Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Imro'ah dan Zawjah

16/6/2017

0 Comments

 
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Ali Muhammad
 
Dan inilah perbedaan antara makna imro`ah dan zawjah. Apa beda antara keduanya? Mengapa yang satu disebut imro'ah (istri) dan yang lain zawjah (pasangan)? Berikut catatan saya.
Setiap usai dibacakan akad nikah, penghulu atau Ustadz akan segera menutup dengan doa yang masyhur: Allahumma allif baynahuma…“Ya Allah, pertautkan (hati) keduanya seperti Kautautkan hati Nabi Adam as dan Ibunda Hawa sa. Ikat dalam cinta (hati) keduanya sebagaimana Kauikat cinta antara Nabi Yusuf as dan Zulaikha. Dan persatukan mereka senantiasa sebagaimana Kaupersatukan Baginda Nabi Rasulullah Saw dan Siti Khadijah sa…”
 
Pernah seorang sahabat bertanya, mengapa doa itu yang dibacakan usai akad nikah? Mengapa tidak doa yang lain? Saya jawab: tentu saja untuk mendoakan kebaikan itu banyak caranya. Tetapi memang, meski ada doa pernikahan Sayyidina Ali kw dan Sayyidah Fathimah sa yang termaktub di lembar undangan, hampir jarang saya dengar doa itu dibacakan usai pernikahan. Mungkin, orang tidak tahu redaksi bahasa Arabnya. Kebanyakan kita ikut tradisi keberkahan: copas dari undangan-undangan sebelumnya. Atau misalnya doa Imam Ali Zainal Abidin as untuk putra-putranya. Ya, doa untuk pernikahan banyak. Tetapi yang terkenal dan populer, doa yang tadi. Mengapa? Karena pasangan pengantin baru menginginkan keberkahan para teladan utama, mereka yang menjadi contoh suami istri yang berpasangan. Apa ada suami istri yang tidak berpasangan. Bagaimana bisa? 
 
Sahabat yang lain bertanya lagi: Bukankah Baginda Nabi Saw punya lebih dari satu istri, mengapa yang dimohonkan hanya nama Sayyidah Khadijah sa? Ada dua jawaban: pertama, karena huruf terakhir nama para perempuan agung itu yang membuat doanya menjadi berirama: Siti Hawa, Siti Zulaikha, dan Siti Khadijah al-Kubra. Dan kedua, karena ini pernikahan (umumnya yang) pertama. Istri Baginda Nabi Saw selain Sayyidah Khadijah sa adalah istri kedua dan seterusnya. Selama dengan Siti Khadijah sa, Rasulullah Saw tidak beristri yang lain. Barangkali dalam pernikahan, ada doa (tersembunyi) bahwa ini pernikahan yang berlangsung selamanya, satu suami, satu istri. Itulah yang dimaksud dengan pasangan. Kawan saya yang lain sambil bercanda berkata: istri saya satu. Satu di sini, dan satu di sana. Ia tidak benar-benar melakukannya. 
 
Lalu, bagaimana bisa suami istri belum tentu berpasangan? Bukankah mereka jodoh yang dipertemukan Tuhan? Mari telusuri perbedaan kata imro’ah dan zawjah. Inilah beberapa di antara penggunaannya dalam Al-Qur’an.
 
Imro’ah
 
1. Dan jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh, maka keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. (QS. Al-Nisa [4]:128)
 
2.  Sungguh kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. (QS. An-Naml [27]:23)
 
3. Ingatlah ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepadaMu, apa yang ada dalam kandunganku…” (QS. Ali Imran [3]:35)
 
4.  Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami… (QS. At-Tahrim [66]: 10)
 
5.  Dan berkatalah istri Fir’aun: “Ia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu…” (QS. Al-Qashash [28]: 9)
 
6.  Dan wanita-wanita di kota berkata, “Istri al-Aziz menggoda bujangnya…” (QS. Yusuf [12]: 30)
 
7.  Dan (begitu pula) istrinya, membawa kayu bakar. (QS. Al-Lahab [111]:4)
 
Dan masih banyak lagi. Pada ayat-ayat di atas digunakan dua pilihan kata ‘perempuan’ dan ‘istri’. Keduanya diterjemahkan dari kata yang sama: imro’ah.
 
