Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Riwayat Mazhab Ahlulbait as dan Pola Kata ‘Azhim dalam al-Quran [by Muhammad Shalawat]

12/7/2022

0 Comments

 
Bismillahir rahmanir rahim
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Aali Sayyidina Muhammad

​Menurut riwayat mu’tabar (otoritatif) dari khazanah Ahlulbait Nabi SAW, Imam ‘Ali bin Musa al-Ridha as menyampaikan dialog antara Allah SWT dengan Nabi Ibrahim as, ketika ia hendak mengorbankan putra tercintanya Nabi Isma‘il as sebagai bentuk kepasrahan, ridha, pengikisan kehendak diri dan penyembelihan rasa kepemilikan seorang hamba di hadapan Sang Kekasih, Sang Pemilik Sejati. Inti dari dialog Nabi Ibrahim as itu sebagai berikut:

• Di antara semua makhluk Allah SWT, beliau paling mencintai Nabi Muhammad SAW. Bahkan lebih mencintai Nabi Muhammad SAW dibanding dirinya sendiri
• Beliau lebih mencintai putra Nabi Muhammad SAW (Imam Husain as) dibanding putra beliau sendiri
• Terbunuhnya putra Nabi Muhammad SAW (Imam Husain as) di tangan musuhnya itu lebih menyakitkan bagi beliau dibanding terbunuhnya putra beliau di tangan beliau sendiri

Allah SWT berfirman:

يا إبراهيم فإن طائفه تزعم انها من امه محمد (ص) ستقتل الحسين عليه السلام ابنه من بعده ظلما وعدوانا كما يذبح الكبش

“Wahai Ibrahim, sungguh ada sekelompok orang mengaku sebagai umat Nabi Muhammad SAW yang akan membunuh putranya sepeninggalnya secara zhalim dan sebagai (ungkap) permusuhan, (ia dibunuh) layaknya domba disembelih”

Menerima kabar perihal Imam Husain as itu, Nabi Ibrahim as menangis sangat sedih dan merasakan kepedihan dalam hatinya. Allah SWT berfirman:

يا إبراهيم قد فديت جزعك على ابنك اسماعيل لو ذبحته بيدك بجزعك على الحسين عليه السلام وقتله واوجبت لك ارفع درجات أهل الثواب على المصائب
 
“Wahai Ibrahim, aku tebus kedukaanmu atas putramu Isma‘il seandainya kau jadi menyembelihnya dengan kedukaanmu atas al-Husain dan pembunuhan terhadapnya. Kutetapkan untukmu derajat ahli pahala musibah yang teramat tinggi”

Imam ‘Ali bin Musa al-Ridha as kemudian berkata: Itulah (makna) firman Allah ‘Azza wa Jalla:

وفديناه بذبح عظيم

 wa fadainahu bi dzibhin ‘azhim
 
“Dan kami menebusnya dengan sembelihan yang ‘azhim” (QS. Al-Shaffat: 107)

Imam as lalu membaca: Wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim

Rujuk: ‘Uyun Akhbar al-Ridha, jilid 2, halaman 187-188, hadits no. 17.

Berdasarkan riwayat ini, maka dapat dipahami hewan domba yang menggantikan itu Nabi Isma‘il as itu bukan pengganti yang hakiki. Korban yang hakiki adalah Imam Husain as, cucu terkasih Rasulullah Muhammad SAW. Bagi saya pribadi, riwayat ini lebih sesuai dengan penggunaan kata ‘azhim di 37:107 dan di ayat-ayat lain. Di kitab Maqayis al-Lughah jilid 4, halaman 355, Ibnu Faris (w. 395 H) menjelaskan makna dasar dari kata ‘azhama adalah kibar (keagungan, kebesaran dan keluasan) dan quwwah (kekuatan, kemampuan, kekuasaan dan potensi). Tentu masih ada makna-makna lain yang masih berkaitan dengan makna dasar itu, tergantung turunan kata, perubahan bentuk kata dan konteks penggunaannya. Contoh-contohnya bisa dibaca di kitab Lisan al-‘Arab jilid 12, dari halaman 409. 

Meskipun kata ‘azhim dalam bahasa Arab bisa digunakan sebagai besar dan kekuatan secara fisik, tetapi pola ‘azhim di al-Quran itu titik tekan utamanya bukan pada besar secara jasmani, fisik, lahiriah, atau besar dalam sudut pandang alam materi. Tetapi kata ‘azhim di al-Quran menunjukkan sesuatu yang luar biasa, besar, dahsyat, teramat penting, memiliki potensi atau daya atau kekuatan yang membantu untuk seorang dapat menyempurna, luhur dan agung secara ruhani dan intelek. Jadi sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang alam ruhani dan alam intelek. Identifikasi itu diperoleh dengan melihat subjek dan objek untuk kata ‘azhim. Kata ‘azhim di al-Quran sering dilekatkan dengan sesuatu yang berikut ini: Allah SWT, al-Quran, naba’ (berita besar berupa hujjah atau kebenaran), ‘arasy, khuluq (akhlak, perangai, tabiat atau malakah), bala’ (ujian), hari pembalasan, ganjaran kebaikan, ‘adzab, zhulm (kezaliman, kegelapan), nasib, dosa, tipu daya dan kemenangan. Semua ini digambarkan dengan ‘azhim. Bagaimana kita akan memahaminya bila ‘azhim pada semua itu hanya sebatas dimensi materi atau lahiriah? Betul bahwa khuluq (akhlak) itu bisa dilihat dari aspek lahiriah jasmani, tetapi itu manifestasi dari esensi khuluq yang batin. Betul bahwa dosa bisa tampak dengan mengambil bentuk-bentuk lahiriah jasmani, tetapi bentuk-bentuk itu lebih bersumber pada dorongan atau daya yang bersifat non-materi dan sejatinya perwujudan dosa ada di alam non-materi. Dan seterusnya demikian.

