Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Pada Mulanya adalah Kata

25/7/2019

0 Comments

 
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Ali Muhammad
 

Saya sering bertanya pada murid-murid saya, apa yang membuat manusia istimewa? Jawaban yang paling sering muncul adalah kemampuannya untuk berpikir, untuk menyelesaikan masalah. Saya menyingkatnya menjadi kemampuan memberikan makna. Dalam bahasa Ustadz Jalal yang kini menjadi tema tahunan di sekolah-sekolah Muthahhari: kemampuan manusia merangkai cerita.
Hanya manusia yang sanggup ‘menyusun’ cerita. Mengapa saya beri tanda petik pada kata menyusun? Karena kita tidak akan pernah tahu cerita yang sesungguhnya. Kita terbiasa melihat peristiwa dari sudut pandang tertentu saja: hidup kita. Kita biasa mengukur orang dari satu indikator saja: diri kita. Sebuah cerita yang menyedihkan menurut kita belum tentu menyedihkan bagi yang lain. Bahkan mungkin membahagiakan. Dengan ‘yang lain’ yang saya maksud adalah selain diri kita, termasuk di antaranya keluarga dan karib kerabat kita. Orang yang kita anggap dekat dengan kita bisa punya karakteristik kepribadian yang sangat berbeda. Ia manusia seutuhnya. Tetapi kita menyusun cerita. Karena kita mengenalnya, haruslah ia seperti yang kita kira.
 
Seperti kemarin, saya menonton sebuah film. Judulnya "The 33". Film yang dibintangi Antonio Banderas itu mengisahkan perjuangan 33 orang penambang yang terperangkap di bawah tanah, di sebuah tambang tembaga dan emas, di kedalaman hampir 800 meter. Mereka bertahan di tengah kegelapan, dalam keterbatasan bahan makanan, bergelut dengan keputusasaan dan ketidakpastian. Setelah 17 hari barulah tim penyelamat menemukan keberadaan mereka. Tanah yang tidak stabil itu masih harus digali hati-hati. Secara keseluruhan, mereka berada di kedalaman bumi selama 69 hari. Kisah mereka di  penghujung 2010 itu telah mengilhami dunia akan sebuah kesabaran, "endurance and perseverance", sebuah pencapaian atas kekuatan jiwa menaklukkan cobaan. Inspiratif!
 
Dan kemudian, terpengaruh oleh film itu, saya mengetik kata The 33 di mesin pencari web. Tampak poster film dan cuplikannya. Ia mengarahkan saya pada kalimat ‘the Chillean Miners’, para penambang Chille. Saya pun telusuri. Ternyata, saya baru melihat satu sisi dari cerita. Kisah sukses itu tidak berakhir bahagia. Setelah jiwa saya diterbangkan naik untuk lebih semangat menghadapi tantangan, ia dibenamkan lagi kembali ke permukaan. Dari kabar yang beredar, 33 penambang itu kesulitan menjalani hidup setelahnya. Ada yang depresi, alkoholik, bahkan mencoba bunuh diri. Mereka tidak dapat mencari pekerjaan. Perusahaan tidak memberikan kompensasi. Pemerintah tak bisa selamanya menafkahi. Menurut Mario Sepulveda, yang dituakan di dalam tambang itu, “Orang melihat gambar bagaimana kami diselamatkan. Mereka kira, neraka sudah berlalu. Mereka keliru. Neraka baru saja dimulai.” Kehidupan mereka pasca penyelamatan itu tidak bertambah lebih baik. Mereka bahkan ditipu oleh pengacara yang membawa kisah mereka ke Hollywood.
 
Demikian satu sisi cerita yang lain. Hingga browsing saya membawa saya pada versi yang jauh berbeda. Versi para penggemar teori konspirasi. Menurut mereka, tragedi dan penyelamatan kecelakaan di tambang itu adalah sebuah sirkus media yang didesain sebagai ritual bagi para penganut freemansory, illuminati, dan organisasi-organisasi rahasia semisalnya. Mereka bermain dengan angka, mereka kemukakan lambang-lambang. Mereka sodorkan segudang pertanyaan: termasuk wajah-wajah para penambang yang tidak seperti berada di kegelapan setelah sekian lama itu.
 
