Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Nilai-nilai Islam dan Globalisasi (3) [by KH Jalaluddin Rakhmat]

16/7/2020

0 Comments

 
Nilai Islam yang saya sampaikan hari ini bisa disimpulkan dalam formula tiga "C" yaitu Compassion (kasih sayang), Contribution (kontribusi), dan Connectivism (keterhubungan).
Pertama, cinta kasih. Misi Nabi Muhammad Saw bukan menegakkan fiqih dan syariat Islam. Al-Quran menyebutkan bahwa misi kenabian adalah, “Sesungguhnya tidak kami utus engkau Muhammad kecuali untuk menyebarkan kasih sayang di seluruh alam semesta.” Nilai pertama ini merupakan inti ajaran Islam, dan ini adalah nilai islam yang sangat universal, yang diajarkan oleh seluruh nabi.
 
Kedua, kontribusi. Ada doa Nabi Ibrahim yang sangat indah, Tuhanku, anugerahkan kepadaku kearifan dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang beramal salih. Berikan kepadaku kesempatan untuk meninggalkan kenangan indah bagi generasi sesudahku, dan jadikanlah aku pewaris surga naim. Inti doa ini adalah bahwa kehadiran kita di dunia ini harus memberikan kontribusi.  Dalam Surah Yaasin kita membaca bahwa di antara tanda-tanda kebesaran Tuhan adalah Dia angkut manusia dari keturunannya ke dalam perahu yang makin lama makin padat.

Al-Quran berkisah bahwa kita adalah penumpang perahu yang dibawa pesiar mengelilingi alam semesta. Kita dibawa berputar mengelilingi matahari. Satu kali putaran berarti usia perjalanan kita genap setahun.  Kita terus berputar, hingga suatu saaat kita dicoret sebagai penumpang perahu itu. Meski begitu, kata Tuhan, jangan sampai dicoret sebelum kamu melukiskan namamu di tembok perahu itu, agar generasi sesudahmu melihatnya, bahwa kamu pernah hadir dan melukiskan namamu dengan tinta emas. Artinya, dalam Islam, kita tidak boleh mati sebelum meninggalkan kenanngan indah bagi generasi sesudah kita. Dalam Qs Ar-Rahman disebutkan bahwa balasan bagi orang yang meninggalkan kenangan baik adalah ingatan yang baik dari orang-orang yang mengenangnya.
 
Ketiga, keterhubungan. Connectivism adalah keterkaitan manusia dengan Allah, ketakwaan, keimanan. Ada sebuah hadis yang sangat jarang disebut-sebut, padahal menurut saya hadis ini sangat penting, karena menyebutkan definisi atau ciri-ciri iman yang tak pernah dikemukakan secara umum. Hadis yang saya maksud adalah sebagai berikut: Orang yang beriman memiliki empat tanda. Pertama, wajah yang ramah, yang ceria. Kedua, lidah yang lemah lembut. Ketiga, hati yang penuh kasih sayang. Keempat adalah tangan yang selalu memberi, tangan yang pemurah. A bright face, a sweet tongue, a loving heart, a generous hand.
 
Jadi, orang yang mengaku Mukmin, namun menunjukkan wajah yang garang, lidah yang pedas, hati yang keras, dan tangan yang tidak dermawan, sebenarnya mereka belum Mukmin. Mereka Muslim, tapi belum Mukmin. Seperti disebutkan dalam Alquran, Janganlah kamu berkata kami sudah beriman, katakankan kami Islam, karena iman belum masuk ke dalam hatimu.
 
Jika ada orang yang berkata kasar, perkataannya ditujukan untuk memaki orang lain, dia mungkin muslim, tapi belum ada ciri lisaanun latifuun. Guru saya yang menyemangati saya waktu kecil itu pasti mukmin: wajahnya saat ceria melihat permainan saya, ucapannya lembut dan berbekas jauh di kedalaman hati saya.
 
Untuk mengakhiri bahasan kita ini, saya akan menyampaikan tentang sebuah bab tersendiri dalam Sahih Muslim tentang sampainya pahala kepada orang yang sudah meninggal. Mungkin Muslim mengetahui bahwa suatu saat, sepeninggalnya, ada sekelompok orang yang percaya kepada Sahih Muslim tapi tidak percaya tentang sampainya pahala kepada orang yang sudah mati. Karenanya, dia merasa perlu  mencantumkannya dalam bab khusus.
 
Sabahat Nabi Muhammad Saw yang bernama Thalhah, adalah orang yang kaya raya. Ketika dia sedang berdagang ke Syiria, ibunya meninggal dunia. Dia datang menemui Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasulullah, saya ingin mengungkapkan kasih sayang pada ibu saya yang sudah meninggal. Bagaimana caranya?” Rasulullah saaw menjawab, “Bersedekahlah kamu.”
 
Kemudian Thalhah menghadiahkan kebun di samping masjid Nabi. Diwakafkannya tanah itu kepada Rasulullah saaw, dan kemudian di zaman Umar bin Khatab tanah Thalhah digabungkan dengan masjid. Tiap tahun hingga kini, jutaan kaum Muslimin dari seluruh dunia salat di tempat yang dihadiahkan Thalhah kepada ibunya, dan mengalirkan pahala kepada ibunya. Sebuah persembahan kasih yang abadi, kenangan indah kepada ibu yang dicintainya.
 
Ketika membaca hadis ini, saya menangis teringat ibu saya. Rasanya, selama ibu saya hidup, belum ada kebaikan yang pernah saya lakukan. Karenanya, di atas tanah ibu saya, saya dirikan sekolah gratis untuk anak-anak yang tidak mampu. Saya berharap, pahala anak-anak yang menuntut ilmu itu akan turut mengalir bagi ibu saya. Saya berharap, nun jauh di alam barzakh, ibu saya tersenyum, mengucapkan terima kasih kepada anaknya, yang sering menyakitinya ketika dia masih hidup. Inilah tebusan atas kemalasan saya berbakti kepadanya saat dia masih hidup.
 
Itu pula yang dimaksud dengan meninggalkan kenangan indah bagi generasi sesudah kita. Nanti, ketika jenazah saya diantarkan ke pekuburan, di antara yang melayat—mungkin ada ratusan atau ribuan—anak-anak yang pernah memperoleh pendidikan gratis dari sekolah-sekolah yang saya dirikan. *** (tamat)

Artikel transkrip dari Eminent Lecture KH Jalaluddin Rakhmat di Universitas Pendidikan Indonesia, 26 Maret 2013.
​
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.