Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Selamat Hari Guru, Profesi hanya Ada Dua [by Miftah Rakhmat

25/11/2020

0 Comments

 
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma Shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Ali Sayyidina Muhammad
 

Selamat Hari Guru. Hari ini beredar kalimat-kalimat, “Profesi hanya ada dua: guru dan yang lain-lain. Karena setiap profesi akan memerlukan guru terlebih dulu.” Ketika Jepang kalah pada Perang Dunia kedua, Kaisar Hirohito bertanya, “Berapa jumlah guru?” Guru yang ditanyakan pertama kali. Dan yang agamis akan mengutip kalimat ini: “Falawla murabbi maa ‘araftu rabbi.” Tanpa guru, aku takkan mengenal tuhanku. Guru, abu ruhi. Guru, ayah ruhaniku. Demikian, hari ini pesan itu akan datang silih berganti. Guru diperingati setahun sekali. Tulisan ini tanpa kecuali. Padahal hak mereka teramat besar sekali.
Picture

 
Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah menyampaikan, “Man ‘allamani harfan faqad sayyarani ‘abdan.” Siapa saja mengajariku satu aksara, ia telah menjadikan aku hamba (An-Naraqi, Jami’us Sa’adaat 3:112).  Atau dalam redaksi yang lain, “Ana ‘abdun man ‘allamani.” Aku hamba siapa saja yang mengajariku (Kasyful Khafa 2:265). Kalimat Sayyidina Ali as ini sebenarnya bersumber dari sabda Baginda Nabi Saw yang disampaikan kepadanya, “Man ta’allamta minhu harfan, shirta lahu ‘abdan.” (Wahai Ali) siapa saja yang mengajarimu satu aksara, engkau telah menjadi hambanya (Bihar al-Anwar, 74: 165). Demikian besarnya hak guru atas kita. Hak orangtua, hak mereka yang mengajari kita menulis dan membaca.
 
Pertanyaannya. Bolehkah seorang menjadi hamba seorang yang lainnya? Bukankah penghambaan ditujukan untuk Tuhan semata? Al-Qur’an mengingatkan kita: bal lillahi fa’bud fakun minas syakirin. Maka hendaknya Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur (QS. Az-Zumar [39]: 66) Apakah riwayat itu bertentangan dengan ayat al-Qur’an?
 
Kata ‘abada ya’budu sebenarnya punya banyak makna. Kendala yang terjadi pada terjemahan, terkadang hanya mengkhususkan dan memilih satu makna di atas yang lainnya. Kata ‘abd itu bisa berarti menyembah, bisa juga menghamba. Nah, yang menyembah, hanya untuk Tuhan saja. Itu kita sebut ibadah. Dari akar kata yang sama. Adapun menghamba, adalah berkhidmat kepada dia. Seperti seorang budak yang berbakti pada tuannya. Pada Tuhan, kedua hal itu bersama: berkhidmat sebagai bentuk ibadah pada Dia. Karena itulah para sufi membagi ada ‘abid dan ‘abd. Abid adalah ahli ibadah, sedangkan ‘abd adalah budak, seorang hamba, yang pasrah pada ketentuan Tuannya. Tidak semua abid adalah ‘abd, tapi tak mungkin sampai pada derajat ‘abd tanpa ibadah. Allah Swt mensifatkan hamba terpilihNya sebagai ‘abd. Ketika Baginda Nabi Saw dimi’rajkan, Al-Qur’an menyifatinya dengan ‘abd. Hamba. Inilah tingkat tertinggi peribadatan.
 
Nah, ‘abd dalam makna perkhidmatan tidak dilarang pada yang lainnya. Tidak dikhususkan Tuhan saja. Bahkan menjadi satu di antara jalan penghambaan pada Tuhan. Yaitu berkhidmat, menjadi ‘hamba’ pada para kekasihNya. Para guru di antaranya.
 
Dalilnya. Pertama, ayat al-Qur’an. “Dan nikahilah yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak, dari hamba-hambamu yang lelaki dan hamba-hambamu yang perempuan…” (QS. An-Nuur [24]:32) dalam ayat ini, yang berkhidmat disebut dengan ‘ibaadikum, hamba-hambamu.
 
