2. Anak yang kau kekang (kau atur begitu rupa) seperti jari berlebih. Kalau kau biarkan, kau tak menyukainya. Kalau kau potong, kau sakit karenanya.
3. Seharusnya menjadi tujuanmu, bahwa kau menampakkan kasihmu pada anakmu jauh lebih baik/lebih banyak daripada mereka menampakkan kasihnya padamu.
Note: orangtua tidak seharusnya 'hitung-hitungan'. Aku sdh begini, aku lakukan ini, itu, dsb.
4. Kalau kau hendak memarahi anakmu, berikan ruang begitu rupa baginya untuk berpaling dari kesalahannya. Jangan jadikan marahmu menyebabkannya keras kepala dalam mengubah perilakunya.
Note: bila marah atau menegur, kalimat pendek-pendek dan to the point. Bila mengapresiasi dan menghargai, sebaiknya berlebih dan penuh kasih.
5. Karena kau duduk di mana pun kau mau ketika kecil, duduklah di tempat yang kau tak mau di waktu dewasamu.
Note: luangkan waktu (banyak) untuk duduk dengan anak-anak kita walau pun menurut kita, kita banyak kerjaan lainnya.
6. Hal yang harus dipelajari anak-anak pertama kali, adalah hal-hal yang akan ia butuhkan kelak sebagai orang dewasa.
7. Semakin keras pretensi di awal, lebih sulit lagi untuk mempertahankannya di akhir.
Note: orangtua adalah role model. Setiap nasihat kita jadi cermin anak-anak. Kalau anak-anak tidak melihat ketulusan (yang sebenarnya bisa kita rasakan) dari apa yang kita sampaikan. Misalnya, meminta mereka berbuat 'a', padahal anak juga melihat kita punya masalah yang sama, maka akan lebih sulit ke depannya untuk dapat menasihatinya.
8. Ajarilah anakmu (hal-hak) yang bermanfaat bagi (agama) Allah. Hingga ketika orang-orang (Murji'ah) menggoyahkannya, ia dapat mempertahankan keyakinannya.
9. (Kalau ini dari saya, kesimpulan mendidik anak ada dua:)
Pertama, berdasarkan hadis Imam Ja'far Shadiq as, yaitu pastikan makanan halal dan baik (dari nafkah/uang yang kita pastikan halal milik kita) yang masuk ke perutnya.
Kedua, berdasarkan berbagai riwayat, jadilah kita sebagai orangtua, pecinta sejati keluarga Rasulullah Saw. Berkhidmat di jalan cinta ini sesungguh-sungguhnya, nanti Tuhan karuniakan "Thiib al-Wiladah" anak-anak yang baik.
Mau anak-anak kita baik? Jadilah yang terdepan dalam berkhidmat di jalan kecintaan Rasulullah Saw dan keluarganya.
(Selesai dulu episode anak dari Imam as). Jujur, harapan saya tinggal yang terakhir itu. Saya tidak begitu yakin halal/syubuhat makanan anak-anak saya. Saya tidak bisa baik menjaganya. Saya hanya berharap mencintai tulus keluarga Rasulullah Saw, semoga Nabi yang mulia berkenan mencintai anak-anak saya. That would be more than enough. That would be something to die for.
@miftahrakhmat
#alwayssayshalawat🌹