Setelah pengangkatan itu, Umar bin Khattab berkata pada Ali bin Abu Thalib, “Hani’an laka ya ibna Abi Thalib. Ashbahta mawlaya wa maula kulli mu’minin wa mu’mininatin. (Selamat bagimu, wahai putra Abu Thalib. Engkau telah menjadi mawlaku, dan mawla setiap mukmin dan mukminat).
Menurut Imam al-Fakhr al-Razi, hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Al-Barra bin ’Aazib, dan Muhammad bin Ali (Tafsir Al-Kabir, juz 12 halaman 53), yang merupakan sebuah peristiwa agung yang kini banyak dilupakan kaum Mukminin.
Rasulullah Saw diperintahkan Allah untuk menyampaikan pesan terakhir ini. Sekiranya –sebagaimana redaksi Al-Maidah ayat 67, perintah ini tidak disampaikan, maka Nabi dianggap tidak menyampaikan risalah sama sekali (fa ma ballaghta risalatah).
Mengapa pesan Nabi ini begitu penting? Karena kelanjutan risalah Nabi berada pada Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahuwajhah. Beliaulah pintu kota ilmu Nabi.
Pada perisitwa yang penting itu, Nabi mengingatkan kaum Mukminin untuk mengambil teladan, mengangkat pemimpin, dan mempelajari Islam dari kader beliau yang paling cerdas, bijak, pemberani, dan setia, yaitu Ali bin Abi Thalib.
Bukankah Ali adalah bagian dari Ahlulbait yang diwasiatkan Nabi untuk dijaga sebagai dua pusaka yang agung? Tanpa seorang penafsir seperti Ali –yang belajar langsung dari Rasulullah–Al-Qur’an akan mengundang banyak penafsiran, sunnah Nabi akan terjatuh dalam berbagai pertikaian. Inilah yang terjadi pada wajah umat dewasa ini.
Menerima Ali sebagai mawla adalah syarat untuk menerima kesempurnaan agama Islam. Menurut riwayat lain, barulah setelah pengangkatan Ali itu, turun ayat, ”Pada hari ini Aku sempurnakan agama-Ku…”
Menurut Ustadz Jalaluddin Rakhmat, Islam telah sempurna disampaikan, tetapi kesempurnaan Islam akan terpelihara dengan mengambilnya sebagai penerima wasiat Nabi, yaitu Imam Ali as. Seumpama anak-anak kelas III SMA yang menghadapi ujian, mereka boleh belajar tiga tahun, tetapi ilmu yang mereka terima baru dihitung berhasil bila mereka lulus dalam ujian akhir. Ghadir Khum adalah ujian akhir kaum Mukminin. Sudahkah Anda lulus dalam ujian itu?