Alhamdulillahi rabbil ‘alamin
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Ali Sayyidina Muhammad.
Rasulullah Saw: “Muliakan anak-anakmu, indahkan adab mereka... akan diampuni dosa-dosamu.” (Makarim al-Akhlaq 222)
Tahun ajaran baru merekah bersama semangat-semangat baru. Syukur pada Allah Ta’ala, tahun ini Sekolah-sekolah Muthahhari menyambut wajah-wajah baru. Angkatan ke-27 di SMA, Angkatan ke-20 di SMP dan Angkatan ke-13 SD dan Angkatan ke-8 di SMP Bahtera. Selamat datang anak-anak. Selamat bergabung dalam keluarga besar Muthahhari. Tidak terasa, nikmat Tuhan tak terkira, sudah lebih dari tiga ribuan wajah alumni hadir di sekolah-sekolah kami.
Di antara persiapan yang kami lakukan adalah tema tahunan sekolah-sekolah Muthahhari. Tema tahun ini mengambil sebuah kutipan dari film anak-anak yang menginspirasi. Saya biarkan Ibu dan Bapak menerka film yang dimaksud. Saya beri hadiah pada penjawab benar pertama. Silakan hubungi guru-guru kelas untuk jawabannya.
Tema tahun ini adalah: Surprise me! Kalimat itu adalah kalimat penutup sebuah film anak-anak. Film yang mungkin—untuk anak-anak SD sekarang—lahir sebelum mereka.
Guru-guru kemudian mengambil tema ini. Mereka memberikan banyak usulan, saran perbaikan dan masukan. Mereka ingin memberi kejutan untuk anak-anak tahun ini. Saya kagum dan terharu melihat semangat dan ide luar biasa para guru hebat itu. Tahun ini Ibu dan Bapak akan menyaksikannya. Anak-anak akan menikmatinya.
Seperti penerimaan tahun baru ini. Ada Spektra di Bahtera. Acara yang sangat menarik. Hiasan dan gambar sambutan yang unik. Lalu suasana piala dunia yang dihadirkan untuk anak-anak SD. Dan masih banyak lagi.
Guru-guru menyambut anak-anak dengan penuh keceriaan. Di SMA, anak-anak disambut dalam satu pekan kegiatan yang akan membuat mereka ‘wow’! Acara penyambutan murid baru dikemas dalam Smuth WoW: week of welcome!
Demikianlah, inovasi mengiringi perjalanan sekolah-sekolah Muthahhari. Mengapa? Karena itu hak anak-anak yang berusaha diterapkan di sekolah-sekolah kami.
Hari ini adalah Hari Anak Nasional. Selamat membahagiakan anak-anak kita, Ibu dan Bapak. Kami tahu, membahagiakan mereka adalah kebahagiaan Ibu dan Bapak. Dan ketahuilah, hampir setiap anak yang saya tanya misi hidup mereka, atau tujuan belajar dan sekolah bagi mereka, hampir semuanya menjawab: untuk membahagiakan kedua orangtua. Saya jawab—dialektika saja, untuk membiasakan mereka berpikir kritis dan terbuka—“Untuk apa? Kehadiranmu sudah membahagiakan kedua orangtuamu.” Kalau kauingin membahagiakan orangtuamu, mereka sudah bahagia dengan kehadiranmu. Bukan demikian, Ibu dan Bapak?
Indonesia merativikasi Hak Anak yang diresmikan Konvensi PBB tahun 1989. Nomor satu adalah hak anak untuk bermain (di SCM kami memasukkannya dalam kurikulum FunSchooling); hak anak untuk mendapatkan pendidikan, perlindungan, nama, kebangsaan, makanan, kesehatan, rekreasi, kesamaan, dan peran dalam pembangunan. Di sekolah-sekolah Muthahhari, hak-hak itu kita ajarkan pada anak-anak dalam kegiatan-kegiatan khusus.
Nah, ada satu lagi sebenarnya hak anak yang menurut saya baik dimasukkan. Hak anak untuk memperoleh kejutan. Hak anak untuk lepas dari rutinitas dan tuntutan. Hak anak untuk memperoleh “Surprise Me!” Ya, beri kejutan-kejutan tak terduga dalam hidup mereka.
Kejutan hanya diperoleh bila anak pada saat yang sama belajar menunggu, belajar untuk sesekali jenuh, bosan, dan berada pada situasi yang tidak mengenakkan mereka. Kepompong dibiarkan terbuka jangan sampai dibukakan. Manusia memang diciptakan dalam kesulitan demi kesulitan. Hanya dengan ini, kejutan demi kejutan itu memberikan keindahan.
Selamat memperingati Hari Anak. Berikan kejutan terbaik untuk mereka. Sekolah-sekolah Muthahhari akan juga memberikan kejutan di tahun ajaran ini. Di antaranya adalah Rencana kegiatan Sekolah Orangtua agar kita sama-sama belajar dan mawas diri. Tulisan ini pun mengambil judil rencana itu. Bagaimana kita belajar mengapresiasi dan mengevaluasi. Bagaimanakah kita memberikan hak anak itu? Bagaimana kita memberi kejutan yang terstruktur itu? Bagaimana memecah rutinitas yang membelenggu itu? Saya akan menulis khusus untuk orangtua murid tentang sekolah-sekolah kita, tentang anak-anak kita, tentang keseharian yang mungkin dapat kita ambil hikmahnya.
Di SMA Plus Muthahhari, ada kelas Creative Reading and Writing. Kelas ini dihadirkan agar anak dapat menelaah ragam berita dan tidak mudah tergiring oleh hoax dan berita dusta. Agar mereka berpikir kritis dan terbuka. Itu satu di antara hak anak yang wajib kita berikan pada merea. Nah, dalam teknik menulis ada yang disebut dengan twist, ujung yang tak terduga. Kejutan-kejutan kecil itu. Seperti cerita berikut ini.
Alkisah, ada dua orang bajak laut, bercengkerama di kedai minum. Pelaut pertama bertanya:
“Bagaimana kaudapatkan kaki palsu itu?”
“Di semenanjung jauh aku bertarung dengan seorang ksatria, ia menebas kakiku. Tapi aku menaklukkannya.”
“Luar biasa! Kau jagoan. Dan bagaimana dengan kail besi di tanganmu?”
“Ini aku dapatkan berkelahi dengan perompak di laut lepas. Pedangnya memutus tanganku. Tapi aku mengalahkannya.”
“Kau benar-benar hebat! Dan…bagamana kau kehilangan satu matamu?”
“Aku sedang berdiri di buritan kapal, memandang pantai yang membentang, lalu seekor camar bertengger di kepalaku.”
“Camar itu mematuk matamu?”
“Tidak, aku berusaha menepisnya dengan tanganku ini. Aku lupa, kalau ia kini sudah berganti kail besi.”
Nah, itu contoh tulisan ber-ending twist. Sebuah kejutan tak terduga. Pada saat yang sama ia mengajarkan kita untuk waspada terhadap kebiasaan yang dapat ‘mencelakakan’ kita.
Selamat memperingati Hari Anak, Ibu dan Bapak. Mari berikan kejutan-kejutan itu.
A stolen kiss will always taste much sweeter. Kiss them goodnight, meskipun mereka telah tertidur lelap. After all, they are your happiness, aren’t they?
@miftahrakhmat
23/07/2018