Kedua, ketika Sayyidina Ali kw ditanya dan beliau menjadi khalifah kaum Muslimin, hampir seperempat abad pasca wafat Baginda Nabi Saw. Seorang bertanya kepadanya, “Apakah engkau seorang nabi?” Sayyidina Ali menjawab, “Ana ‘abdun min ‘abiidi Muhammad.” Aku hamba di antara hamba-hamba Rasulullah Saw (Bihar al-Anwar 3:283, Al-Kafi 1:90, Tafsir Nur al-Tsaqalayn 5:235, al-Ihtijaj 1:496, Kitab al-Tauhid as-Shaduq 174). Simak pilihan kata: ‘abiid, bukan ‘ibaad. Artinya, yang paling banyak berbakti, paling utama berkhidmat. Yang teramat mengabdi 😭🙏🏼
 
Banyak sekali riwayat terkait dengan ini. Diantaranya nasihat Hazrat Lukman untuk anaknya, “Wahai anakku, jadilah engkau hamba orang-orang yang baik, kun ‘abdan lil akhyaar.” Dan yang semisalnya. Kitab-kitab hadits seperti al-Bihar, al-Kafi, Mustadrak al-Wasa`il dipenuhi oleh riwayat-riwayat untuk menghamba, untuk berkhidmat, untuk berbakti pada orang-orang saleh. Bahasa Indonesia dengan tepat memilih kata untuk semua itu: mengabdi. Bila itu semua membingungkan, kita susun ulang kalimatnya: Kepada Tuhan kita menghamba. Kepada kekasihNya kita mengabdi. Pengabdian kita pada kekasih Tuhan adalah bentuk penghambaan kita kepadaNya. Bukankah kecintaan kita pada Tuhan disyaratkan dengan kepatuhan pada Baginda Nabi Saw. “Jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku…” (QS. Ali Imran [3]: 31). Bukankah kepatuhan pada Baginda Nabi Saw adalah menempatkan Baginda Nabi di atas diri kita? “Nabi itu lebih didahulukan bagi orang mu’min dari diri mereka sendiri…” (QS. Al-Ahzab [33]:6) Kepatuhan adalah penghambaan. Perkhidmatan adalah pengabdian.
 
Dan guru adalah di antara jalan pengabdian itu. Dari mereka kita beroleh pengetahuan, meraih cahaya. Dari mereka terbentang jalan yang terbuka. Selamat hari guru, bagi semua pencercah ilmu. Terkhusus, mohon doa untuk kedua orangtua kita semua. Mohon doa untuk guru-guru kita. Mohon doa untuk Mamah dan Bapak, guru-guru terbaik saya tercinta.
 
Mamah mengajarkan saya pemaknaan pada kehidupan. Pada kebahagiaan dalam perkhidmatan pada keluarga dan orang-orang tercinta. Bapak membuka gerbang kecintaan pada para teladan kekasih hati sebaik kerinduan. Pada mereka berdua saya berutang setiap pengetahuan dan pemahaman. Karunia yang takkan pernah mampu saya tunaikan hak syukurnya, selamanya. Al-Fatihatu ma’as shalawat.
 
Beberapa bulan terakhir ini, Bapak mengampu kajian Maqashid al-Syariah di Channel You Tube JRTV. Passion Bapak sebagai seorang guru adalah teladan tersendiri. Bapak akan mempersiapkan materi dan kajian sebaik-baiknya. Alih-alih, kami sebagai murid yang berbakti dan mengabdi. Bapak justru yang berkhdimat pada kami 😭🙏🏼.
 
Ada lima hal yang mesti terjaga dengan hadirnya agama: akal, agama, diri, harta, dan keturunan. Sebagian menambahkan kehormatan. Saudara bisa menyimak kajian selama ini di JRTV. Kadang-kadang, muncul pertanyaan, bagaimana bila terjadi pertentangan antara hifzhun nafs dan hifzhul maal? Antara menjaga diri dan menjaga harta? Situasi pandemi sekarang ini menjadi contohnya. Konon, ada pesawat dengan duduk jaga jarak dan tidak. Yang tanpa jaga jarak harganya lebih murah. Dan orang lebih banyak memilih yang murah tanpa jaga jarak. Artinya, mereka mendahulukan menjaga harta daripada jiwa. Atau misalnya pertentangan antara hifzhud din dan hifzhun nafs. Antara menjaga keselamatan diri (sendiri dan orang lain) atau memelihara ukhuwwah Islamiyyah. Sayyidina Husain as mendahulukan menjaga agama dari keselamatan diri. Hal-hal seperti ini, kita membutuhkan bimbingan guru. Bukan tanpa alasan sepertinya, menjaga akal dan agama diutamakan dari yang lainnya. Dan itulah misi utama para guru. Menjaga akal dan agama.
 
Selamat hari para penjaga kesadaran itu. Selamat hari guru. ***
 
@miftahrakhmat
Ketua Yayasan Muthahhari Bandung


0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Amal
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Fitrah
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadiah
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Nano Warno
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Qanaah
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waktu
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    April 2024
    March 2024
    November 2023
    October 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.