Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Meraih Kembali Harga Diri yang Hilang (by Dr KH Jalaluddin Rakhmat)

21/4/2019

0 Comments

 
Adalah pedih menyadari bahwa kita, kaum Muslimin, dewasa ini bukanlah penguasa-penguasa bumi sebagaimana harusnya. Kita akan merasa malu bila kita tahu bahwa ummah ini, yang mengklaim sebagai ummah terbaik, hanyalah sebuah mainan kecil yang berada di tangan para kafir dan musyrik. ​
Untuk meredakan kepedihan ini, biasanya kita berpaling ke masa lalu yang gemilang, ketika kaum Muslimin menaklukkan lebih dari separuh dunia, ketika suara muazin merupakan nada musikal terbaik dunia. Kita jarang melampaui hal itu, dan mulai berpikir tentang alasan-alasan sejati di balik kegemilangan itu. Gerangan apakah yang mengubah penunggang-penunggang unta di gurun-gurun sunyi dan gersang menjadi tolok ukur pengetahuan dan kebijaksanaan (hikmah)? Gerangan apakah yang mengubah suku-suku yang bertikai menjadi kesatuan kekuatan kebaikan dan kebajikan? Gerangan apakah yang membuat penggembala-penggembala bodoh menjadi penakluk-penakluk Kekaisaran Bizantium dan Persia?
 
Marilah kita lihat apa yang telah dilakukan Rasululah untuk mewujudkan revolusi menakjubkan ini. Yang pertama-tama dilakukan oleh Rasulullah saw. ialah menanamkan di dalam hati pengikut-pengikutnya kalimah la ilaha illallah. Dia mengajarkan kepada mereka bahwa tidak ada tuhan selain Allah; bahwa selain Dia tidak patut disembah dan dipuja; bahwa semua manusia, betapa pun berkuasanya mereka, hanyalah sesuatu yang kecil dan hina di hadapan Allah. Selanjutnya Alquran mengingatkan mereka bahwa manusia termulia adalah manusia yang paling takwa.
 
Hal ini memberi kaum Muslimin-awal rasa harga diri, dan sepenuhnya menyirnakan rasa rendah diri mereka. Kaum Muslimin-awal percaya bahwa kemuliaan adalah milik Allah, Nabi-Nya, dan para mukmin. Begitu rasa rendah diri sirna, bersemayamlah di dalam hati mereka rasa harga diri yang konstruktif. Kita semua tahu dari sejarah Islam, bagaimana Ja’far bin Abi Thalib r.a. berdiri dengan gagah berani di hadapan kaisar Etiopia, dengan keyakinan mempertahankan kebenaran Islam. Dan ketika orang bertanya, mengapa kaum Muslimin tidak bersujud di hadapan Kaisar, dengan tegas Ja’far r.a. berkata, “Rasulullah telah melarang kami bersujud di hadapan siapa pun kecuali Allah.”
 
Kita tahu bagaimana kaum-kaum sederhana dari dusun-dusun terpencil di padang pasir memasuki Istana-istana megah Romawi dan Persia, menolak aturan-aturan keharusan bersujud di hadapan raja-raja manusia. Kita tahu dari sejarah, bagaimana Umar bin Khatthab r.a. menolak pakaian-pakaian raja yang diberikan kepadanya ketika ia memasuki Yerusalem sebagai seorang penakluk nan jaya. Kita dapat menyaksikan bahwa kaum Muslimin-awal tidak terpesona oleh kemegahan duniawi dari apa yang disebut kekaisaran-kekaisaran beradab.
 
Jika kaum Muslimin dewasa ini ingin mengambil alih peran sebagai penghulu dunia, maka mereka harus memperoleh kembali harga diri ini. Mereka harus mendapat kembali hakikat kalimah tauhid. Banyak dari kita sering tenggelam oleh apa yang kita anggap sebagai kebesaran negeri ini (Amerika—penyuntung), sedemikian terpesona, sehingga kita lupa bahwa kita adalah Muslimin, yang lebih unggul daripada mereka di hadapan Allah. Kadang-kadang kita berusaha menyembunyikan keimanan kita, seolah-olah Islam adalah sesuatu yang mengganggu. Kadang-kadang kita merendahkan assalamu’alaikum hanya karena kita takut dikenal sebagai Muslim. Hampir tidak ada dari kita yang ingin pergi kepada kaum tak beriman, menyerukan kebenaran Islam sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya.
 
Berkenaan dengan itu, akan kami paparkan tindak kepahlawanan Ibnu Mas’ud  r.a. sebagaimana dikisahkan dalam Adhwa’u ‘alal-Hijrah. Dia dikenal sebagai orang yang pertama membacakan Al-Quran kepada kaum kafir setelah Rasulullah saw,: Setelah kaum kafir di Makkah bermufakat melarang orang mendengarkan Al-Quran, para sahabat berkumpul di suatu tempat. Mereka membahas situasi dan berkesimpulan bahwa salah seorang di antara mereka harus membacakan Al-Quran di hadapan kerumunan para kafir dengan kesudian menanggung risiko disiksa. Abdullah bin Mas’ud bersedia melakukan hal itu. Sahabat-sahabat yang lain menolaknya dengan mengatakan: “Kami merasa khawatir tentang dirimu. Yang kami perlukan adalah seseorang yang didukung oleh keluarga-keluarganya yang berpengaruh sehingga mereka bisa mencegah kaum kafir itu dari menyiksanya.”
 