Walhasil, cerita mana yang harus dipercaya? Sebuah peristiwa yang dekat saja menyimpan berbagai warna. Bagaimana halnya dengan sejarah yang membentuk keberadaan kita, makna hidup kita, jati diri kita? Seorang kawan meragukan kesahihan Perang Bubat. Katanya, itu buatan Belanda, untuk memecah belah Jawa dan Sunda. Tokoh Ken Arok dan Tunggul Ametung memang nyata, tapi tidak kisah penelikungan dan pembunuhannya. Itu dibuat Belanda untuk menghancurkan perlawanan raja-raja Nusantara, membuat cerita bahwa mereka adalah keturunan pengkhianat. Bahwa intrik politik adalah bagian tidak terpisahkan dari kakek moyang mereka, dan semisalnya. Dan kawan saya menyampaikan versi ini dengan dalil-dalil yang, menurut saya, sangat reasonable. Bisa diterima dan masuk akal.
 
Kemudian kita menerima cerita demi cerita dari tetua dan sesepuh kita. Tentang keluarga, tentang bangsa, tentang agama. Kita ‘marah’ manakala cerita itu digoyang. Kita berusaha mempertahankan versi cerita yang sudah kita punya. Kita tidak bisa terima, cerita yang sudah bertahun-tahun di kepala, kemudian kini dipertanyakan sesama. Kita berang.
 
Lalu, bagaimana kita menghadapinya? Di sini, Kitab suci mengingatkan kita: “Dan orang-orang yang menjauhi thagut (yaitu tidak menyembahnya) dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira. Sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hambaku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal." (QS. Az-Zumar [39]: 17-18). Setiap kali kita mendengar sebuah kisah, ikutilah apa yang paling baik di antaranya. Yang paling baik menurut akal sehat kita, menurut fitrah yang telah Allah Ta’ala karuniakan pada kita; yang paling mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan bagi sesama; yang paling mendekatkan kita kepada Allah Ta’ala.
 
Kita tidak mungkin hidup tanpa membingkai cerita. Dalam senarai tulisan tentang pemaknaan terhadap ayat-ayat Kitab suci, kita akan bersua dengan berbagai cerita. Ikutilah yang paling baik di antaranya. Saudara pernah mendengar bahwa putra Nabi Adam as bertengkar karena berebut perempuan? Versi cerita (yang) saya (pilih) berbeda. Atau bahwa Samiri mengelabui Bani Israil dengan patung sapi yang mengeluarkan suara? Menurut versi yang lain, patung itu bicara, bukan sekadar mengeluarkan suara. Bagaimana dengan Nabi Yusuf as dan Siti Zulaikha, ketika akhirnya mereka menikah (sebagaimana doa yang dibaca di akhir pernikahan) tidakkah Nabi Yusuf as jauh lebih muda? Berapa beda usia Baginda Nabi Saw dengan Sayyidatina Khadijah sa? Bagaimana bila ternyata pengorbanan Nabi Ibrahim as tidak ditebus dengan domba? Kisah-kisah itu akan menyusun dan mengubah langkah hidup kita.
 
Sebagai penutup (sementara), saya berbincang singkat dengan ayah saya. Kami prihatin, istri seorang sosok teroris diburu-buru aparat keamanan. Ia harus lari keluar masuk hutan. Mengapa prihatin? Teroris itu telah tewas. Dan _menurut cerita yang mereka yakini_kini tengah berbulan madu dengan 72 bidadari di alam sana. Sementara istrinya pontang-panting menyelamatkan diri, suaminya dimanja 72 bidadari. Akankah di sana ia harus bertengkar dengan 72 bidadari itu untuk beroleh suaminya kembali? Lagi-lagi, tergantung versi cerita yang kita pilih untuk kita ikuti.  Siap mengubah persepsi dari cerita yang selama ini dipahami? ***
 
@miftahrakhmat

0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.