Kalau pun ada kata ‘azhim di al-Quran yang dilekatkan dengan sesuatu yang lebih bersifat fisik atau sudut pandang alam materi—dan ini jumlahnya sedikit—seperti di 26:63, 28:79 dan 43:31, maka itu ada perinciannya:

• Kata ‘azhim di 26:63 meskipun objeknya gunung (tawd al-‘azhim) , tetapi itu konteksnya adalah menunjukkan hujjah/kebenaran. Karena konteksnya soal hujjah/kebenaran, tentu terkait dengan sudut pandang alam ruhani dan alam intelek. Menariknya, penyebutan tawd al-‘azhim di ayat itu bukan sebagai fenomena yang benar-benar terjadi/eksis di realitas eksternal, melainkan sebagai perumpamaan atas laut yang terbelah

• Kata ‘azhim di 28:79, meskipun objeknya adalah nasib dan tolak ukur nasib di situ berupa perolehan duniawi (harta benda dan semacamnya), tetapi ingat itu disampaikan dari perspektif si pembicara kala itu. Pembicara yang dimaksud adalah mereka yang ingin kehidupan dunia seperti Karun. Pemilihan kata ‘azhim dalam ucapan mereka itu mengandung kesan atau isyarat bahwa mereka menganggap perolehan duniawi yang relatif itulah kemuliaan dan keagungan (‘azhim) yang sejati dalam menjalani kehidupan

• Kata ‘azhim di 43:31 meskipun objeknya rajul (laki-laki), tetapi lagi-lagi itu disampaikan dari perspektif si pembicara kala itu. Pembicara yang dimaksud adalah mereka yang menganggap bahwa si fulan yang ada di Makkah dan Tha‘if itu ‘azhim (mulia, terpandang, kaya atau punya status sosial dunawi, berpengaruh/orang besar, atau petinggi di komunitasnya). Di literatur tafsir disebutkan bahwa orang yang dipandang ‘azhim itu adalah Walid bin Mughirah dan ‘Urwah bin Mas‘ud. Jadi anggapan bahwa dua orang tersebut layak disebut ‘azhim itu bukan berdasarkan “sudut pandang” Allah dan Nabi Muhammad SAW

Dengan mempertimbangkan pola penggunaan kata ‘azhim di al-Quran dan keserasiannya, maka agak janggal kalau sembelihan ‘azhim yang hakiki yang dimaksud di 37:107 itu sekedar hewan domba, apalagi bila dimaknai domba yang besar secara fisik. Tentulah sembelihan ‘azhim yang hakiki yang dimaksud itu sosok luar biasa yang menyandang kemuliaan, keluhuran, keagungan, posisinya teramat penting, memiliki daya atau potensi besar yang dapat menyempurnakan dirinya sendiri dan selain dirinya dan ia merupakan samudera yang luas dan memiliki keluasan pengaruh dalam sudut pandang alam ruhani dan alam intelek. Maka pola kata ‘azhim dan penyandang semua ini lebih sesuai jika dzibh ‘azhim (sembelihan agung) yang dimaksud adalah Imam Husain as.

Menariknya, Rasulullah Muhammad SAW dalam al-Quran 68:4 disifatkan memiliki khuluq (akhlak, budi pekerti, perangai, tabiat atau malakah diri) yang benar-benar ‘azhim. Bahkan ada penafsiran yang mengatakan Nabi Muhammad SAW berada di atas/lebih dari khuluq yang ‘azhim itu. Innaka la‘ala khuluqin ‘azhim. Nah, kalau kita merujuk hadits shahih yang sangat masyhur: “Husain minni wa ana min Husain” (Husain dariku dan aku dari Husain) dan menyandingkannya dengan hadits mu’tabar di Syi‘ah bahwa sembelihan ‘azhim yang sebenarnya adalah Imam Husain as, maka dapat dipahami penyifatan kata ‘azhim untuk Imam Husain as di 37:107 itu merupakan perwujudan manifestasi sempurna dari sifat ‘azhim yang disandang Rasulullah Muhammad SAW di 68:4. Bukankah Ahlulbait as adalah manifestasi paling sempurna dari keteladanan Rasulullah Muhammad SAW secara zhahir maupun batin? 

Semoga bermanfaat dan diluaskan berkahnya. Titip doa selalu. Shalawat.
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Aali Sayyidina Muhammad wa ‘ajjil farajahum...
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.