Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Mulla Nasrudin [by Fikri Yathir]

21/3/2019

0 Comments

 
Mulla Nasrudin terkenal karena lelucon-leluconnya. Ia menga­jarkan kearifan lewat keluguan, atau dengan kata yang lebih jelas, ketololan. Di kalangan sufi, Nasrudin dijadikan rujukan untuk mengajarkan makrifat. Ia lucu, tolol, lugu, dan sekaligus bijak.
Perilakunya yang sulit dipahami dipandang sebagai mistikal yang mempesona. Banyak bangsa mengklaim Nasrudin sebagai bangsanya. Orang Turki setiap tahun memperingati festival Nasrudin, dengan memperagakan dage­lannya  Eskishensir, yang diduga tempat kelahiran-nya. Pada Zaman Uni Soviet, Nasrudin adalah tokoh Soviet yang membabat habis kaum kapitalis. Orang Arab mengubah Nasrudin jadi Joha. Masih dengan nama yang sama, orang Iran menganggapnya sebagai orang Persia. Kisah-kisah Nasrudin, dengan sedikit modifikasi, masuk kedalam  Don quixote, fables  dari Marie De France, sampai Baldakiev dalam sastra Rusia.
 
Lelucon Nasrudin harus kita terima dengan hati yang terbuka karena ia bersifat terbuka, ia mengundang banyak penafsiran, dan tak ada interpretasi yang paling benar. Karena sifatnya yang terbuka, kisah Nasrudin bukan hanya milik orang Turki, Arab, atau Iran. Ia milik seluruh umat manusia yang masih mempunyai hati nurani. Tidak boleh ada yang tersinggung. Nasrudin tidak mencemooh anda secara partikular ia menyindir manusia secara univer­sal. Orang seperti Nasrudin ada dimana-mana. Ia bisa bernama Si Kabayan di Jawa Barat, Si Lebay malang di Sumatera Barat atau Bahlul di negara-negara timur tengah. Pesan mereka sama: tertawa­lah melihat ketololan-ketololan yang anda lakukan sebelum diter­tawakan orang lain. “Mulla Nasrudin”, tulis Ablahi Mutlaq -nama ini berarti kebodohan mutlak, dalam ajaran Nasrudin, “Adalah penghulu para darwis dan perbendaharaan rahasia, manusia sempur­na. Banyak orang berkata: Aku ingin belajar, tapi disini aku hanya menemukan kegilaan. Tetapi sekiranya mereka mencari keari­fan yang dalam di tempat lain mereka tidak akan menemukan-nya.”
 
Pada saat-saat krisis seperti sekarang, marilah kita mencari kearifan yang dalam dari kegilaan Nasrudin. Bacalah sebagai hiburan ringan, tak lebih dari itu saya akan mengisahkan kepada anda kisah Nasrudin seperti diceritakan Idrisyah dalam The subti­eties oy the inimitable Mulla Nasrudin.
 
“Jika tidak ada di antara kalian seorang yang dapat mengata­kan sesuatu yang menghiburku”, teriak seorang raja yang tiranis dan kecapaian, ”aku akan memotong leher semua orang  yang berada di istanaku”. Mulla Nasrudin segera menghadap”, Baginda, jangan potong kepalaku, hamba akan melaku-kan sesuatu”. “Apa yang dapat kamu lakukan?”  “Hamba dapat mengajari keledai membaca dan menulis”. Raja berkata, ”Sebaiknya kamu mengerjakannya, jika tidak aku akan mengulitimu hidup-hidup”.  “Hamba akan melakukan­nya“, kata Nasrudin, “tetapi perlu waktu sepuluh tahun”. “Tidak apa-apa”, kata raja, “Kamu punya waktu 10 tahun”.
 
Ketika pertemuan itu sudah selesai, para pembesar mengerumuni Nasrudin, “Mulla”, kata mereka, ”Betulkah anda dapat mengajar keledai membaca dan menulis”. “Tidak” kata Nasrudin, ”kalau begitu”, kata pembesar yang bijak”, “Anda hanya mendatangkan ketakutan dan kecemasan selama satu dasa warsa. Sebab, pada akhir­nya anda akan dihukum mati. Ah betapa tololnya, lebih menyukai 10 tahun penderita-an dan memikirkan kematian ketimbang satu tebasan kilat pedang algojo”. “Anda lupa satu hal”, kata Mulla, “Raja kita sekarang berusia 75 tahun dan aku berusia 80 tahun. Lama sebelum waktu itu habis, unsur-unsur lain akan masuk ke dalam cerita”.
 
Berikut ini satu cerita Nasrudin lagi dari buku Idries Shah yang sama, tetapi berjudul  The Exploits of the incomparable Mulla Nasrudin . Di seluruh negeri terjadi keresahan. Raja mengirim delegasi kebudayaan ke setiap desa untuk mententramkan rakyat. Kemanapun mereka datang, rakyat sangat terkesan. Dari mereka orang dapat belajar ilmu pengetahuan dan keahlian. Salah seorang di antara mereka pengarang, yang lainnya ulama, dan yang ketiga anggota keluarga kerajaan. Ada ahli hukum, prajurit, saudagar dan banyak lagi. Pada setiap tempat yang mereka datangi, mereka mengadakan pertemuan di ruang yang terbuka. Orang-orang berkumpul dan mengajukan pertanyaan.
 
Ketika sampai ke desa Nasrudin, perte­muan besar yang dikepalai oleh walikota, menyambut rombongan tersebut. Pertanyaan diajukan dan dijawab. Setiap orang terkesan atau setidak-tidaknya terpengaruh oleh kebesaran delegasi. Nasrudin datang terlambat. Sebagai tokoh lokal, ia didesak untuk duduk di depan. “Apa yang sedang kalian lakukan di sini?” tanya Nasru­din.
 
Ketua rombongan tersenyum ramah, “Kami ini serombongan ahli, Kami datang ke sini untuk menjawab semua pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh rakyat sendiri. Dan Anda sendiri, maaf, siapakah Anda?”
 
“Oh, saya,” kata Nasrudin tanpa berpikir panjang. “Anda harus mempersilakan saya naik ke mimbar”. Ia naik menuju tempat para tamu penting. “Saya datang ke sini untuk menjawab pertanyaan yang tidak Anda ketahui jawabannya. Bisakah kita mulai dari hal-hal yang membingungkan Anda, wahai para ahli yang terke­muka?”
 
Saya mengakhiri tulisan ini setelah mendengarkan diskusi yang menarik dari para ahli dalam televisi tentang penerapan CBS di Indonesia. Saya tidak akan berpretensi bahwa kisah Mulla Nasrudin relevan dengan diskusi itu. Ia relevan dengan apa pun yang kita pikirkan.***
 
(Artikel ini pernah dimuat dalam media UMMAT, No. 33 Thn.III 9 Maret 1998/10 Zulkaidah 1418 H; dan dimuat kembali dalam Buletin Al-Tanwir, Nomor 111 Edisi 15 Maret 1998)
 
 

0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Amal
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Fitrah
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadiah
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Nano Warno
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Qanaah
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waktu
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    April 2024
    March 2024
    November 2023
    October 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.