Al-Tanwir |
|
Inilah kami, sekian abad dari masamu, dalam tubuh ringkih yang penuh dosa, dengan lidah kelu yang tercemari dusta, dengan mata dan telinga, kaki dan tangan yang kami gunakan dalam nista. Kami beranikan menyerumu meskipun besar rasa malu kami. Kami kuatkan menyapamu betapapun kotor diri kami. Duhai cucu Nabi, entah bagaimana, dalam hati ini selalu ada kerinduan kepadamu. Kami tidak tahu dari mana datangnya, Tuhan senantiasa menggerakan hati kami untuk mengenangmu. Seolah ada ruang yang tersisa, di kedalaman sanubari, setelah seluruh maksiat dan dosa. Seolah masih ada cahaya, yang menanti di akhir perjalanan, setelah seluruh salah dan nista…Sebagaimana dahulu, ya Husain, bersimpuh di kaki bumi, manusia ciptaan Tuhan yang pertama. Setelah seluruh nikmat di surga, ia terhempas ke alam dunia. Hanya dengan satu pelanggaran, ia terasing hingga alam keabadian. Apa jadinya kami, ya Husain, bukan saja satu yang kami langgar, sejuta perintah Tuhan yang lainnya kami abaikan. Setelah dari Tuhan tercurah nikmat tak terhingga, dari kami naik maksiat dan dosa tak terkira. Apa jadinya kami, ya Husain…
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Rasulullah saw bersabda:“Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.” Tema
All
Arsip
April 2024
|