Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Rute Imam Husain as dari Makkah menuju Karbala

20/8/2020

0 Comments

 
Picture
​
​
Peta tersebut  menunjukkan rute Imam Husain as ketika meninggalkan Makkah menuju Irak. Tanggal 8 Dzulhijjah 60 H (kira-kira bertepatan dengan 10 September 680 M). Bersama Imam ada 50 orang, termasuk perempuan dan anak-anak kecil dari keluarga dan sahabatnya.

Ibnu ‘Abbas ra, pamannya dan Muhammad bin Hanafiyyah, saudaranya tidak ikut pergi bersamanya. Mereka melepas Imam dan mengingatkan bahaya yang akan dihadapinya. Muhammad bin Hanafiyyah berkata pada Imam bahwa penduduk Makkah dan para jamaah haji bertanya-tanya, mengapa Imam bergerak menuju Irak sehari sebelum haji selesai. Imam menjawab dengan menulis surat untuk saudaranya, menjelaskan situasinya. Berikut bunyi suratnya.

 “Aku tidak berangkat karena pamer dan riya. Sesungguhnya aku ingin mengembalikan umat pada jalan amar makruf nahi munkar. Aku ingin membawa dan membimbing mereka pada jalan kakekku dan jalan ayahku Ali bin Abi Thalib.”

Setelah meninggalkan Makkah, ada 14 tempat yang tercatat dalam berbagai kitab sejarah di mana Imam berhenti sesaat atau menyampaikan khutbah pada masyarakat.

1. Saffah. Di sini Imam berjumpa dengan Farazdaq, penyair yang ditanya Imam tentang keadaan Kufah. Farazdaq menjawab: “Hati mereka bersamamu, tapi pedang mereka diarahkan menentangmu.” Imam as menjawab, “Tuhan berkuasa atas segala sesuatu. Aku pasrahkan diriku kepadanya.”

2. Dzat al-‘Irq. Abdullah bin Ja’far, sepupu Imam as, mengantarkan dua putranya Aun dan Muhammad untuk berjumpa ibunya, Sayyidah Zainab sa dan bergabung untuk berjuang serta menolong Imam. Ia mencoba membujuk Imam untuk kembali ke Madinah. Imam menjawab, “Ketentuanku atasku di tangan Allah.”

3. Batn al-Rumma. Imam as menulis surat untuk penduduk Kufah melalui Qais bin Mashir. Di tengah jalan, Qais bertemu Abdullah bin Muti’ yang datang dari arah Irak. Ketika Abdullah mengetahui niat Imam melalui Qais, Abdullah berusaha untuk menahan Qais. Katanya, “Penduduk Kufah tidak setia dan tidak dapat dipercaya.” Tapi Imam tetap melanjutkan perjalanannya.

4. Zurud. Imam as bertemu dengan Zuhayr bin Qain. Zuhayr tidak termasuk pengikut Ahlul Bait as. Tapi ketika Imam menceritakan maksud perjalanannya, Zuhayr menyerahkan seluruh hartanya untuk istrinya. Ia menceraikan istrinya, meminta istrinya untuk pulang ke rumahnya dan berkata kepadanya bahwa ia ingin syahid bersama Imam as.

5. Zabala. Imam memperoleh kabar tentang syahadah Muslim bin ‘Aqil dan Hani bin Urwah. Imam berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi raaji’un. Kepada Allah kami serahkan diri kami.” Pemuka dari Bani Asad berusaha mencegah Imam melanjutkan perjalanannya. Imam tetap berangkat. Imam menyampaikan kabar duka ini pada para sahabatnya. Imam sampaikan bahwa orang-orang Kufah tidak siap untuk membantunya. Imam berkata: “Siapa di antara kalian yang ingin pulang, berangkatlah sekarang.” Beberapa penunggang kuda dari suku lain yang mengikuti kafilah Imam dan berharap memperoleh ghanimah peperangan menyadari bahwa angan mereka sia-sia. Mereka berpencar pulang ke kampung masing-masing. Hanya 50 orang yang bertahan.

6. Batn al-‘Aqiq. Imam as berjumpa dengan seseorang dari Bani Akrama yang mengatakan bahwa Kufah tidak lagi ramah bagi pendatang, dan bahwa kota itu sudah dikepung oleh tentara Yazid. Tidak ada yang dapat masuk atau keluar. Imam terus melanjutkan perjalanan.

7. Surat. Imam bermalam di tempat ini. Di pagi hari, Imam meminta sahabat-sahabatnya untuk mengambil perbekalan air sebanyak-banyaknya.

8. Syaraf. Ketika Imam melalui tempat ini, seorang sahabatnya berteriak bahwa ia melihat sekelompok pasukan mendekat. Imam bertanya tentang tempat yang aman, misalnya yang ada bukit di sekitarnya. Seorang pemandu membawa Imam dan kafilahnya ke bukit terdekat.

