Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Mengenal lebih dekat Fakta Karbala: bagian empat [by Miftah F. Rakhmat]

26/8/2020

0 Comments

 
Imam Husain as lahir di Madinah, 3 Sya’ban 3 Hijriah. Saudaranya adalah Imam Hasan as. Hasan dan Husain adalah juga nama kedua putra Nabi Harus as, Syabar dan Syubair. Imam Husain adalah satu-satunya manusia yang ayahnya Imam, saudaranya Imam, dan putranya juga Imam. Tidak ada seorang pun dalam sejarah yang memperoleh keistimewaan seperti itu. Ibunya adalah Sayyidah Fatimah sa, ayahandanya Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as, dan kakek neneknya adalah Rasulullah Saw dan Sayyidah Khadijah sa. 
Ketika lahir, bayi mungil nan molek itu dibawa ke hadapan Rasulullah Saw. Nabi kemudian bersabda: “Husain dariku, dan aku dari Husain.” Husain minni wa ana min al-Husain. (Sunan al-Turmudzi, hadis nomor 2970, derajat hadis hasan menurut al-Albani).
 
Al-Husain jelas dari Rasulullah Saw, karena ia keturunan Sang Nabi. Tapi apa makna “dan aku dari Husain”? Yassin Al-Jibouri menafsirkannya sebagai berikut. Nabi Saw adalah perwujudan Islam. Nabi adalah manifestasi Islam seluruhnya. Ketika Nabi menyampaikan itu, Nabi Saw tahu bahwa keberlangsungan agama Islam yang dibawanya hanya akan tegak sampai hari kiamat melalui Al-Husain. Syahadah Imam Husain di Karbala-lah yang menyelamatkan Islam. Benar kiranya, bahwa setiap muslim sekarang ini berutang terima kasih dan kewajiban atas pengorbanan keluarga Rasulullah Saw di Karbala.

Maka tumbuhlah Al-Husain dalam dekapan Rasulullah Saw. Imam Ali—ayahnya—sering membawa Al-Husain ke pangkuan Nabi. Setiap kali Nabi menimang Al-Husain, ia memeluknya dan menciumi lehernya berulang-ulang. Sempat Ali bertanya: “Mengapa leher itu yang sering kaucium ya Rasulallah?” Dan Nabi menitikkan airmatanya...

Nabi sering menggendong Imam Hasan dan Imam Husain di pundaknya. Ketika Nabi membeli Zuljanah, kuda putih besar itu dari Haris, ia melihat Al-Husain sering mendekatinya. Seolah ada percakapan antara anak kecil dan kuda itu. Nabi bertanya, “Maukah engkau mengendarainya?” Al-Husain mengiyakan. Nabi meminta kuda itu dibawa mendekat. Ketika sudah dekat benar, Zuljanah tiba-tiba merebahkan tubuhnya, sehingga Al-Husain kecil dengan mudah naik di atasnya.
 
Keindahan akhlak Imam Husain, sebagaimana Ahlul Bayt lainnya, adalah yang paling menyerupai Rasulullah Saw. Shahih Bukhari meriwayatkan hadis dari Muhammad bin Husain bin Ibrahim, yang memperolehnya dari Husain bin Muhammad: “Telah bercerita kepada kami Jarir dari Muhammad dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu: “Kepala (terputus) Al-Husain didatangkan pada Ubaidullah bin Ziyad. Ia meletakkanya di atas nampan, kemudian menekan-nekannya. Ia lalu berkata sesuatu tentang Al-Husain.” Anas berkata: “Al-Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah Saw.” (Shahih Bukhari, hadis nomor 3465, Kitab Manaqib).
 
