Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Kegilaan Massa [Fikri Yathir]

27/8/2015

0 Comments

 
Pada awal tahun 1930, Jerman ditimpa depresi ekonomi yang berat. Hiperinflasi mencekik kehidupan rakyat banyak. Inilah gejolak politik yang mengakhiri republik Weimar dan melahirkan kekuasaan totaliter Nazi Jerman. Tetapi, yang paling menarik dari semuanya ialah bagaimana orang-orang Nazi mengeksploitasi depresi ekonomi untuk kepentingan mereka.
Mereka mengembangkan berbagai teknik untuk memobilisasi massa dan mengerahkannya. Setelah mereka berkuasa, teknik-teknik ini dijalankan oleh mesin Propaganda yang canggih, Rakyat perlahan-lahan diseret ke dalam teater politik yang lakonnya sudah dipersiapkan dengan cermat. Siapa yang harus “punya lakon” dan siapa yang harus menjadi “penjahat”, telah disusun dalam skenario Kementerian Propaganda.

Beberapa orang ilmuwan menyadari bahaya penipuan masal ini. Salah seorang di antara mereka, Kurt Bachwitz, menulis buku yang membongkar kebohongan propaganda Nazi. Ia meramalkan bahwa teknik-teknik pengerahan massa gaya Nazi itu pada akhirnya akan melahirkan penyakit jiwa massa, der masenwahn. Wahn ialah waham, ilusi, delusi, atau halusinasi. Karena tulisan-nya, Bascwitz terusir dari jerman dan lari ke Belanda.

Puluhan tahun setelah itu, tak lama setelah Nazi jatuh, ilmuwan lainnya, Emil Dofivat membongkar dan menganalisis teknik-teknik propaganda Nazi dan menyebutnya sebagai prinsip-prinsip pengendalian massa, Die Grundgesetze der Massenfuehrung. Jika anda tertarik, saya ingin menyebutkan satu di antaranya.

Menurut Dofivat, bila terjadi sesuatu yang jelek di tengah-tengah bangsa seperti depresi ekonomi atau berbagai bencana rakyat akan gelisah. Mereka merasa bersalah. Persis seperti yang dirasakan anak kecil ketika kedua orang tuanya bertengkar. Penderitaan material berupa Kesulitan ekonomi diperparah dengan penderitaan psikologis Karena perasaan bersalah. Kaum Nazi memanipulasi-kan perasaan bersalah ini dan memberikan cara untuk melepaskannya. Teknik ini disebut Vernunftuebung, teknik mengeruhkan akal sehat.

Supaya rakyat tidak menyalahkan dirinya, dan yang paling penting tidak menyalahkan pemerintah yang berkuasa, harus dicari kambing hitam. “Dengan terus-menerus menyebarkan suuzan (buruk sangka) kepada obyek yang dijadikan kambing hitam dari kesalahan mereka,” tulis Dofivat, ”akan muncul pengeruhan akal sehat, yang berakhir dalam kegilaan massa.”

Seluruh penderitaan Jerman karena depresi ekonomi ditimpakan kepada orang Yahudi. Secara etnis, karena minoritas, mereka lemah. Secara ekonomis, mereka kuat, sehingga mengundang kecemburuan sosial. Kelemahan etnis dan kecemburuan sosial dimanfaatkan untuk membangkitkan kebencian massal. Selain Yahudi, orang komunis dijadikan kambing hitam kedua. Kemudian, dengan logika yang dibikin-bikin, keduanya dihubungkan dalam teori konspirasi. Untuk itu, peristiwa-peristiwa kecil dibesar-besarkan dan dikemas untuk membakar massa.

Misalnya, peristiwa pembunuhan pemuda Nazi yang bernama Horst Wessel. Soalnya sederhana saja. Wessel punya pacar yang sekaligus wanita tunasusila. Kekasih WTS yang lama muncul. Terjadi perkelahian Wessel kalah dan tertembak. Goebbels, pemimpin Nazi di Berlin, menjenguknya di rumah sakit. Ketika Wessel akhirnya mati, Goebbels menulis terus-menerus di surat kabar tentang ”Kepahlawanan” Wessel. Cerita yang diulang-ulang ialah Wessel telah dibunuh dengan sangat keji oleh orang komunis. Sebuah ”apel akbar” diselenggara-kan untuk mengenang kematian Wessel. Horst Wessel Lied, sebuah lagu yang dibuat untuk memuja Wessel menjadi lagu wajib dalam setiap acara Nazi.

Peristiwa ini dan berbagai peristiwa lainnya telah menyeret bangsa Jerman pada pemburuan dan pembunuhan sekelompok manusia yang dosanya hanyalah karena mereka lahir sebagai Yahudi atau mengikuti komunisme. Bangsa yang melahirkan para filsuf sebesar Hegel, Nietzsche, dan Heidegger menjadi robot-robot penguasa yang tak punya pikiran dan perasaan. Gelombang demi gelombang kerusuhan menyerang dan meng-hancurkan apa saja yang sudah didefinisikan sebagai Yahudi dan komunis. Inilah kegilaan massa yang paling besar dalam sejarah.

Mestikah tragedi historis ini berulang di negeri kita? Jawabannya tentu saja tidak --dengan huruf besar semua. Karena itu hentikan semua pengalihan persoalan, pencarian kambing hitam, atau penghindaran tanggung jawab. Bila pada masa Jerman Nazi dahulu ada Kurt Baschwitz, kali ini kita mendengar peringatan yang sama dari Prof. Dr. Soetandyo Wignyosoebroto, anggota komnas HAM --tanpa melupakan pernyataan keprihatinan dari para peneliti LIPI.

Prof. Wignyosoebroto ditanya mengapa dalam berbagai kerusuhan di negeri kita belakangan ini yang menjadi sasaran adalah kelompok minoritas. Ia berkata: ”Sebenarnya kita tidak boleh begitu mengorbankan mereka yang minoritas. Tetapi yang terjadi kini adalah kelanjutan dari kebiasaan, Kalau terjadi problem, selalu mengarah ke kambing hitam. Kita tak pernah mengakui kesalahan orang yang kuat, tetapi kesalahan itu selalu dikembalikan kepada yang lemah posisinya, baik dari segi ekonomi, ras, atau yang lain.

Ini persoalan manejemen pem-bangunan yang dilakukan pemerintah. Namun, apa pernah ada yang mengakui kesalahan manajemen masa lalu tersebut? Tidak. Kesalahan ditimpakan kepada penjual yang menimbun sembilan bahan pokok serta para spekulan, masyarakat yang gampang marah cari pelampiasan. Bagi saya, pengusaha penyalur sembilan bahan pokok di desa yang mungkin saja kedapatan menimbun, itu korban perubahan. Perusuh itu korban keadaan. Don’t blame the victim, jangan salahkan korban.” (Kompas, 17 Februari 1998).

Bagi kita, apakah kita mau mendengar nasihat para ilmuwan yang masih berpikiran jernih? Atau, apakah kita ikut serta mengeruhkan akal sehat jutaan rakyat Indonesia, setelah kita menyebabkan penderitaan mereka? [] 

(Artikel ini pernah dimuat dalam media UMMAT, No. 32 Thn. III, 2 Maret 1998/3 Zulkaidah 1418 H.)


0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.