Periode kedua adalah masa saat orang melakukan pendekatan yang memberikan perhatian penuh pada keberadaan jiwa dan materi (mind and matter period). Kedua pendekatan ini berjalan dengan hukumnya masing-masing; sakit fisik disembuhkan oleh para dokter sementara sakit jiwa ditangani oleh para ahli psikolog dan psikiater. Corak pendekatan kesehatan seperti ini ditemukan pada Masa Renaisans (antara tahun 1400-1500 M).
Periode ketiga adalah masa ketika orang menganggap jiwa dan fisik sama pentingnya dalam menentukan kesehatan manusia. Pendekatan seperti ini dimulai pada abad ke-19 M. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa jiwa dapat mempengaruhi fisik. Hal ini dibuktikan dengan suatu peristiwa di sebuah rumah sakit Amerika. Di rumah sakit itu terdapat pasien anak yang menderita kanker stadium lanjut. Suatu hari, dokter membisikkan ke telinga anak tersebut bahwa setiap malam dia akan didatangi ratusan pasukan makhluk angkasa luar untuk menggempur penyakit kankernya. Dalam tempo sebulan, keajaiban terjadi. Anak tersebut sembuh total. Kasus ini menunjukkan bahwa jiwa berperan dalam menyembuhkan penyakit fisik (soul over matter).
Periode keempat adalah periode tumbuhnya pendekatan baru yang disebut dengan Holistic Medicine (Pengobatan Menyeluruh). Metode ini tidak saja meliputi penyembuhan secara fisik dan jiwa, namun menyertakan juga penyembuhan spiritual atau ruh yang telah lama ditinggalkan pada masa Budhisme dan Animisme.
Pengobatan Spiritual
Ada beberapa alasan yang menyebabkan bangkitnya pengobatan spiritual. Pertama, karena ditemukannya banyak cacat dalam metode kedokteran modern. Pada sebuah seminar yang pernah saya ikuti, seorang dokter menyebutkan bahwa hanya 30 % dari pengobatan modern yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Sisanya hanyalah trial and error.
Kedua, banyak pendekatan pengobatan modern dilakukan tanpa memahami penderitaan pasien. Contohnya dalam mengatasi halusinasi, sampai kini tidak banyak yang dapat dipahami mengenai penyakit ini.
Ketiga, pengobatan modern telah banyak melakukan kesalahan. Di Amerika Serikat tercatat sekitar sepuluh ribu orang meninggal setiap tahun karena kesalahan petugas medis, baik berupa kesalahan diagnosa maupun kesalahan dari segi farmasi.
Keempat, pengobatan modern membutuhkan biaya yang teramat tinggi. Ongkos rumah sakit saat ini sangat mahal. Di Indonesia, kata hospital diterjemahkan sebagai rumah sakit, artinya rumah untuk orang sakit (house of the sick). Seorang teman saya di Amerika menyanggah makna itu. Menurut dia, terjemahan yang pantas untuk kata hospital adalah rumah miskin atau house of the poor. Masuk rumah sakit selama tiga hari saja bisa membuat orang jatuh miskin.
Alasan di atas memunculkan arus besar dalam masyarakat untuk mencari pengobatan alternatif. Meskipun demikian, pengobatan alternatif pun tak luput dari kelemahan, misalnya tidak adanya catatan yang lengkap tentang keberhasilan dan kegagalan pengobatan tersebut.
Dalam perkembangan terakhir, pengobatan spiritual telah disambut oleh masyarakat Barat dengan kesadaran penuh. Adapun masyarakat Indonesia masih perlu banyak belajar pada masyarakat Barat, karena sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang lebih percaya kepada takhayul dan belum sampai pada kesadaran spiritualisme. Padahal pada masa lalu bangsa Indonesia pernah mencapai era kesadaran spiritual yang tinggi seperti terlihat dalam sastra Melayu Klasik karya Hamzah Fansuri dan beragam tulisan oleh raja-raja di tanah Jawa. Kemandegan spiritualisme di Indonesia terjadi karena penindasan dan penjajahan yang terus menerus, feodalisme, dan tingkat pendidikan yang rendah. Sayangnya, semua faktor itu masih ada sampai saat ini.
Agama adalah jalan untuk kembali pada kejayaan spiritualisme. Tasawuf mengenal urusan pengobatan atau penyembuhan kesehatan dengan istilah pengobatan sufi (sufi healing). Dalam Pengobatan sufi, dibahas cara-cara mengobati penyakit hati seperti rakus, iri hati, dan kebencian pada orang lain. Penyakit-penyakit hati ini dapat mempengaruhi dan merusak kesehatan jiwa, dan selanjutnya kesehatan jiwa dapat mempengaruhi kesehatan fisik.
Pengobatan spiritual berujung pada pengobatan oleh diri sendiri, seperti halnya juga dalam kedokteran modern. Yang dapat menyembuhkan penyakit ruh adalah diri kita sendiri, bukan dokter atau pun ulama. Boleh jadi ulama atau dokter yang dianggap sebagai penyembuh pun bisa saja menderita sakit ruh. Yang paling utama dalam proses penyembuhan spiritual adalah kesadaran untuk berusaha menyembuhkan diri sendiri. ***