9. Zuhasm. Di sinilah Imam dihadang oleh Al-Hurr dan 1000 orang pasukannya. Mereka sangat kehausan sehingga Imam memerintahkan sahabatnya untuk memberi mereka air. Imam sendiri memberi minum beberapa orang tentara yang kehausan. Hewan tunggangan pun terpuaskan. Imam Husain as memimpin shalat Zhuhur. Ikut bermakmun kepadanya Hurr dan pasukannya. Di tempat ini juga Imam menyampaikan pada Al-Hurr surat-surat penduduk Kufah. Imam berkata: “Wahai penduduk Kufah, kalian kirim utusanmu menemuiku. Kalian tulis surat bahwa kalian tidak mempunyai pemimpin, dan bahwa aku diundang datang untuk mempersatukan kalian dan memimpin kalian dalam jalan Allah. Kalian tulis bahwa Ahlul Bait as lebih berhak untuk menangani berbagai perkara daripada mereka yang berlaku aniaya, yang salah, yang tak berhak. Tapi kalau kalian sudah mengubah sikap kalian, dan menjadi jahil terhadap hak-hak kami, atau lupa terhadap janji-janji kalian, aku akan kembali.” Tapi Imam dicegah oleh tentara Hurr yang kemudian menggiring kafilah Imam Husain as untuk menyamping dari rute ke arah Kufah.

10. Baiza. Imam sampai di sini hari berikutnya. Imam menyampaikan satu di antara khutbahnya yang terkenal. “Wahai manusia, Rasululah saw bersabda: Sekiranya seseorang melihat penguasa yang kejam, yang melawan Allah dan RasulNya, yang berbuat aniaya terhadap rakyatnya…kemudian ia tidak melakukan apa pun untuk mencegahnya, tidak dengan lisan ataupun perbuatannya, maka Allah akan memasukkannya ke tempat yang sama dengannya. Tidakkah kalian lihat telah serendah apa kaum Muslimin sekarang? Tidakkah kalian saksikan kebenaran telah diselewengkan? Kemungkaran tanpa pembatasan. Adapun bagiku, tidaklah aku melihat kematian kecuali kesyahidan, dan hidup bersama tiran kecuali penderitaan dan kehinaan.”

11. Uzaibul Hajanat. Di sini Imam menjauh dari kepungan tentara Al-Hurr dan bertemu Trimmah bin ‘Adi. Mengetahui bahwa penduduk Kufah telah menyalahi janjinya, berkhianat pada imamnya, Trimmah menjanjikan bantuan berupa 20.000 pasukan terlatih bila ingin merebut Kufah atau melindungi Imam untuk berlindung di balik bukit. Imam menjawab: “Semoga Allah memberkatimu dan rakyatmu. Aku tidak bisa berpaling dari kata-kataku. Segalanya sudah ditetapkan.” Dari jawaban Imam, jelaslah bahwa Imam sadar benar bahaya yang membentang di hadapan. Imam mempunyai tujuan dan misi yang mulia, yaitu sebuah revolusi yang akan menghentak kesadaran Kaum Muslimin. Imam tidak memobilisasi pasukan yang bisa dengan mudah ia lakukan di Hijaz, atau mengeksploitasi kemungkinan kekuatan fisik yang ditawarkan kepadanya.

12. Qasr Bani Makatil. Jelaslah di sini bahwa Kufah tidak lagi jadi tujuan. Karena Al-Hurr tidak mau meninggalkan Imam Husain, ia menggiring kafilah Imam menjauhi Kufah dan mengambil arah baru. Imam as beristirahat sore hari itu. Imam mengucap: “Inna lillah”. Putranya yang berusia 18 tahun menghampirinya dan bertanya tentangnya. Imam menjawab bahwa dalam tidurnya ia mendengar suara seseorang yang berkata bahwa orang-orang ini tengah diantar menemui kematian mereka. Ali akbar bertanya: “Bukankah kita dalam jalan kebenaran. Kematian tidak berarti apa-apa bagi mereka. Kematian hanya sarana untuk sampai pada derajat syahadah yang mulia.”

13. Nainawa. Di sini, seorang utusan Ibnu Ziyad membawa pesan untuk Al-Hurr untuk tetap mengawasi kafilah Imam. Kafilah yang sudah menempuh perjalanan panjang ini melewati sebuah tempat bernama Ghaziriyya hingga sampai di Karbala. Imam menarik nafas panjang ketika mendengar nama ini. “Benar, inilah tempat karbin (musibah) wa bala (dan bencana). Mari kita berhenti di sini. Karena kita telah sampai di tujuan kita. Inilah tempat syahadah kita. Inilah Karbala.”

​14. Karbala. Sesuai perintah Imam, tenda didirikan di dekat sungai yang bercabang dari Sungai Furat. Tanggal menunjukkan 2 Muharram 61 H (Sekitar 3 Oktober 680 M). ***
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.