Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Happy Birthday mom n Happy Mother's Day

27/12/2017

0 Comments

 
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa Aali Muhammad
 
Apa yang bisa kutuliskan tentang sesosok manusia bernama ibu? Semua tentangnya telah dituliskan. Simak rangkaian puisi indah. Dengarkan lantunan melodi merdu. Semua tentang ibu.
Ribuan kisah pengguggah. Tak terhitung kalimat para waskita…semua bercerita yang sama. Bahwa ibulah sumber segala kebaikan, muara dari cinta. Perwujudan kasih teramat luasnya. Kasih Ibu tak mengenal masa, karenanya amat sulit dikira. Dan kasihku kepadanya…seukuran galah saja. Hanya mengenangnya pada saat-saat seperti ini.
 
Maka Ibu, kutuliskan bagimu untaian kata, bukan tentang engkau. Tidak, kau telah diwakili jutaan suara. Izinkan aku berbicara tentang aku, tentang diriku dan kekuranganku memenuhi hakmu.
 
Akulah anakmu yang durhaka, yang membalas setiap kasihmu hanya dengan mencium telapak tanganmu. Tapi tahukah kau, Ibu, kuhirup aroma tanganmu dalam…dalam ke sanubariku. Bagai aliran listrik yang memenuhi rongga jiwa dan menggerakkan seluruh tubuhku. Setiap kali kumenciummu, tangisku terbentuk di ujung mata. Sayang, tak kutumpahkan untukmu. Aku tak ingin kau berduka. Kau begitu cepat membacaku, begitu pandai menilaiku. Mengetahuiku bagai telapak tanganmu. Mungkin karena sering kubenamkan wajahku di tempat itu. Darimu kubelajar ketulusan, tapi aku berhasil menyembunyikan diriku. Aku berhasil mengenakan topeng penutup mataku. Itu yang kuperoleh dari dunia di sekitarku. Aku bukan lagi aku yang dulu, yang menumpahkan segala rindu, yang menuangkan semua kata…kehidupan telah memisahkan sejatiku darimu.
 
Aku tahu kau merinduku. Aku tahu kau menanti cerita dariku. Tapi aku bukan lagi aku yang dulu. Aku tak mau membebanimu. Sudah, sudah cukup kau kurepotkan. Kaulah yang menjaga setiap urusanku saat kumengejar mimpiku. Padahal kenyataan adalah bersamamu. Kau yang menunggu setiap kali kumencari anganku, padahal harap itu ada di sampingmu. Aku kejar dunia, padahal surga terbentang di setiap langkahmu. Akulah si bodoh itu, si lemah itu, si tertipu itu.
 
Ah, andai…andai dapat kuulang waktu. Akan kutempuh jalan itu. Ingin kupijat kaki lelahmu, tapi kau berkata, ''Terima kasih, sudah cukup Nak…'' Tidak, Ibu. Tidak akan pernah cukup.  Ingin kubelai lembut kepala itu, tapi kau akan berkata, ''Aku sudah tak sakit kepala lagi.'' Ibu, akulah yang lelah itu. Akulah yang pusing dan kebingungan itu. Memijat dan membelaimu adalah penawar bagi luka batinku.
 
Pernah satu saat, kuantarkan seorang sahabat. Ia berziarah ke pusara ibunya. Ia tekan tanah yang gembur itu lembut, air matanya mengalir deras. Berulangkali ia benamkan kepalanya. Pada tangisnya terbentang seluruh dirinya. Luruh semua bentengnya. Engkau punya kekuatan itu, Ibu…bahkan saat mengenang di dalam sukma.
 
Aku tidak tahu dengan apa kurangkai kata. Ratusan pujangga sepanjang masa telah mewakiliku. Aku hanya ingin kau tahu. Kedewasaanku telah memisahkanku darimu. Urusanku hanya menjauhkan aku darimu. Mungkin telah kujelajahi setengah semesta, hanya untuk kembali kepadamu. Buang semua topeng itu Ibu, aku masihlah aku yang dulu yang akan merindu setiap tatapmu.
 
Bagaimana mungkin aku dapat mengetahui kadarmu Ibu, sedang Sang Mahapencipta menyebutmu tiga kali. Dalam kitab suci engkaulah wasiatNya untukku. ''Dan Kami wasiatkan manusia untuk berbuat baik pada kedua orangtuanya…dan Kami wasiatkan manusia…dan Kami wasiatkan manusia…'' Tahukah engkau Ibu, siapa yang datang setelah wasiat itu? Engkau, Ibu. Bahkan hingga usia kami empatpuluh tahunan, wasiat Sang Mahakasih menekankan betapa kebaikan senantiasa harus kami lakukan kepadamu, untukmu dan karenamu. Sehingga kami dahulukan ridhamu daripada keinginanku. Kami utamakan kebahagiaanmu di atas kebahagiaanku.
 
