Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Islam User Friendly [Ust. Miftah F. Rakhmat]

30/6/2015

0 Comments

 
Seorang bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasulullah apakah berwudhu dari tempat khamar yang sudah dibersihkan lebih engkau cintai ataukah  dari tempat yang biasanya orang-orang berwudhu?  Nabi menjawab: Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah al-hanifiyyah. Sahabat bertanya lagi: apakah al-hanifiyyah itu? Nabi menjawab” al-samhah. Mereka bertanya lagi: apakah al-samhah itu? Nabi menjelaskan: al-Islam al-waasi’. Islam yang luas, Islam yang meluaskan. (Hilyat al-Awliya, 8:2003) 
Picture
Di antara keistimewaan seorang guru adalah ketika ia menyederhanakan  materi yang berat untuk murid-muridnya.  Bagi saya, itulah di antara kelebihan penulis buku ini. Saya memilih kata guru untuk menyimpulkannya. Karena, bila orang ditanya tentang siapa Jalaluddin Rakhmat, penulis buku ini? Maka jawaban yang biasa diberikan adalah: cedikiawan Islam, pemikir, pakar komunikasi, dosen, kiai haji, dan sebagainya. Barangkali amat jarang yang dengan segera menggelarinya guru. Padahal semua yang dilakukannya berada dalam bingkai keguruan itu.

Kang Jalal−begitu kerap ia disapa−juga punya kelebihan lain. Ia sering dengan cepat dapat menemukan istilah yang pas, jawaban yang tepat, atau kata yang dengan segera merangkum segala apa yang sedang  dibicarakan. Istilah-istilah seperti Islam aktual, homo orbaicus, mubalig pop, para perampok di jalan Tuhan dan masih banyak lagi menjadi signposts di rekam jejaknya. Terakhir, ia mengusung konsep Islam madani: Islam yang menjadi perwujudan rahmatan lil ‘alamin manakala dihadapkan pada Islam Siyaasi dan Islam Fiqhi. Dua kecenderungan keberagaman yang belakangan muncul di tanah air, yang marak dengan orientasi berpolitiknya, dan yang kental dengan nuansa kepatuhan fiqihnya. Kang Jalal muncul dengan warna lain; Islam Madani.

Contoh berikutnya adalah kisah ini. Satu saat, seorang sahabat bertanya kepada saya tentang makna al-hanifiyyatu as-samhah. Saya menjawabnya agak panjang. Bahkan saya kutipkan beberapa hadis yang memuat kalimat itu. Antara lain:

Agama yang paling dicintai di sisi Allah, al-hanifiyyatu as-samhah (Shahih Bukhari, Kitab Iman, Bab Al-Diinu Yusrun, juz 1:23)

Orang bertanya: Agama apa yang paling dicintai di sisi Allah ya Rasulullah? Nabi menjawab: al-hanifiyyatu as-samhah. (Musnad Ahmad 1:236)

Nabi Saw: Sesungguhnya Allah Swt memerintahkan aku untuk mengajarkan pada kalian Al-Quran. Kemudian Nabi bersabda: Sesungguhnya agama disisi Allah adalah al-hanifiyyah al-samhah. Bukan musyrikah, bukan Yahudiyah, bukan Nashraniyah. Dan barangsiapa yang berbuat kebajikan, ia tidak akan kehilangannya. (Mustadrak al-Hakim 2:244,579)

Setelah beberapa hadis itu, saya tidak menerjemahkan al-hanifiyyah al-samhah, kawan saya bertanya: Jadi apa makna al-hanifiyyah al-samhah itu? Saya lanjut dengan menjabarkan hadis-hadis lainnya:

Seorang bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasulullah apakah berwudhu dari tempat khamar yang sudah dibersihkan lebih engkau cintai ataukah  dari tempat yang biasanya orang-orang berwudhu?  Nabi menjawab: Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah al-hanifiyyah. Sahabat bertanya lagi: apakah al-hanifiyyah itu? Nabi menjawab” al-samhah. Mereka bertanya lagi: apakah al-samhah itu? Nabi menjelaskan: al-Islam al-waasi’. Islam yang luas, Islam yang meluaskan. (Hilyat al-Awliya, 8:2003)

Aku tidak diutus dengan kerahiban. Sesungguhnya agama yang paling baik di sisi Allah adalah al-hanifiyyah al-samhah. (al-Mu’jam al-Awsath, 7:229)

Saya masih juga tidak menerjemahkan kalimat itu. Sahabat saya tambah bertanya. Saya menjawab dengan menambahkan hadis lainnya.

