Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Mubaligh Pop [by KH Dr Jalaluddin Rakhmat]

3/2/2018

0 Comments

 
Nabi Muhammad saw berkhutbah di Padang Arafah. Khutbah terakhir pada haji terakhir. Pada akhir khutbahnya itu beliau bersabda, “Rubba muballighîn aw’â min sâmi’in. Orang yang menyampaikan lebih sering dapat memelihara dari pada yang hanya mendengarkan.” Begitulah lahir kata mubaligh. Sejak itu, sepanjang sejarah Islam, ada sekelompok umat yang bekerja menyampaikan pesan Nabi. Ia bukan saja dihormati Nabi karena memelihara khazanah ilmu Islam, tapi juga disegani umat karena dialah yang sebenarnya memelihara eksistensi Islam. Dialah pewaris para Nabi.
Mubaligh datang dalam berbagai sosok. Ia dapat muncul dalam sosok fâqih. Ia mendalami syariat Islam. Kepadanya orang bertanya tentang halal dan haram. Ia menjadi narasumber untuk mengetahui cara yang benar dalam beragama: salat, puasa, haji, waris, nikah, atau jual-beli. Untuk menjadi fakih, ia telah menghabiskan sebagian besar usianya di pesantren. Umat harus bertaklid kepadanya.

Mubaligh juga bisa tampil sebagai sufi. Ia dikenal karena kesungguhannya dalam beribadat dan kesederhanaannya dalam kehidupan. Ia menjadi rujukan untuk perkembangan spiritual. Ia dianggap memiliki keramat karena kesucian batinnya. Pada wajahnya ada aura sakral. Orang datang hanya untuk sekedar melihat wajahnya, meneguk sisa air minumnya, atau mengambil berkah dari doanya. Namanya disebut dalam wirid para pengikutnya. Jika membantahnya, itu bisa mendatangkan laknat atau kualat. Orang Jawa memanggil mubaligh ini dengan sebutan “kiai“, sebuah istilah yang juga mereka pergunakan untuk merujuk benda-benda yang mempunyai kekuatan supranatural. Sedangkan di zaman dahulu mereka menyebutnya “wali”.

Dalam sejarah Indonesia, mubalig seperti inilah yang pertama kali datang. Kemudian perlahan-lahan wajah fakih muncul. Hubungan antara ulama dan umatnya sangat formal, seperti hubungan guru dengan murid-muridnya di sekolah. Ulama tidak boleh dikritik atau dikecam. Pada awal abad ke-20, lahir kelompok modernis. Mereka mengkritik ulama tradisional sebagai penyebab kemunduran Islam. Mereka membuang institusi taklid. Penghormatan kepada ulama dianggap feodalisme. Mengambil berkat kepada mereka dipandang musyrik. Ulama tidak dipanggil lagi dengan sebutan “kiai”. Ia cukup disapa dengan “ustaz” saja. Lagi pula, setiap orang bisa menjadi mubaligh. Dengan alasan hadis “sampaikan dari aku walaupun satu ayat”, setiap orang bisa jadi mubalig. Ulama sebagai fakih dan sufi tersingkir. Yang diperlukan sekarang hanyalah keterampilan berbicara. Berkembanglah fatwa yang keluar dari keawaman. Tidak jarang dari sinilah bersumber konflik sosial.

Ketika globalisasi datang, orang berhadapan dengan benturan nilai. Agama, yang tercabik-cabik dalam berbagai paham, tidak dapat memberikan kepastian. Orang merindukan kembali agama yang keluar dari pemegang otoritas. Mulai akhir paruh abad ke-20, terjadilah kerinduan kembali kepada Islam yang tradisional. Sekaligus juga ada dambaan akan hadirnya ulama yang bersosok sufi. Agama kaum modernis dirasakan gersang, kering, dan tidak bermakna.

Umat merindukan sosok sufi. Tetapi yang dilahirkan zaman adalah mubalig dalam sosok baru: bukan sufi, bukan pula fakih. Teknologi modern dan media massa telah melahirkan mubalig pop. Media massa mengemas dakwah dan mubalig. Dakwahyang disajikan media massa adalah realitas kedua. Di dalamnya sudah masuk perilaku media, termasuk efek suara, efek tata-letak, dan efek visual. Yang menentukan kualifikasi mubalig bukan lagi masalah keilmuan, bukan pula integritas moral, apalagi kualitas ruhaniah. Yang menentukan adalah selera para pengelola media massa. Dakwah sekarang menjadi bagian dari budaya pop.

Karena dakwah menjadi budaya pop, mubaligh sekarang tampil sebagai selebriti. Hubungan mubaligh dengan pengikutnya sama seperti hubungan artis dengan fans. Di wajahnya tidak ada lagi aura sakral. Yang ada adalah sinar yang berasal dari lampu sorot kamera. Bahkan, sebelum ia tampil di depan massa, petugas tata-rias sudah memoles mukanya.

Karena time slots atau tata ruang dalam media massa terbatas, tidak mungkin mubaligh menyampaikan informasi yang lengkap. Ia harus menyederhanakan pembicaraan. Ia juga harus membuatnya menarik. Perlahan-lahan unsurentertainment menggeser informasi. Tujuan utamanya ialah bagaimana menghibur pendengar. Dengan demikian, kemampuan acting menggantikan kemampuan mengucapkan Alquran dan hadis dengan fasih.

Sebagai selebriti, mubalig sekarang bergaul dengan kelompok eksklusif. Untuk itu, sebagaimana anggota kelompok eksklusif mana pun, ia memerlukan aksesoris. Ia harus tampil dalam suasana glamour. Ia harus mempunyai mobil mewah, rumah megah, kartu kredit, telepon genggam, dan agen. Mubalig pop tidak sama dengan kebanyakan kita. Mereka hidup dalam dunia mimpi kita. Mereka terkenal, kaya-raya, dan berdiri di tengah orang-orang yang cantik jelita. Buat media massa, mubalig pop adalah pembuat berita. Kehidupan pribadinya menjadi sorotan. Hidung media massa masuk sampai ke dapur dan kamar tidurnya. Dengan semangat, media menyebarkan dan membesar-besarkan gosip di sekitar kehidupannya sehari-hari.

Semua itu terjadi justru terjadi ketika umat merindukan mubalig dalam sosok pemimpin ruhaniah. Betapa kecewanya umat ketika mendengar beberapa gosip media. “Idola” mereka dibangun dan diruntuhkan media. Tetapi itulah risikonya menjadi bagian dari budaya pop. Anda bisa melejit dalam waktu singkat dan memudar dalam waktu yang lebih cepat lagi. Meski begitu, di luar panggung, mungkin jauh dari hiruk-pikuk media, Anda masih akan menemukan mubaligh dalam sosok sufi. Ia menghindari media. Ia memilih ketenangan batin. Ia memilih malam yang gelap, untuk merintih mengadukan derita umatnya. Umat yang makin lama makin dewasa akan mendekati mereka. Dan kafilah ruhani yang panjang ini akan terus bergerak mendekati Allah Swt.***

KH Dr Jalaluddin Rakhmat, Dewan Pembina Yayasan Muthahhari Bandung


0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Amal
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Fitrah
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadiah
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Nano Warno
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Qanaah
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waktu
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    April 2024
    March 2024
    November 2023
    October 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.