Zawj
 
1.  Dan Kami berfirman: “Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini…” (QS. Al-Baqarah [2]: 35)
 
2. …mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara (seorang) suami dan istrinya… (QS. Al-Baqarah [2]: 102)
 
3.  …maka perempuan itu tidak halal lagi baginya, hingga ia kawin dengan suami yang lain… (QS. Al-Baqarah [2]: 130)
 
4.   …Allah menciptakan istrinya…(QS. An-Nisaa [4]: 1)
 
5.  Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya… (QS. Al-A’raf [7]:189)
 
6.  (yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya…(QS. Ar-Ra’d [13]:23)
 
7.  Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan istri-istrimu kamu digembirakan. (QS. Az-Zukhruf [43]: 70)
 
Dan masih banyak lagi. Sangat banyak lagi. Yang menarik, kata zawj mengambil bentuk netral. Bisa maskulin dan feminin. Bisa untuk laki-laki dan perempuan. Misalnya nomor tiga pada contoh di atas, kata zawj diterjemahkan menjadi suami. Zawj juga digunakan dalam bentuk jamaknya: azwaj. Dan ia menambah kekayaan makna terhadap kata ini. Adapun bentuk jamak dari imro’ah adalah “nisaa.”
 
Baik, untuk sementara, berikut perbedaan di antara kedua kata itu. Ada yang berpendapat imro’ah digunakan untuk istri yang tidak sepadan dengan suaminya. Sepadan dalam pengertian ini artinya tidak seiman, tidak sekeyakinan, tidak satu dalam kebersamaan. Misalnya istri Nabi Luth as, istri Nabi Nuh as, dan istri Fir’aun. Mereka berbeda keyakinan. Dua istri pertama tidak mengikuti suaminya yang Nabi. Dan istri Fir’aun justru beriman tetapi suaminya tidak. Atau seperti istri bangsawan Mesir yang menggoda Nabi Yusuf as. Ia tidak setia pada suaminya meski mungkin satu iman, satu keyakinan tapi tidak satu dalam kebersamaan. Tetapi, pendapat ini pun tidak sepenuhnya tepat, karena istri Abu Lahab juga menggunakan kata ‘imro’ah’. Dan mereka seiman, sekeyakinan, seperjuangan dalam bersama-sama mengganggu dan menyakiti Rasulullah Saw. Pada suami istri Abu Lahab itu justru ada kebersamaan. 
 
Bagaimana dengan istri Imran? Mengapa Al-Qur’an menggunakan kata imro’ah? Karena ketika ia bernazar, suaminya yaitu Imran telah meninggal dunia. Dari mana kita tahu? Karena perempuan tidak boleh bernazar tanpa seizin suaminya, apalagi perkara terkait dengan anak yang ada dalam kandungannya. Di sini tidak ada kebersamaan. 
 
Secara singkat, saya memaknai penggunaan kata ‘imro’ah’ dalam Al-Qur’an menunjukkan pada masalah. Masalah itu bisa beragam: tidak seiman, tidak bersama, adanya konflik yang mendalam, dan lain sebagainya. Tulisan singkat ini mesti diperdalam untuk lebih memahami penggunaan imro’ah dan zawjah.  Seperti misalnya contoh pertama, Al-Qur’an bahkan menyebut kata imro’ah yang diterjemahkan oleh Kementerian Agama dengan ‘perempuan’ atau ‘wanita’ dan bukan istri, karena perempuan itu khawatir suaminya akan berbuat nusyuz dan bersikap tidak acuh kepadanya. Masalah. Lagi-lagi masalah.
 
Adapun zawj atau zawjah digunakan Allah Ta’ala untuk derajat yang lebih tinggi. Lihat bagaimana ayat-ayat yang mengisahkan tentang surga mengajak seseorang untuk masuk bersama ‘pasangannya’. Baik pada kisah Nabi Adam as maupun pada janji reuni agung di kampung keabadian. Kalau ada pasangan yang berpisah, sebelum berpisah ia disebut zawj. Setelah berpisah ia disebut imro’ah atau nisa. Al-Qur’an juga mengisahkan pernikahan, pengesahan hubungan suami istri dengan “Kami ciptakan baginya pasangannya.” Pernikahan adalah jalan pembuka menuju berpasangan.
 
Ya, setiap suami pasti beristri. Setiap istri pasti bersuami. Tetapi bisa jadi mereka belum berpasangan. Yang akan menemani kita di surga adalah pasangan kita. Dan siapakah ia atau mereka? Bagaimana caranya menjadikan suami dan istri sebagai pasangan kita? 
 
Tetapi, tunggu dulu. Ternyata ada makna yang lebih dalam lagi pada kata zawj. Ternyata ia bukan tanpa masalah. Berpasangan juga ada masalah. Masalah yang seperti apa? Masalah yang lebih tinggi. Berpasangan juga bisa lebih dari satu. Bahkan bisa bagi mereka yang tidak bersuami atau beristri. Lebih dari satu tapi sepasang? Tidak menikah tapi berpasangan. Bagaimana? Makin membingungkan saja.
 
Nah, tunggu lanjutan tulisan ini. Menurut saya ada derajat yang lebih tinggi dari ‘sekadar’ berpasangan. Meski untuk itu pun teramat sulit meraihnya. Yaitu ketika kita menjadi ‘diri’ yang satu.
 
Caranya?
 
Bersabar. Ya, bersabar. Hingga tulisan berikutnya. Semoga.
 
@miftahrakhmat
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.