Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Pelajaran Ghadir Khum [Miftah F.Rakhmat]

30/9/2015

0 Comments

 
WAKTU itu, haji wada. Rasullah Saw beranjak meninggalkan Mekkah menuju Madinah. Pada 18 Zulhijjah, di tempat bernama Khum, di sebuat mata air (Ghadir), iringan kafilah Nabi terhenti. Rasulullah Saw memerintahkan para sahabat untuk beristirahat. Panas padang pasir menyengat kepala para jamaah haji yang baru menyelesaikan ritus suci. Nabi memandang ke padang yang luas. Beliau meminta para jemaah yang lebih dahulu pergi untuk kembali. Beliau menunggu para peziarah yang belum tiba. Ghadir Khum memang sebuah persimpangan. Dari titik itulah kemudian, para jemaah haji pulang ke kampung halaman.​
Begitulah riwayat yang diceritakan dalam Tafsir Al-Fakhr al-Razi. Ketika menjelaskan Surat Al-Maidah ayat 67, penafsir besar Ahlulsunnah itu bercerita bahwa, ayat ini turun berkenaan dengan keutamaan Ali bin Abi Thalib as. Ketika turun ayat ini, Nabi menggenggam tangan Ali dan mengangkatnya seraya berkata, “Man kuntu mawlahu, fa Aliyyun mawlahu. Allahumma wali man walahu wa ’adi man ’adahu (Barangsiapa menjadikan aku sebagai mawlaku (pemimpinnya), hendaknya dia menjadikan Ali sebagai pemimpinnya juga. Ya Allah, cintailah orang yang mencintainya. Musuhilah orang yang memusuhinya)”.

Setelah pengangkatan itu, Umar bin Khattab berkata pada Ali bin Abu Thalib, “Hani’an laka ya ibna Abi Thalib. Ashbahta mawlaya wa maula kulli mu’minin wa mu’mininatin. (Selamat bagimu, wahai putra Abu Thalib. Engkau telah menjadi mawlaku, dan mawla setiap mukmin dan mukminat).

Menurut Imam al-Fakhr al-Razi, hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Al-Barra bin ’Aazib, dan Muhammad bin Ali (Tafsir Al-Kabir, juz 12 halaman 53), yang merupakan sebuah peristiwa agung yang kini banyak dilupakan kaum Mukminin.

Rasulullah Saw diperintahkan Allah untuk menyampaikan pesan terakhir ini. Sekiranya –sebagaimana redaksi Al-Maidah ayat 67, perintah ini tidak disampaikan, maka Nabi dianggap tidak menyampaikan risalah sama sekali (fa ma ballaghta risalatah).

Mengapa pesan Nabi ini begitu penting? Karena kelanjutan risalah Nabi berada pada Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahuwajhah. Beliaulah pintu kota ilmu Nabi.

Pada perisitwa yang penting itu, Nabi mengingatkan kaum Mukminin untuk mengambil teladan, mengangkat pemimpin, dan mempelajari Islam dari kader beliau yang paling cerdas, bijak, pemberani, dan setia, yaitu Ali bin Abi Thalib.

Bukankah Ali adalah bagian dari Ahlulbait yang diwasiatkan Nabi untuk dijaga sebagai dua pusaka yang agung? Tanpa seorang penafsir seperti Ali –yang belajar langsung dari Rasulullah–Al-Qur’an akan mengundang banyak penafsiran, sunnah Nabi akan terjatuh dalam berbagai pertikaian. Inilah yang terjadi pada wajah umat dewasa ini.
Menerima Ali sebagai mawla adalah syarat untuk menerima kesempurnaan agama Islam. Menurut riwayat lain, barulah setelah pengangkatan Ali itu, turun ayat, ”Pada hari ini Aku sempurnakan agama-Ku…”

Menurut Ustadz Jalaluddin Rakhmat, Islam telah sempurna disampaikan, tetapi kesempurnaan Islam akan terpelihara dengan mengambilnya sebagai penerima wasiat Nabi, yaitu Imam Ali as. Seumpama anak-anak kelas III SMA yang menghadapi ujian, mereka boleh belajar tiga tahun, tetapi ilmu yang mereka terima baru dihitung berhasil bila mereka lulus dalam ujian akhir. Ghadir Khum adalah ujian akhir kaum Mukminin. Sudahkah Anda lulus dalam ujian itu?
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.