Maka ketika Al-Husain as berdiri di padang Karbala, ia mengingatkan musuh-musuhnya tentang dirinya. Bahwa ia adalah Ahli Bait Rasulillah. Bahwa pedang yang ia bawa adalah pedang Nabi, jubah yang ia pakai adalah jubah Nabi. Serban yang ia kenakan adalah serban Rasulullah Saw. Tetapi semua itu tidak membuat pasukan yang sudah tergoda dengan gelimang janji dan harta itu berpaling. Ketika Imam Husain bertanya, apa yang membuat mereka memeranginya? Mereka menjawab: “Karena ketaatan kami pada Amir Ubaidillah bin Ziyad.” Karena ketaatan mereka pada penguasa yang zalim.
 
Di Karbala, perang itu tak terelakkan. Dalam Injil, Perjanjian Lama, Yeremia 46:6 dan 46:10 mencatat sebuah peristiwa di tanah utara, di dekat sungai Efrat. Entah sebuah nubuwat atau peristiwa yang sama terulang. Berikut kutipan perjanjian lama tentang peristiwa di tepi sungai Efrat: Orang yang tangkas tidak dapat melarikan diri, pahlawan tidak dapat meluputkan diri; di utara, di tepi sungai Efratlah mereka tersandung dan rebah... Hari itu ialah hari Tuhan ALLAH semesta alam, hari pembalasan untuk melakukan pembalasan kepada para lawan-Nya. Pedang akan makan sampai kenyang, dan akan puas minum darah mereka. Sebab Tuhan ALLAH semesta alam mengadakan korban penyembelihan di tanah utara, dekat sungai Efrat.
 
Ketika satu persatu pahlawan Islam itu gugur, dan sejarah mencatatkan kesetiaan dan pengorbanan mereka dengan teladan yang sempurna, keluarga Rasulullah Saw yang tersisa meniti perjalanan menuju istana penguasa. Sebelum Imam Husian syahid, setelah bertempur dan bersimbah darah, ia kembali ke tendanya. Memegang tangan kanan Imam Ali Zainal Abidin yang terbaring sakit, menekannya ke dadanya dan mengajarkannya doa. Sebuah hadiah terakhir. Persiapan bagi lautan musibah dan bencana yang akan dihadapi As-Sajjad as. Imam pun melepas keluarganya dan menjemput syahadah.
 
Ketika Imam tersungkur dan jatuh, Zuljanah berjalan mengitarinya, melindungi junjungannya dari serangan musuh yang datang. Ia mengusap kepala Imam yang bersimbah darah dengan kepalanya. Di saat seperti itu, Ibn Sa’ad berteriak lantang: “Tangkap kuda itu! Itu salah satu kuda Rasulullah!” Puluhan orang merangsek mendekati Zuljanah, tapi ia dengan tangkas mengibaskan kaki dan ekornya, bergeliat begitu perkasa, sehingga beberapa orang dan kuda-kuda yang lain jatuh binasa. Ibn Sa’ad kemudian berkata: “Biarkan dia...kita lihat apa yang mau dilakukannya...” Merasa aman, kuda itu kembali menemui Imam Husain as, mengusap dan menghirup darah yang mengalir dari kepala Imam. Ia melengking dengan keras. Jeritan, teriakan, kesedihan perpisahan. Kemudian dengan cepat ia berlari ke arah tenda perempuan dan anak-anak. Konon, setelah itu, Zuljanah tak pernah terlihat lagi...
 
Di padang Karbala, Al-Husain seorang diri. Sahabat-sahabatnya telah banyak yang gugur. Seiring dengan teriakan Sayyidah Zainab sa, sekelompok musuh mendekati Imam yang tengah terbaring. Imam berkata ke arah Umar bin Sa’ad: “Hai Umar, apakah Abu Abdillah mesti dibunuh dan engkau menyaksikannya?” Imam memalingkan wajahnya. Airmata membasahi janggutnya. Sayyidah Zainab menjerit: “Tidakkah ada seorang muslim di antara kalian?” Mereka tidak memedulikannya. Kemudian Umar bin Sa’ad berteriak: “Habisi dia!” Syimr bin Zil Jawsyan yang pertama menaatinya. Ia menendang Imam dengan kakinya. Duduk di atas pundaknya. Mencengkeram dengan kencang janggut sucinya. Menusuknya dengan duabelas tikaman. Kemudian ia menebas dan memisahkan kepala suci itu dari jasadnya...
Salam bagimu Ya Aba ‘Abdillah...