Aku takkan pernah dapat mempertanggungjawabkan wasiat itu. Karena itulah, aku bergantung padamu Ibu. Pada setiap sentuhan keberkahan dari tangan lembutmu. Izinkan aku menyandingkanmu dalam setiap doaku dengan seorang putri terbaik yang kutahu. Izinkan aku mengantarkan amalku, untuknya dan untukmu. Bila kelak aku dipisahkan darimu, karena ungkap syukurku takkan pernah sebanding dengan kasihmu, aku titipkan engkau pada seorang insan mulia. Perempuan pemurah yang sama sepertimu. Yang mendahulukan kasih ibu dari suami dan anak-anaknya sendiri. Aku titipkan engkau pada seorang manusia, teladan seluruh wanita. Ia seorang istri yang sangat berbakti. Seorang ibu nan teramat berbudi tinggi, dan seorang anak yang tak henti mengabdi. Kehormatan tiga hal itu hanya miliknya seorang. Tak ada siapa pun selainnya. Aku titipkan engkau kepadanya.
 
Kau tahu Ibu, hanya itu kini harapanku. Setiap kali ada amalku, aku antarkan ia untuknya dan untukmu. Berharap sepenuh alam semesta ini, ia akan menyambutmu, memelukmu, mendekapmu, dan membawamu ke istana surgawi para ibu. Di hadapannya aku akan bersaksi: engkaulah ibu pengasih, hatimu lembut dan jiwamu bersih. Tatapmu menenangkan. Katamu menenteramkan. Kau tak pernah lelah berkhidmat kepadaku. Kau tak pernah henti mengalirkan seluruh kebaikan untukku. Di hadapannya aku akan bersaksi: tak ada sedikitpun kekuranganmu, tak ada secuil pun salahmu. Tak pernah kau menyakitiku. Tak ada satu saat pun kau tak membahagiakanku.
 
Karena Ibu, aku tahu kau akan bersamanya…teladan kekasih hati itu. Aku bahagia, sangat bahagia menyerahkan seluruh kesaksian itu di hadapannya. Cukup bagiku kebahagiaan, menghadirkan kau kepadanya.
 
Sedangkan aku, masih harus berkutat dengan noda dan nistaku, dengan kekuranganku memenuhi hakmu. Bagaimana mungkin aku akan bersanding dengannya, sedang baktiku kepadamu tak ada setitik debu pun di samudra sahara kebaikan itu. Bagaimana aku akan sampai ke istananya, sedang ia adalah putri teramat berkhidmat pada ayahnya. Anak-anak yang berbakti akan digabungkan bersamanya. Begitu indahnya ia berkhidmat, sang ayah menggelarinya "ibu untuk ayahnya". Ialah sang ummu abiha.
 
Aku tidak akan sampai ke sana Ibu. Aku bahkan tidak akan melihat kilau istana itu. Tinggal kasihmu yang kuharapkan. Kausampaikan namaku di hadapannya. Meski aku anak yang durhaka, mohonkan padanya untuk menyebut namaku walau sekali saja.
 
Kelak, ibunda…tak tahu nanti aku berakhir di mana. Bila datang saat itu, aku bahagia kau bersamanya. Aku bahagia kausebut namaku di hadapannya.
 
Aku akan selalu merindumu. Menanti saat gugurnya seluruh tirai diri ini. Izinkan aku satu saat, mencium telapak tanganmu, tersungkur di haribaanmu…dan di ujung sana, sang Ibu terbaik, sang anak teramat berbakti itu…sang Ummu Abiha, tersenyum melihat kita...
 
Aduhai, alangkah indahnya saat itu.
 
Selamat berulangtahun Ibuku, maafkan aku tak menyeka airmatamu. Ampuni aku, bila aku penyebab tangismu itu.
 
Wilujeng milangkala Mamah, mugia sehat salawasna, dina kasehatan, kabagjaan, kataatan. Mugi Gusti salawasna nangtayungan. 
 
Dan selamat hari ibu untuk setiap perempuan dan Ibu. Untuk istriku, kakakku, adikku, ibu mertuaku, nenek, uwak, dan bibiku, juga saudara sepupu…dan setiap wanita itu. Semoga Perempuan terbaik itu, senantiasa memandang setiap kasihmu.
 
Semoga satu saat, kita semua sampai ke istana itu. Rabbighfir warham wa takarram wa tajaawaz 'an maa ta'lam fainnaka ta'lamu maa laa na'lam, innaka anta al-a'azzu al-akram. Rabbighfirlii wa liwalidayya wa liman dakhala baitiya mu'minan wa lil mu'miniina wal mu'minaat. Rabbighfir lanaa yawma yaquumul hisaab. 
 
(Miftah F. Rakhmat, untuk milad Ibunda dan Hari Ibu 2014. Bagi mereka al-Fatihah dan shalawat kita)
 
@miftahrakhmat

0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Amal
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Fitrah
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadiah
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Nano Warno
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Qanaah
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waktu
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    April 2024
    March 2024
    November 2023
    October 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.