Rasulullah Saw bersabda: Supaya umat Yahudi tahu bahwa dalam agama kita ada keleluasaan. Sesungguhnya aku diutus dengan al-hanifiyyah al-samhah. (Musnad Ahmad 6:116, 233)

Dan saya masih belum juga menerjemahkan kalimat itu. Ketika akhirnya kawan saya bertanya lagi, saya menjawab: Saya memang sengaja tidak menerjemahkannya karena kesulitan menemukan padanan yang tepat untuk itu.

Betapa tidak. Saya gunakan kamus Hans Wehr dan Lexicon Lane (dua-duanya bisa kita rujuk online di www.ejtaal.net) dua kamus besar yang menurut saya sangat komprehensif. Berikut makna kata hanif: murni, tulus, sejati, setia, agama yang hakiki, ortodoksi, dan sebagainya. Makna yang sangat dalam. Adapun samhah, maknanya jauh lebih luas lagi: kemudahan, keleluasaan, kebebasan, keterbukaan, toleransi, membantu, mengizinkan, memaafkan, dan masih banyak lagi. Sekarang, dengan makna yang begitu luas dan dalam, bagaimana saya harus menerjemahkan al-hanifiyyah al-samhah itu?

Saya buka tafsir Al-Mizan karya Allamah Thabathaba’i, saya menemukan makna yang jauh lebih sulit lagi. Kata hanif digunakan Al-Quran sebagai sifat yang dilekatkan pada Nabi Ibrahim as. (QS.Ali Imran [3]:67; 3:95; 4:125 dan beragam ayat lainnya). Hanif menjadi tanda sejati yang membedakan seorang beriman dengan seorang musyrik. Allamah Thabathabai bahkan mengaitkannya dengan posisi Nabi Ibrahim sebagai Imam yang di angkat Allah Ta’ala untuk manusia bahwa setelah ia menjadi Imam, Allah Ta’ala menggelarinya hanif. (Tafsir Al-Mizan 1:267)

Saya kebingungan mencari padanan kata yang pas. Bagi saya, maknanya terlalu luas. Sulit untuk dicarikan istilah yang tepat. Kalimat itu merangkum hampir segalanya tentang Islam. Menarik untuk dikaji lebih jauh bahwa kalimat al-hanafiyyah atau al-hanifiyyah al-samhah kurang popular di tengah-tengah kita. Dari sekian banyak  kelompok, tidak ada yang melekatkan sifat itu pada mereka. Ada Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang sulit dicari rujukannya dari kalimat atau sejarah Rasulullah Saw, apalagi dari Al-Quran. Ada Syiah yang hanya merujuk pada Syi’ah Nuh (“Dan di antara Syiahnya adalah Ibrahim” Al-Quran 37:83) dan Syiah  Musa (“Yang  ini dari Syi’ah Musa dan yang lainnya dari musuhnya” Al-Quran 28:15) atau Syi’ah Ali dalam asbabun nuzul ulaika hum khair al-bariyyah, seperti diceritakan oleh Jalaluddin al-Suyuthi dalam Tafsir al-Durr al-Mantsur. Tapi tidak ada madzhab yang melekatkan sifat hanif dan samhah pada nama kelompoknya.

Kepada kawan saya itu, saya berkata singkat; tanya saja sama ustad Jalal. Biasanya beliau punya kalimat yang tepat untuk itu.

Rupanya ia memang bertanya. Dan rupanya juga, Ustad Jalal memang tahu jawabannya. Ketika ditanya tentang agama yang hanif dan samhah itu, berikut hadis-hadis yang memuatnya, Ustad Jalal dengan cepat menjawab: Maksudnya, Islam itu adalah agama yang “user friendly”, yang ramah. Yang memudahkan dan tidak menyulitkan. Bagi penganutnya dan bagi orang-orang di sekitarnya.

Sebuah jawaban yang lugas, tegas,  pada saat yang sama: cerdas. Jawaban yang menyimpulkan hampir segalanya. Kalimat “user friendly” itu bukan saja merangkum makna yang pas, tapi juga menunjukkan kecemerlangan yang merumuskannya.

