Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata: Sesungguhnya Syiah ‘Ali itu adalah orang yang menjaga kesucian perut dan kemaluannya, kuat jihadnya, beramal untuk penciptaNya, mengharapkan pahalaNya dan takut kepada siksaNya. Maka jika engkau melihat mereka, itulah Syiah Ja’far (Al-Kafi, juz 2, hadis no. 9).
Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata: Ujilah Syiah kami pada tiga keadaan: pada waktu-waktu salat bagaimana mereka menjaganya, pada rahasia-rahasia mereka bagaimana mereka menjaganya untuk tidak membocorkannya kepada musuh-musuh kami, dan dalam harta mereka bagaimana mereka membantu saudara-saudaranya dengan harta itu (Bihar al-Anwar, juz 83, hadis no. 40).
Imam Muhammad al-Baqir as berkata, “Syiah kami terdiri dari tiga macam: mereka yang mencari makan kepada manusia dengan mengatasnamakan kami, mereka yang seperti kaca yang memperlihatkan apa saja, dan mereka yang seperti emas murni yang setiap kali dimasukkan ke dalam api ia bertambah baik” (Bihar al-Anwar, juz 78, hadis no. 24).
Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata, “Wahai seluruh pengikut Syiah, jadilah kalian sebagai penghias bagi kami. Janganlah kalian memberikan aib kepada kami. Dan berbicaralah kepada orang lain dengan perkataan yang baik. Jagalah lidah kalian, hindarkanlah dari mencampuri urusan orang lain dan cegahlah dari perkataan yang buruk” (Amali al-Shaduq, jilid 17, halaman 327).
Dalam sebuah riwayat disebutkan: Imam Ja’far Ash-Shadiq as pernah bertanya kepada seorang laki-laki tentang orang-orang yang dia tinggalkan di kotanya (yang dianggap sebagai pengikut Syiah). Laki-laki itu menjawab dengan sanjungan yang baik, penyucian dan pujian. Lalu Imam Ja’far bertanya lagi, “Bagaimana kunjungan orang-orang kaya mereka kepada orang-orang miskinnya?” Dijawab oleh laki-laki itu, “Jarang sekali.” Imam Ja’far bertanya lagi, “Bagaimana kehadiran orang-orang kaya mereka di tengah-tengah orang miskinnya?” Laki-laki itu menjawab, “Jarang sekali.” Imam Ja’far bertanya lagi, “Bagaimana pemberian orang-orang kaya mereka kepada orang-orang miskinnya?” Laki-laki itu menjawab, “Anda telah menyebutkan perilaku yang jarang kami lakukan.” Imam Ja’far berkata, “Kalau begitu, bagaimana bisa kamu mengatakan bahwa mereka adalah Syiah kami?” (Al-Kafi, juz 2, hadis no. 10).
Melihat hadis-hadis di atas, tidak mudah untuk menjadi seorang Muslim Syiah yang diakui oleh Imam Syiah (Ahlul Bait). Ternyata yang diakui sebagai Muslim Syiah adalah yang paling bagus dalam akhlak. Peduli dan toleran dengan sesama Muslim serta peduli atas penderitaan orang lain. Tidak menjadi masalah saat di lingkungannya. Bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Itu ciri untuk seorang Syiah yang tercantum dalam hadis-hadis dari Ahlulbait Rasulullah saw. Jadi, bisa dikatakan berat untuk menjadi orang Syiah. Kalau sekadar mengaku mungkin bisa saja dibibir.
[Diambil dari: Misykat]