Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Kang Jalal, Jalan Tengah yang Meresahkan

14/9/2015

0 Comments

 
​SEKITAR tahun 1985, di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung pernah berlangsung sebuah  “pengadilan” terhadap seorang mubaligh muda yang tengah naik daun bernama Jalaluddin Rakhmat. Hadir pada kesempatan tersebut sejumlah perwakilan dari berbagai ormas Islam. Dakwaan yang dituduhkan adalah, materi-materi ceramah pendakwah tersebut seringkali membuat “masyarakat  dan  umat menjadi resah”.
Dia  diminta untuk mempertanggungjawabkan beberapa  pernyataannya yang  dianggap aneh, nyeleneh, dan berbeda dengan keyakinan  umat Islam  pada  umumnya. Pembelaaan pun  disampaikan  mubaligh  yang kerap  dipanggil Kang Jalal itu. Namun demikian  tampaknya  vonis sudah  disiapkan.  Beberapa waktu  kemudian,  setelah  pengadilan berlangsung, nama Kang Jalal dihapus dari daftar penceramah   dan khatib di berbagai masjid utama di Kota Bandung.   

​“Memang  ceramah  Kang  Jalal selalu meresahkan.  Boleh  jadi  itu adalah  strategi dakhwahnya, dan tidak berubah hingga  hari  ini,” ujar Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Bandung, Dedy Djamaluddin  Malik,  saat berbicara pada “Kajian Kang Jalal”  edisi perdana di Aula SMU Muthahhari Jln. Kampus Kiaracondong  Bandung, Minggu  (30/8/2015). Acara yang mengupas pemikiran  cendekiawan  Islam itu diluncurkan bertepatan dengan milad ke-67 cendekiawan  tersebut.    

Dalam catatan Dedy, sepulang dari Iowa University Amerika  Seri¬kat pada pertengahan 1980-an, selain menjadi ilmuwan  komunikasi, Kang  Jalal  juga sering diundang ceramah di Masjid  Salman  ITB. Kehadirannya  di tempat itu berkat dukungan Bang Imad,  panggilan akrab  Imaduddin Abdurrahim, tokoh intelektula muslim  yang  juga pernah  bersekolah di AS. Penetrasi pemikiran Kang  Jalal  begitu cepat merembes di berbagai kampus.  Lahirlah kelompok Jalal  yang bercorak pemikiran ‘Islam alternatif’ di kalangan muda terdidik. 

“Pemikiran Kang Jalal  keluar dari mainstream yang ada. Seringkali mengejutkan dan di luar dugaan. Orang bisa mengalami syok menden¬garnya.  Tetapi  guncangan-guncangan itu memang  dibutuhkan  bagi proses  pencarian,  terutama bagi kalangan  yang  berpikir,”  ujar Dedy  yang  sempat menjadi mahasiswa Kang Jalal di  Fikom  Unpad  pada  tahun 1977. Dedy pula yang pertama kali  menerbitkan  buku berisi pemikiran Kang Jalal berjudul “Retorika Modern” pada 1982. 

Meskipun Kang Jalal  tidak diberi ruang yang memadai bagi  dakwah¬nya  di  Kota Bandung, pengaruhnya tidak  surut.  Bahkan  semakin meroket  dan  mendapatkan tempat di kancah nasional.  Dia  tumbuh menjadi penulis opini dan buku yang produktif. Karya-karya tulis nya laris manis di pasaran. Kang Jalal menjadi pembicara  sekali¬gus  penulis yang memiliki daya tarik luar biasa. Buku-buku  bermateri  keagamaan jauh lebih banyak ketimbang buku tentang  komu¬nikasi yang merupakan disiplin ilmunya.                      

Dalam  medan  pemikiran  Islam di  Indonesia,  sosoknya  kemudian disejajarkan  dengan tiga tokoh lainnya seperti Nurcholis  Madjid  (Cak Nur), Amien Rais dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).  Ketiganya memberi kesempatan pada Kang Jalal untuk mengekspresikan  pemikirannya. Keempat tokoh itu memiliki  mazhab pemikiran sendiri  dan kontroversi sendiri di tengah umat Islam. Tetapi dibanding dengan ketiga  tokoh  tadi,  barangkali Kang Jalal  yang  dinilai  lebih kontroversial.