Luar biasa! Jawaban-jawaban seperti itulah yang dibutuhkan umat sekarang ini. Sosok guru yang menyederhanakan yang rumit, memberi jalan keluar dari permasalahan yang sulit, dan menghadirkan Islam sebagai agama yang mendatangkan keberkahan bagi alam semesta. Di tengah kecamuk dunia yang sensitif, yang mudah disulut dengan isu sekecil apa pun, dengan banyak orang yang cepat tersinggung, perbedaan pendapat yang menjadi konflik tak berujung... kita membutuhkan orang-orang seperti Ustad Jalal ini. Semoga Allah Ta’ala memanjangkan usia beliau dalam keberkahan.

Inilah mengapa saya menyebutnya sebagai sosok guru, al-Ustadz. Guru bukan saja mengajarkan, ia merumuskan visi untuk muridnya ke depan. Sebagai jawaban terhadap tantangan zaman, sebagai pilihan terhadap beragam kemungkinan. Inilah ciri khas guru yang satu ini.

Pada buku ini, kita akan menemukan sentuhan khas Ustad Jalal itu. Komprehensif, aktual, mudah, ramah, bermanfaat dan menyajikan Islam sebagai agama yang benar-benar user friendly. Agama yang berusaha menempatkan konteksnya di tengah permasalahan umat manusia saat ini. Agama yang hanif dan samhah. Simaklah penuturan tentang definisi Iman dan Islam (hal 7-9), penjelasan apa yang disebut dengan keramat (hal. 73-75) bagaimana konteks berjamaah sekarang ini (hal. 13-17), kriteria amal saleh (hal. 32-35), jalan tengah pro-kontra ibadah nisfu sya’ban dan  masih banyak lagi.

Menyusuri hadis demi hadis dalam buku ini bagaikan diajak belajar ilmu hadis secara langsung, baik dari konteks sanad maupun matan. Baik dari jalur periwayatan maupun kritik isi. Di kalangan para ulama ada kebiasaan mengumpulkan hadis-hadis dan menjelasakannya. Umumnya, jumlahnya empatpuluh. Yang paling terkenal adalah Empatpuluh Hadis Imam Khumaini dan Empatpuluh Hadis Imam Nawawi.

Nah, Ustad Jalal, barangkali belum sampai pada angka empatpuluh hadis itu. Tapi beliau sudah on the right track. Sekarang  baru empatbelas hadis yang dirangkainya. Ia masih punya utang duapuluh  enam hadis lagi. Kita tunggu  saja. Mungkin yang berikutnya dibagi jadi dua buku terpisah; yang kedua, empatbelas; yang ketiga, duabelas. Jangan tanya saya mengapa saya memilih angka-angka itu. Yang penting, jumlahnya empatpuluh. Toh, ia selalu ingin menuliskan dan menerbitkan buku setiap Mawlidur Rasul.  Katanya, sebagai kado untuk Rasululah Saw. seperti juga buku ini. Empatbelas hadis ini diterbitkan sebagai hadiah sederhana untuk sang kekasih termulia. Insya Allah, dalam waktu yang tidak terlalu lama, empatpuluh hadis pilihan dari sang guru ini, siap hadir di tengah-tengah kita semua.

Saya (dan Ustadz Jalal) harus menghaturkan terima kasih kepada ‘almarhum” majalah Ummat. Dalam kolom Al-Sunnah, Ustadz Jalal menulis pembahasan tentang Sunnah Nabi Saw setiap edisi. Ia juga menulis halaman rubik Halaman Akhir. Yang terakhir ini telah diterbitkan dengan judul Reformasi Sufistik. Pada pembahasan hadis, Al-Ustadz menuliskan namanya Mustafa Syauqi, yang artinya kita ketahui−Rasulullah Saw kerinduanku. Terima kasih kedua, yang tidak kurang pentingnya, di tujukan kepada IJABI Sulsel, khususnya Syamsuddin Baharuddin, yang telah dan masih mengumpulkan tulisan al-Ustadz di media massa. Tanpa bantuan Syamsuddin, yang lebih dikenal sebagai “guru” Jalaluddin Rumi oleh para aktivis di Makassar, buku ini tidak akan pernah melihat matahari. Ia jugalah sahabat yang saya ceritakan di awal kisah.

Dengan membawa kajian sunnah di sini, kita berdoa semoga Allah Swt menghimpun kita dalam kelompok pemeliharaan dan penerus Sunnah Nabawiyyah. Kiranya Sang Nabi Saw menyambut kita dengan senyumnya yang teduh; kelak, pada hari kita kembali kepada Allah Swt.

Ust. Miftah F. Rakhmat, Anggota Dewan Syura IJABI

(Pengantar buku Sunnah Nabi: Kajian 14 Hadis karya Jalaluddin Rakhmat. PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2012)


0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.