​Orang-orang keji itu kini mengerumuni jasad suci tanpa kepala. Ishaq bin Hawayh menarik paksa jubahnya. Akhnas bin Murtsid bin Alqamah al-Hadhrami mengambil serbannya. Aswad bin Khalid melepaskan sandalnya. Jami’ bin Khalq al-Awdi dan seorang dari Bani Tamim bernama Aswad bin Khanzalah mengambil pedangnya.
 
Datanglah Bajdal. Ia melihat ada cincin yang diselimuti darah merah di tangan Imam. Ia memotong jari Imam, mengambil cincin itu. Qays bin al-Asy’ats menjarah pelana tempat duduk Imam yang terlepas dari Zuljanah. Sobekan-sobekan pakaian Imam diambil paksa oleh Ja’unah bin Hawiyah. Busur panah dan baju luarnya direnggut oleh Rahil bin Khaytsamah, Hani bin Syahib al-Hadhrami dan Jarar bin Mas’ud al-Hadhrami. Ada orang yang hendak mengambil apa yang tersisa dari baju yang melekat pada tubuh Imam. Konon, ia tidak dapat melakukannya. Tangan Imam terasa berat menghalanginya. Ia tebas tangan kanannya. Tangan kiri Imam menghalanginya. Ia potong juga tangan kiri Imam itu. Ketika ia hendak melepaskan yang tersisa dari pakaian di tubuh Imam, tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh yang mengguncang bumi. Ia urung melakukan niatnya. Ia terjatuh dan tak sadarkan diri. Ketika pingsan—ia melihat Rasulullah, Imam Ali, Sayyidah Fatimah dan Imam Hasan. Ia melihat Sayyidah Fatimah berkata kepada Al-Husain: “Duhai anakku, mereka telah membunuhmu. Semoga Allah membunuh mereka.” Al-Husain berkata kepada ibunya sambil menunjuk orang itu: “Wahai Ibu, orang ini telah menebas tanganku.” Kemudian Sayyidah Fatimah berkata: “Semoga Allah memutus kedua tangan dan kakinya, membuatnya buta, dan menariknya pada siksa neraka.” Ujarnya kemudian: “Sungguh, aku sekarang buta. Tangan dan kakiku sudah tiada. Satu-satunya yang tersisa tinggal api neraka...” (Sumber: Karbala and Beyond, Yasin T. Jibouri halaman 86). *** (tamat)

Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Ali Sayyidina Muhammad
 
Salam bagi rambut putih yang dicelup darah
Salam bagi paras yang tertutup debu-debu tanah
Salam bagi tubuh yang dijarah
Salam bagi lisan yang dihantam ujung pedang
Salam bagi kepala yang terhunus di tombak pancang
Salam bagi tubuh-tubuh yang dibiarkan tergeletak di padang gersang
Salam bagi dia yang berselimutkan tetes darah
Salam bagi dia yang dihancurkan kehormatannya
Salam bagi dia, yang kelima dari Ashabil Kisa
Salam bagi dia, penghulu para syuhada
Salam bagi dia, yang terasing dari semua yang terasing
Salam bagi dia, penentang musuh zalim
Salam bagi dia, yang didekap tanah Karbala
Salam bagi dia, yang menangis malaikat karenanya
Salam bagimu Ya Aba ‘Abdillah...
 
Dengan semangat Al-Husain, kita bebaskan Al-Quds! Duka dan cinta kita untuk bangsa Palestina, untuk bangsa Yaman, untuk Bahrain, untuk seluruh negeri yang kini sedang dilanda musibah Covid19. Mari doakan pula untuk Indonesia agar negerinya berkah, sehat lahir batin masyarakat dan pemerintahnya. Alfaathihah maash-shalawat! 
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.