Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Hurun 'Ain

1/6/2017

0 Comments

 
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa Ali Muhammad

Hurun ‘Ain atau Hurun ‘în adalah bidadari surgawi yang dijanjikan Allah Ta’ala menemani penghuni surga. “Bidadari-bidadari yang dipelihara dalam kemah-kemah” (QS. Ar-Rahman [55]:72); “Dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah” (QS. Al-Waqiah [56]:22). 
​Dalam Bahasa Indonesia, bidadari identik dengan makhluk sejenis perempuan yang berasal dari surga. Kamus Besar Bahasa Indonesia pada entri bidadari menjelaskan: putri atau dewi dari kayangan, perempuan yang elok. Singkat kata, bidadari adalah perempuan surgawi. Karenanya, ia diperuntukkan bagi kaum lelaki. Bahkan, hadis-hadis yang berkisah tentang kenikmatan surga, juga cenderung memanjakan kaum lelaki. Simak misalnya “Rombongan yang pertama kali masuk surga bentuk mereka seperti bentuk rembulan di malam purnama, mereka tidak berludah, tidak beringus, tidak buang air. Bejana-bejana mereka dari emas, sisir-sisir mereka dari emas dan perak, pembakar gaharu mereka dari kayu india, keringat mereka beraroma misik. Bagi setiap mereka dua orang istri, yang terlihat sum-sum betis mereka di balik daging karena kecantikan. Tidak ada perselisihan di antara mereka, tidak ada permusuhan. Hati-hati mereka hati yang satu, mereka bertasbih kepada Allah setiap pagi dan petang” (HR Al-Bukhari No. 3073)

Ibnu Hajar berkata, “Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ  “dan bagi mereka masing-masing dua istri”,  yaitu istri dari para wanita dunia. Imam Ahmad meriwayatkan hadits marfu’ dari Abu Hurairah tentang sifat penghuni surga yang paling rendah kedudukannya bahwasanya ia memiliki 72 bidadari selain istri-istrinya di dunia” (Fathul Baari 6/325)

Karena itu, bidadari identik dengan perempuan, dan ia menjadi anugerah khusus kaum lelaki. Benarkah demikian? Siapa yang akan mendampingi para istri, adakah mereka harus ‘bersaing’ dengan 72 bidadari? Di bumi mereka mempertahankan pernikahan monogami, ternyata di surga harus berbagi? Seperti itukah?

Pernah seorang Ibu datang pada saya. Ia mengabarkan suaminya sudah menikah lagi. Ia bertanya, “Kalau meninggal nanti, di surga bersama siapakah suaminya? Istri tua atau istri muda?” Jawaban saya: Bu, bila masih ada kekuatiran seperti itu, Ibu belum sampai di Surga. Karena Surga bukan tempat kuatir atau gelisah. Takkan ada keresahan.” 

Tak urung, kata bidadari menyisakan pertanyaan. Di mana keadilan Tuhan? Bagaimana dengan para istri, ditemani siapakah mereka nanti?

Untuk menjawab pertanyaan itu, ada dua sisi. Pertama, secara bahasa. Kata Hurun Ain sebenarnya netral, bagi muannats dan mudzakkar. Kata itu digunakan baik bagi yang feminin maupun maskulin. Mungkin pilihan terjemahan kata dalam bahasa Indonesia yang membuatnya terkesan perempuan. Atau, penerjemah yang juga cenderung maskulin memahaminya. Terjemahan Bahasa Inggris pun demikian. Ada yang menerjemahkan “fair ones” untuk Ar-Rahman 72, dan “fair women” untuk Al-Waqi’ah 22. Padahal menurut kamus, kata hurun dan ain dapat digunakan untuk keduanya. Baik bagi laki-laki maupun perempuan. Pertanyaan menyusul berikutnya: masih adakah laki dan perempuan di akhirat nanti?

Adapun sisi kedua adalah memahami konteks ‘bentuk lain’ atau yang disebut dengan ukhra. Akhirat bermakna yang lain. Ukhrawi selain sesuatu yang berkenaan dengan akhirat, juga berarti “yang lain”. Semua wujud dan amalan akan menemukan bentuk lainnya nanti setelah kematian. Ketika berkisah tentang surga, Al-Qur’an tidak pernah membedakan gender. “…dan di surga terdapat segala sesuatu yang diinginkan oleh jiwa…” (QS. Az-Zukhruf [43]:71). Al-Qur’an menggunakan kata ‘anfus: jiwa atau diri. Terjemahan Kementerian Agama memilih kata: hati. Jadi, nikmat di surga berlaku adil baik bagi laki-laki maupun perempuan. Semua jiwa beroleh apa yang diinginkannya.
Lalu, apa yang benar-benar diinginkan jiwa di sana nanti? Bila seorang beroleh 72 bidadari selain istrinya di dunia, akankah seorang istri juga beroleh 72 malaikat yang menemani selain suaminya? Gusti…bagaimana hal seperti itu terjadi?

