Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Penyintas, Minggu ini dalam Kata [by Miftah Rakhmat]

27/1/2021

0 Comments

 
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Ali Sayyidina Muhammad
 

Bila ada catatan harian. Kita coba catatan mingguan. Apa saja yang terjadi dalam sepekan. Semuanya, tentang kata. Words don’t mean, people mean. Kata-kata sama saja, manusia yang memberinya makna. Itu bukan kata saya, tapi Alfred Korzybski, seorang ahli semantik kelahiran Polandia berkebangsaan Amerika. Kata-kata netral, kitalah yang memberikan makna. Misalnya, di perpolitikan Indonesia. Kata netral seumpama cebong dan kampret, jadi punya makna yang berbeda. Demikian pula dengan banyak kata lainnya. Kita bisa menambahkannya. Setiap kelompok bisa punya kekhasannya. Kata ‘hilal’ bisa punya makna khusus tergantung komunitasnya.
Nah, apa yang terjadi minggu ini berkaitan dengan kata? Ada kasus Kirsten Gray, orang Amerika di Bali yang viral karena utasnya. Ia menerbitkan eBook Our Bali Life is Yours. Isinya—katanya—mengajak orang luar untuk tinggal di Bali dengan cara-cara menyiasatinya. Masalahnya, ini sedang pandemi. Dan yang kedua, ia membuka satu tabir yang selama ini tersembunyi. Konon, sudah beberapa tahun terakhir, Bali menjadi ‘surga’ para diginom. Kata ini pun baru bagi saya. Diginom artinya, digital nomad. Orang-orang yang menetap sebagai turis, tapi bekerja dengan bantuan teknologi informasi. Mereka bisa menjadi para desain grafis, animator, ilustrator, film maker, atau dropshipper. Nah, kata baru lagi kan? Dropshipper adalah para penjual produk satu negara (China) misalnya untuk para konsumen di negara lainnya (Eropa misalnya). Mereka menjadi jalur penghubung antarnegara. Mereka menjual barang yang tak mereka lihat, dari pembeli yang tidak mereka jumpai, untuk konsumen yang tidak mereka kenal. Welcome to diginom world.
 
Untungnya bagi mereka tinggal di Bali adalah penghasilan mereka yang dollar dan pengeluaran mereka yang rupiah. Mereka berlibur dan bekerja pada saat yang sama. Dan mereka bebas dari pajak di negeri kita. Turis, toh? 
 
Ada hal menarik lainnya, masih tentang kata, pada peristiwa yang sama. Ada narasi politik di balik pilihan kata. Seperti kata Pemerintah Israel dan Otoritas Palestina yang digunakan media. Pada kata otoritas ada kesan pengakuan yang belum sepenuhnya pada kedaulatan negara. Pada kasus Bali, kata imigran dan ekspatriat. Bila ada orang dari negeri luar bekerja di Indonesia, mereka menyebut diri mereka ekspat. Bila ada orang luar datang ke negeri mereka (dan bekerja) di sana, mereka menyebutnya imigran. Menarik, bukan?
 
Kabar terakhir, Kirsten Gray dan kawannya, akan dideportasi Imigrasi Denpasar. Kesalahan dia mungkin satu, terlalu semangat untuk sharing di sosial media. Dia baru tahu kerasnya berhadapan dengan ‘kekuatan’ netizen Indonesia. Lesson learned.
 
Berita berikutnya, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Amerika. Sejarah karena untuk pertama kalinya perempuan berkulit warna menjadi petinggi di sana. Istilah berwarna ini juga problematis. Mereka menyebutnya POC (People of Colour) atau WOC (Women of Colour). Seakan-akan orang kulit putih itu tidak punya warna! Padahal kulit mereka mungkin pinky atau bahkan orange. Yang terakhir dinisbatkan pada Donald Trump, misalnya. Pelantikan kemarin diharapkan membawa perubahan untuk Amerika.
 
Di Timur Tengah, tidak perlu menunggu lama. Perubahan itu segera terjadi. Dua bom bunuh diri meledak di tengah keramaian kota Baghdad. Doa dan belasungkawa kita. Negeri 1001 malam itu kembali diguncang prahara. Sebagian menganalisis, ini pertanda Amerika ingin menancapkan kembali pengaruhnya di sana. Semoga Tuhan menyelamatkan semua bangsa. 
 
Doa kita juga untuk beragam musibah yang terjadi di negeri ini. Ulurkan tangan pada sesama saudara, bantu siapa pun yang bisa. Budayawan Sudjito Tedjo lebih memilih kata lain yang menurutnya lebih bermakna. Baginya, ini bukan bencana. Ia menyebutnya: sabda alam. Katanya, kata bencana kurang sopan pada alam. Alam hanya berproses mencari keseimbangan baru, kalau resapan dikurangi, pohon ditebangi. Pilihan kata itu juga membuat kita lebih arif pada perubahan alam di sekitar kita.
 
Kata juga bisa bermasalah karena penafsiran yang tak sama. Kata elitis dan rakyat yang digunakan komedian Pandji menuai kontroversi. Ada juga yang menilai itu upaya untuk eksistensi. Meski pembelaannya, ia hanya mengutip ahli. 
 
Marilah kita tidak cepat mengambil kesimpulan diri. Bersegera berasumsi, bisa salah memahami arti. Kita selalu dapat melihatnya dari berbagai sisi. Marilah menjadi para penyintas sejati.
 
Ya, kata terakhir itu adalah penyintas. Doa kita bagi yang sakit, termasuk karena pandemi. Yang sembuh kita sematkan kata penyintas itu. Menurut saya, penyintas yang sesungguhnya, para survivor itu, selain mereka adalah juga para tenaga kesehatan dan pejuang keselamatan. Adalah juga saudara sekalian, yang disiplin menerapkan protokol kesehatan. Penyintas itu adalah yang melalui ujian pandemi ini dengan sebaik keadaan. Apresiasi kita pada mereka yang tidak menambah jumlah penderita. Doa kita bagi yang sakit di antara kita semua.
 
Siapa pun yang mengambil sisi baik dari cerita: Kirsten Gray, Baghdad dan Palestina, musibah alam atau sabda, merekalah para penyintas itu. Bagi mereka, kita angkat topi kita. 
 
Tapi kami tak pakai topi? Masalah kata berikutnya. ***
 
@miftahrakhmat
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.