Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Derajat Kita Diukur dengan Amal Kita 

2/1/2017

0 Comments

 
Waktu kecil aku tinggal bersama nenekku. Nenekku seorang hajah, taat beragama, dan suka membantu orang. Ia sangat sayang kepadaku. Ia paling senang ngobrol denganku bakda Isya, sebelum tidur. Sampai usia 12 tahun, nenekku mendominasi percakapan. Ia mengajari aku ajaran-ajaran agama. Dengan pertambahan usiaku, waktu bicaraku menjadi lebih banyak. Giliran nenekku untuk banyak bertanya padaku tentang agama.
Picture
Ketika aku pulang kampung untuk liburan sekolah, aku selalu bercerita tentang ilmu agamaku. Aku mengajak nenek untuk mengubah cara salatnya. Aku takut-takuti nenek dengan ancaman api neraka, karena ibadat nenek mengandung banyak bid’ah.

Aku tahu nenekku ketakutan, tapi ia juga tidak begitu saja dapat meninggalkan cara salat yang lama. Tampaknya, ia stress banget. Ketika ia meninggal dunia, ia mungkin masih bergelut dengan pendapat cucunya yang cerdas dan pintar agama.

Waktu itu memang aku lagi bersemangat untuk “memuhammadiyahkan” semua keluargaku yang “NU”. Aku bukan hanya berdebat dengan nenekku. Pada satu majlis pengajian, aku diturunkan dari mimbar oleh pamanku, Kiai yang punya pesantren dan majlis taklim di kampungku. Pada waktu jumatan, aku bikin ribut karena duduk seorang diri ketika semua orang salat qabla Jumat.

Di kampung, aku berdebat dengan sesama umat Islam. Di kampus, aku mengajak kawan-kawanku yang beragama Kristen berdiskusi tentang agama. Pada semua perdebatan itu, aku selalu merasa menang. Aku tambah yakin bahwa pemahamanku tentang agama Islam adalah yang paling benar. Dibandingkan dengan agama-agama lainnya, jelas hanya agama Islam yang membawa kita ke surga. Nonmuslim, betapa pun baik akhlaknya, betapa pun banyak kebaikannya, akan dilempar ke neraka.

Berangkatlah aku ke Amerika, ke negeri orang “kafir”. Para dosenku di sana ternyata lebih ramah, lebih rendah hati, dan lebih senang membantu mahasiswanya ketimbang dosen-dosenku yang Muslim. Teman sekamarku orang Amerika dari Utah, beragama Mormon. Ia tidak minum minuman keras, bahkan teh dan kopi. Ia banyak makan buah-buahan. Di kamarnya, ia menempelkan tulisan besar –Keep morally clean.

Dalam pergaulan, ia memperlakukan teman lain jenisnya lebih sopan ketimbang kawan-kawan muslimku. Ketika aku belanja di pasar, pedagangnya lebih jujur dari pedagang Muslim yang aku kenal. Pada suatu hari, di tempat parkir aku melihat tempelan kertas di kaca mobil kawanku; bertuliskan “aku menabrak mobilmu. Hubungi aku pada telpon sekian”. Kami memeriksa body mobil dan kami melihat goresan kecil di sudut belakangnya. Luar biasa! Setelah aku sering menyaksikan tabrak lari di tanah air.

Betulkah Tuhan akan memasukkan mereka semua ke neraka, hanya karena mereka tidak masuk Islam? Benarkah semua orang kafir itu jahat? Ketika kawan-kawan Kristenku mengundang aku untuk menghadiri perayaan Natal, dengan tanpa keraguan sedikit pun aku mendatangi undangan itu. Pada acara makan-makan, dengan cermat mereka menunjukkan kepadaku mana daging babi, mana minuman beralkohol dan sebagainya. Mereka tampaknya senang karena kehadiranku. Di tengah-tengah pesta Natal itu aku sudah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan di atas. Tuhan yang Maha Pengasih pasti akan memperlakukan semua penyembahNya dengan timbangan keadilan, bukan berdasarkan agama dan keyakinan.