Di sinilah, kita berpaling pada teladan dari keluarga Nabi Saw. Sesungguhnya kenikmatan surga adalah perumpamaan saja. QS. Ar-Ra’du [13]: 35 dan QS. Muhammad [47]: 15 mengawali kenikmatan surga dengan kata ‘matsal’: perumpamaan. Saya kutip dari terjemahan QS. Muhammad [47]: 15 berikut ini: “Perumpamaan taman surga yang dijanjikan bagi orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau…” Kenikmatan surgawi yang dikisahkan Al-Quran adalah perumpamaan, permisalan. Kenikmatan yang hakiki jauh lebih tinggi lagi dari itu.

Bagaimana dengan bidadari, bagaimana dengan pasangan kita? Sayyid Abdul Husain dalam Atyab al-Bayan fii Tafsir al-Qur’an, 1:474 menjelaskan bahwa pasangan orang yang beriman mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari hurun ‘ain. Beliau mengutip riwayat ketika Ummu Salamah istri Rasulullah Saw bertanya pada Baginda Nabi Saw: “Demi ayah dan ibuku ya Rasulallah, apakah aku memiliki keutamaan dibanding mereka (hurun ‘ain)?” Baginda Nabi Saw menjawab, “Benar, karena shalat, puasa, dan ibadah kalian kepada Allah Swt.” (Bihar al-Anwar, 2:213)

Masih dari Baginda Nabi Rasulullah Saw, “Yang paling bahagia di antara kalian adalah ia yang ditemani oleh pasangannya di surga nanti.” (Terjemah Farsi Syarh Syihab al-Akhbar, 246)

Laki-laki beriman bagi perempuan yang beriman. Perempuan yang beriman bagi laki-laki yang beriman pula. Bihar al-Anwar 8:215 kembali mengisahkannya: Annakum ilaa azwaazikum musytaaqun. Wa anna azwaajakum ilaikum musytaaqaat. Sungguh, kalian (para lelaki) akan merindukan pasangan kalian. Dan sesungguhnya pasangan kalian akan merindukan kalian. Inilah juga yang difirmankan Al-Qur’an, “Masuklah kalian ke dalam surga, bersama *pasangan* kalian dalam keadaan bahagia.” (QS. Az-Zukhruf [43]:70). Terjemahan Kementerian Agama memilih kata “istri” sedangkan saya memilih kata “pasangan”. Bila istri, artinya yang masuk surga memang para lelaki terlebih dahulu…lalu para istri mereka bergabung bersama. Tidak bisakah para suami yang justru ikut istrinya yang salehah? 

Mengapa saya terjemahkan kata ‘zauj’ dengan pasangan. Karena ‘zauj’ memang bermakna pasangan. Simak Al-Qur’an, “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasangan” (QS. Adz-Dzaariyaat [51]:49); “Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan” (QS. An-Naba [78]:8). Zauj adalah pasangan. Bahasa Arab punya kata yang sama untuk suami dan istri, dengan perbedaan huruf ta marbuthah tanda perempuan di belakang. Zauj untuk suami dan zaujah untuk istri. 

Karenanya, hurun ‘ain yang sejati justru adalah pasangan kita. Ia yang tingkat keruhaniannya sampai untuk itu.  Mereka yang saling tolong menolong dalam ketakwaan. Mereka yang teramat kuat saling merindukan.

Suatu saat, ayah saya berseloroh. Tapi menurut saya, beliau serius. Katanya, “Bila Bapak berpulang kelak…” Semoga Allah Ta’ala memanjangkan usia Bapak dalam kesehatan, ketakwaan dan kebahagiaan, “…tolong edit sedikit doa yang umum sering dibaca.” Apa itu? Umumnya kita akan berdoa, “Ya Allah, anugerahkan bagi almarhum keluarga yang lebih baik dari keluarganya, istri yang lebih baik dari istrinya…” Kata ayah saya, tolong diedit kalimat itu. Dengan kata lain, beliau meminta agar didoakan di hari akhir nanti tetap digabungkan bersama dengan keluarganya, bersama dengan istri dan anak-anaknya. Agar keluarga dan kenalannya disertakan bersamanya. Seperti bacaan shalawat yang sering dilantunkan: agar kami semuanya (orangtua, keluarga, kerabat handai taulan, murid dan guru)...ikut dikau Rasulullah.

Kesimpulannya. Hurun ‘Ain sejati adalah pasangan kita. Bayangkan bahagianya kerinduan yang tersimpan. Itulah saat ketika bentuk ruhaniah peribadatan, kesabaran dan perkhidmatan menemukan sebaik-baiknya kecantikan, keelokan, kesempurnaan dalam penciptaan. 

Tetapi, ternyata tidak semua suami istri ‘berpasangan’. Al-Qur’an pun menggunakan dua kata yang berbeda untuk istri selain pasangan, yaitu imro’ah. Yang berarti perempuan (atau istri). Lalu, apa perbedaan imro’ah dan zaujah menurut Al-Qur’an?
Istri dan suami bagaimana yang tidak akan jadi pasangan di surga nanti?

Salam bulan suci! Mari doakan kebaikan negeri.

@miftahrakhmat

0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.