di luar negeri. Sekali-sekali kami berbuka bersama di restoran-restoran internasional, sejak McDonald, Kentucky Fried Chicken, sampai Hokka-hokka Bento, Pizza Huts, atau … Mercantile. Kami cuma berpuasa siang hari. Malam hari kami menjadi pelahap makanan yang rakus. Kebiasaan ini terus berlangsung sampai aku menemukan bahwa makanan moderen ternyata membunuh kami sekarang dengan malnutrisi dan keracunan . Makanan yang “kampungan” itu ternyata makanan Adam dan Hawa di surga Aden . Makanan yang menghidupkan kami dahulu dalam kebugaran dan kesehatan.

Tom McGregor, dalam The Perfect Diet, menulis:

“Kita telah jauh meninggalkan keindahan surga Aden . Telah lama kita lupakan diet sempurna yang bergantung matang dari setiap cabang pohon. Buah-buahan segar yang dirancang dengan susunan molekul yang tepat untuk memelihara tubuh sudah digantikan dengan makanan yang dikemas secara kreatif, diawetkan secara kimiawi, diberi rasa buatan, ditingkatkan teksturnya, diberi warna, diberi lemak (fattened), dimaniskan, difortifikasi secara sintetik, dan dapat dihangatkan di mikrowiv. Dengan begitu, dalam beberapa menit, makanan sudah pindah dari kulkas ke meja makan. 

“Makanan itu begitu enak sehingga kita lupa pada unsur-unsur bahannya (ingredients). Begitu lezat sehingga kita bersedia memasukkan ke dalam perut kita ribuan zat-zat kimia dengan nama-nama aneh seperti preservatives, chemical flavors, buffers, noxious sprays, alkalizers, acidifiers, deodorants, moisteners, drying agents, expanders, modifiers, emulsifiers, stabilizers, thickeners, clarifiers, disinfectants, defoliants, fungicides, neutralizers, anticaking and antifoaming agents, hydrolyzers, hydrogenators, herbicides, pesticides, synthetic hormones, antibiotics, dan steroid.  

“Sekiranya kita membawa Adam ke pusat kota moderen, ia pasti akan syok. Reaksi pertamanya mungki batuk-batuk dan mata yang berair karena buangan karbon monoksida. Bunyi lalu lintas akan mengganggu pendengarannya. Orang-orang berwajah pucat dan muram lalu lalang di hadapannya. Iklan-iklan neon yang menawarkan makanan yang dibakar api dan penuh minyak pasti tidak akan dipahaminya. Apotik akan membuatnya bingung. Begitu banyak pil untuk begitu banyak penyakit, padahal Adam hanya tahu kesehatan. Ketika ia berdiri di depan rumah sakit yang dipenuhi orang-orang yang sakit karena tubuh-tubuh mereka yang makin rusak, ia akan merindukan kembali ke Aden .”

Menurut McGregor, yang membedakan makanan moderen dengan makanan Adam adalah banyak bahan kimia yang ditambahkan pada makanan. Bahan-bahan penambah itu disebut additif. Ada ribuan bahan kimia di dalamnya. Ambil satu jenis makanan di pasar swalayan. Baca tulisan di bungkusnya. Anda membaca unsur-unsur kimia yang lebih pantas untuk meluncurkan roket daripada membentuk makanan. Additif dimasukkan ke dalam makanan supaya makanan terasa lebih enak, lebih tahan lama, dengan ongkos produksi semurah mungkin.  

Untuk menyedapkan makanan, produsen memasukkan MSG, monosodium glutamat. MSG adalah asam amino yang dipergunakan untuk otak. Dr. John W. Olany dari the University School of Medicine, St. Louis , mengetes MSG dengan menginjeksikannya pada anak tikus. Sel-sel syaraf tikus, terutama pada hipothalamus, membengkak secara dramatis. Dalam beberapa jam, sel-sel itu mati. Karena laporan penelitian ini, Gerber, Beech-Nut, dan Heinz menghilangkan MSG dari produk makanan bayi mereka. Produsen-produsen lainnya memasang iklan agar ibu-ibu memasukkan racun itu ke mulut bayi-bayinya.

Untuk mengawetkan sayuran dan daging ditambahkan sodium nitrat. Itulah bahan yang membuat sosis dan bologna awet dan kelihatan merah. Tanpa pengawet itu, daging akan membusuk dan kelihatan jelek. Dalam perut kita, sodium nitrat itu diubah menjadi asam nitrat, yang keras diduga sebagai penyebab kanker perut. Jerman dan Norwegia sudah melarangnya. Negara-negara lain masih menggunakannya.

Agar “ayam sayur” tumbuh subur dan berkulit kuning, arsenikum dimasukkan ke dalam pakannya. Arsenikum masuk ke dalam makanan dan minuman kita melalui perkakas masak, kaleng minuman, dan alumunium foil. Sekarang diketahui bahwa pada otak penderita Alzheimer bertumpuk arsenikum. Menurut kamus, arsenikum adalah zat kimia beracun dengan nomor atom 33.

Supaya minuman Anda segar, ke dalam botol jus buah, produsen memasukkan minyak brominat. Dengan minyak itu minuman tahan sampai enam bulan. Penelitian menunjukkan bahwa minyak ini menimbulkan perubahan pada jaringan hati, pembesaran thiroid, kerusakan ginjal, menurunnya metabolisme liver, dan merusak testikel. Kanada, Belanda, dan Jerman sudah melarang semua produk dengan kandungan brominat di negeri-negeri mereka. Tetapi mereka mengizinkan produsen untuk mengimpornya terutama ke negara-negara dunia ketiga.

Diperlukan berlembar-lembar tulisan lagi untuk menjelaskan hampir tiga ribu bahan kimia yang ada pada makanan orang moderen. Pendeknya, makanan kita sekarang merusak kita dan menggemukkan kaum kapitalis. Ya Allah, kurindukan kembali makanan berbuka puasa di kampung dulu, makanan Nabi Adam di surga Aden.[]

KH Jalaluddin Rakhmat adalah Dewan Pembina Yayasan Muthahhari 

0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Amal
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Fitrah
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadiah
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Nano Warno
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Qanaah
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waktu
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    April 2024
    March 2024
    November 2023
    October 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.