Keakrabannya  dengan literatur para pemikir dari Iran dan mazhab Syi’ah,  telah  menjadikannya sebagai sasaran  tembak  empuk  bagi pihak-pihak yang tidak sependapat dengannya. Dia dituduh  sebagai agen  Iran yang akan mensyi’ahkan Indonesia. Padahal, kata  Dedy, sesungguhnya yang ingin dibangun Kang Jalal adalah jembatan yang menghubungkan  berbagai  kelompok dalam tubuh  umat  Islam  lewat sikap saling memahami dan tidak berburuk sangka. Kehadiran  Syi’ah (Ahlul Bayt) sebagai mazhab adalah kenyataan sejarah  sebagaimana empat  mazhab  besar lainnya yakni Syafi’I,  Hanbali,  Maliki  dan Hanafi.  

Kang  Jalal sering menyebut mazhab yang dianut dan sedang  dikem¬ bangannya sebagai “mazhab ukhuwah” yang non-sektarian. Konsistensi¬nya ditunjukkan dengan karya tulisnya yang concern pada persoalan membangun saling pengertian antar-golongan umat Islam. Kang Jalal tidak  pernah menerbitkan buku yang mengulas masalah fikih  prak¬tis.  Bahkan ditulisnya sebuah buku berjudul “Dahulukan Akhlak  Di Atas Fikih”. 

Paling dicerca
Barangkali  tidak  ada  tokoh Islam di Indonesia  hari  ini  yang paling  banyak  dicerca melalui di media sosial dan  di  berbagai forum, selain Kang Jalal. Bahasa dengan derajat paling rendah pun sudah  biasa dilekatkan kepadanya. “Kalau saya mah  mungkin  sudah bunuh  diri menghadapi cercaan dan hinaan yang  terus  menerus seperti ini,” ujar Dedy berseloroh.

Tapi  tampaknya Kang Jalal tidak peduli dengan semua itu.  Karena  dia sadar betul jalan dakwah adalah jalan yang sukar dan  terjal.  Bukan  jalan  mulus  dan nyaman yang mudah dilalui.  Jika  tidak memiliki mental baja dan konsisten, seseorang yang menempuh jalan tersebut  akan berputus asa.  Alih-alih menyerah  pada  serangan-serangan  itu,  Kang Jalal justru memperkokoh  posisinya  sebagai tokoh Islam berpengaruh.   

Menurut Dedy, pengaruh pemikiran Kang Jalal dalam dataran  corak dan elit pemikiran Islam, berada pada corak “jalan tengah”  (middle path) di antara “Islam liberal” (Islib) dan “Islam literal”  (Islit). Kelompok  Islib  adalah mereka yang mengenyam  pendidikan  tinggi  ilmu agama secara formal dan mangadaptasikan isu-isu Islam dengan kemoderenan  melalui  pemanfaatan  metodologi  ilmu-ilmu  sosial Barat. 

Sementara kelompok Islit adalah mereka yang tidak memiliki  latar belakang dan pendidikan agama keluarga dan menemukan Islam  dalam pengajian-pengajian  di kampus universitas. Rujukan  teologi  dan  yurisprudensi  (fikih)  mereka  adalah para  ulama  Timur  Tengah seperti  Muhammad Abdul Wahab, Hasan Al-Banna, Abdullah  bin  Baz atau Said Hawwa. 

Pemikiran  Islam  Kang  Jalal, kata  Dedy,  ingin  menggabungkan kekurangan  Islib dan Islit dengan cara  mempertemukan  ilmu-ilmu Islam  tradisional  dengan ilmu-ilmu modern. Kemudian pertemuan kedua  tradisi  ini  disebut  “jalan tengah” dan  sering  dinamakan orang sebagai “Islam alternatif’. 

Dr.  Jalaluddin Rakhmat yang hadir pada acara itu mengamini pernyataan Dedy. Dia tidak lagi acuh pada persoalan-persoalan ecek-ecek berupa penghinaan dan fitnah yang terus menerus. Dia  menga¬ku lebih menaruh perhatian pada masalah-masalah yang lebih besar.  Antara lain mengembangkan pemahaman keagamaan yang lebih terbuka. Kini,  kata  Kang Jalal, harus dikembangkan  pemahaman  keagamaan  dalam tingkatan “Islam madani”, yakni Islam yang menghakimi  setiap keyakinan  dengan  ukuran masing-masing. Tidak  terjadi  monopoli  untuk mengukur kadar seseorang lewat kacamata sendiri.  “Misalnya, kita  ukur  nilai seseorang itu dari amal  salehnya,  bukan  dari  mazhabnya. Ada nilai universal di dalamanya,” kata anggota  Fraksi PDIP DPR RI ini. (Enton Supriyatna Sind/Harian Umum Galamedia, 31 Agustus 2015)
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Amal
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Fitrah
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadiah
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Nano Warno
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Qanaah
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waktu
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    April 2024
    March 2024
    November 2023
    October 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.