Sebagaimana sudah Anda ketahui, Abdullah bin Mas’ud adalah salah seorang yang tidak dikenal pada saat itu, seorang biasa. Namun, dia bersikeras melakukan tugas itu. Dia pergi ke pasar dan membaca Al-Quran keras-keras. Sebagaimana telah diduga sebelumnya, mereka menyiksanya. Dia kembali kepada saudara-saudaranya dengan wajah berlumuran darah.
 
Para sahabat lainnya berkata, “Inilah yang kami khawatirkan.” Abdullah berkata, “Kaum kafir itu belum pernah sedemikian hina di mataku kecuali untuk hari ini. Jika kalian sudi, saya akan mengatakan hal yang sama kepada mereka besok.” “Tidak, Anda telah membacakan kepada mereka apa yang dibenci mereka.”
 
Pernyataan Abdullah itu dengan indah mencerminkan pengaruh tauhid dalam kehidupannya. Di dunia saat ini, ketika semua filsafat telah gagal membawakan kepada manusia kedamaian dan kebahagiaan, kita membutuhkan banyak Ibnu Mas’ud, yaitu orang-orang yang merasa tidak hanya bangga sebagai Muslim, tetapi juga bersedia menanggung risiko demi keimanan mereka.
 
Kita perlu mendapat kembali milik kita yang telah hilang: harga diri. Sekali Anda kehilangan hal itu, dengan mudah Anda tunduk kepada kemegahan kultur Barat. Sekali Anda mendapatkan hal itu, dengan mudah Anda mendeteksi kemerosotan peradaban ini.
 
 “Kamu adalah sebaik-baik umat, yang telah dibangkitkan untuk umat manusia. Kamu serukan kebaikan, dan kamu cegah kerusakan; dan kamu beriman kepada Allah. Dan jika ahlul-kitab telah beriman, maka hal itu lebih baik bagi mereka. Sebagian dari mereka beriman, tetapi kebanyakan dari mereka adalah pelaku-pelaku keburukan (QS.Ali Imran[3]:110).
 
 “Dan kemuliaan hanyalah bagi Allah, Nabi-Nya, dan mereka yang beriman”  (Q.S.Al-Munafiqun [63]:8).
 
Adalah menarik untuk dicatat bahwa kata al-izzah (kemuliaan) juga disebutkan dalam Al-Quran sebagai salah satu watak Muslim dalam berhubungan dengan kaum kafir – maka kita perlu sekali menunjukkan izzah kita kepada kaum kafir. Di lain pihak, kita perlu menunjukkan  kerendahan hati kita kepada saudara-saudara seiman:
 
 “Wahai orang-orang beriman! Bila di antara kamu menolak agama ini, maka Allah akan mendatangkan kaum yang dicintai oleh Allah dan yang mencintai-Nya, mereka menunjukkan kerendahan hati terhadap para Mukmin, dan kemuliaan terhadap kaum kafir, bersungguh-bersungguh di jalan Allah, dan tidak takut akan kutukan orang-orang yang mengutuk”  (QS.Al-Maidah [5]:54).
 
Penting pula untuk dicatat bahwa al-izzah yang patut kita benggakan bukanlah didasarkan atas kebangsaan dan harta. Allah mengaruniakan kemuliaan bukan kepada mereka yang terkaya, bukan pula kepada mereka yang lahir dalam bangsa tertentu. “Yang termulia di antar kamu ialah yang paling takwa.” Umat terbaik ialah umat yang menyerukan kebaikan dan melarang kemungkaran sementara mereka beriman kepada Allah. Anda adalah yang termulia, jika Anda beriman. Kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, Nabi-Nya, dan para mukmin.
 
Untuk mengakhiri khotbah pertama ini, baiklah saya ingatkan Anda dan diri saya bahwa untuk memperoleh kembali kegemilangan Islam, hendaknya kita raih kembali milik kita yang hilang: harga diri sebagai Muslim. Di dalam Islam tiada jalan untuk membanggakan ras, kebangsaan, kekayaan, atau pendidikan; di dalam Islam tiada jalan untuk memuliakan segala sesuatu di luar Islam. Mengemukakan identitas Anda sebagai Muslim, memperoleh kemuliaan dengan merendahkan diri di hadapan Allah, menunjukkan kemuliaan Islam di hadapan para kafir, haruslah menjadi kebanggaan kita. Tetapi, membanggakan ras, kekayaan, dan keintelekan Anda, merupakan al-kibr (kesombongan). Kepada yang pertama dijanjikan kemenangan; kepada yang kedua kehancuran.
 
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa memiliki sedikit saja kesombongan di dalam hatinya, maka ia tidak akan masuk surga” (HR Ahmad dan Thabrani).***
 
SUMBER buku karya Jalaluddin Rakhmat, “Khotbah-khotbah di Amerika” (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993; halaman 9-15)  
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.