Bukankah Al-Quran menyebutkan: Siapa saja – artinya, apapun agamanya- yang berbuat baik, walaupun sebesar debu, ia akan melihatnya. Dan siapa saja yang berbuat buruk, walaupun sebesar debu, ia akan melihatnya? Bukankah Al-Quran juga yang mengatakan: Semua orang mempunyai derajat sesuai dengan amalnya? Bukan karena mazhabnya, agamanya, atau aliran pemikirannya. Di sisi Tuhan, ukuran kemuliaan kita adalah amal kita.
Pada suatu musim gugur di Basel, Swiss, aku mewakili umat Islam untuk ikut serta dalam konferensi antar agama. Semua agama berbicara tentang missi yang sama - menghilangkan penderitaan umat manusia, apa pun agamanya. Aku menyampaikan makalah pandangan Islam tentang menolong: Ethiek des Hilfens in Islam.

Aku membawakan hadis Qudsi tentang Tuhan yang menuntut hambaNya pada hari kiamat: Dahulu aku lapar, kenapa kamu tidak memberimu makan. Dahulu aku sakit, kenapa kamu tidak menjengukku. Dan seterusnya. Hamba Allah menjawab: Bagaimana mungkin aku memberimu makan, padahal Engkau Rabbul ‘Alamin? Tuhan kemudian berkata: Dahulu ada hambaku yang lapar. Jika kalian memberinya makan, kalian akan menemukan Aku di situ.

Para peserta memberikan komentar bahwa cerita yang sama ada dalam agama mereka. Pendeta Kristen menyebut satu ayat dalam Matius. Pendeta Budha mengutip ucapan Budha. Dan begitu seterusnya. Pada 11 September 2002, di sebuah kapel kecil di tempat konferensi, kami berkumpul menyanyikan lagu duka untuk mereka yang menjadi korban peristiwa itu –baik pada waktunya maupun sesudahnya. Seorang katolik dari Amerika Latin mengantarkan bunga kecil ke depan peti mati di depan kami seraya berkata: Untuk korban kekerasan ketika Panama diserbu tentara Amerika. Aku pun berdiri dan menyimpan bunga kecil seraya bergumam keras: Untuk semua orang tak bersalah –khususnya jutaan orang Islam di Afghanistan- yang meninggal sesudah dan karena peristiwa 11 September.

Kami menyanyikan doa-doa kami. Aku mengusap mukaku, yang basah dengan air mata. Dengan menggunakan kata-kata kawanku yang beragama Katolik: Kita semua adalah sejawat di alam semesta. Dengan menggunakan kata-kata Imam Khomeini: Musuh kita sama, yakni kezaliman, siapa pun pelakunya. Dan ini kata-kataku sendiri: Tugas kita sebagai pemeluk agama bukanlah mempertahankan betapa benarnya agama kita. Tugas kita -sama seperti Rasulullah saw- ialah menyebarkan kasih di seluruh alam, rahmatan lil ‘alamin.

Imam Khomeini sedang menjalankan tugas yang mulia itu, ketika di musim dingin yang sejuk ia mengunjungi tetangga-tetangganya di Chaple le Chateau. Dengan jubah yang menyapu butir-butir salju di bawah kakinya, ia membungkuk di depan tetangga-tetangganya yang beragama Kristen, mengucapkan selamat hari Natal. Aku terharu ketika memandang gambar Imam Khomeini di depanku, ketika mengetik tulisan ini.
​
Mungkin aku terharu karena foto itu mengingatkanku pada pluralisme yang dipraktekkan Imam Khomeini. Mungkin juga karena aku teringat nenekku tercinta yang meninggal dengan membawa virus eksklusivisme yang aku suntikkan kepadanya. Mungkin juga aku teringat kepada pertengkaranku dengan tetangga sesama Islam tentang qabla jumat, tahlillan, dan talqin mayit. Atau mungkin karena aku menyesal betapa kerasnya aku memfatwakan haramnya mengucapkan hari Natal pada jamaahku.

Dr KH JALALUDDIN RAKHMAT adalah Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia

0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.