"Ah, samudra ini telah lama kunanti. Bahtera untuk berlabuh lelahnya hati."
Matanya tajam penuh harap, bulir embun di kelopak menggenang membentuk sayap. Ia akan terbang dengan tangisan, dan perahu besar yang kelak ditinggalkan.
Ia memandang ke belakang, pada jejak pasiran masa yang membentang. Panjang, panjang sekali. Hingga noktah di ufuk timur. Kecil, kecil sekali.
Tapi lihatlah, titik hitam itu bukan sekadar noktah pahit getir perjalanannya. Ia benih yang disemai dan kelak akan tiba waktu menuai.
Saat ia berkata, "Tugasku sudah tunai. Hadiah sederhana agar Kasih sudi membelai. Dan di bahunya aku rebah, dengan seluruh cinta rindu berserah."
Benih itu baru saja tumbuh, dan dedaunan dari pohonnya dengan lembut mengangkat tubuh. Mesra. Satu persatu. Lembut. Hingga sampai di dermaga itu.
Langkahnya menyiratkan sisa, masih ada yang tertunda, pikirnya. Benih-benih itu harus disirami. Tetap tumbuh mereka walau kelak ia pergi.
Pandangnya tajam, suara batin terdengar diam, "Maafkan aku wahai Kekasih. Bukan karena tak rindu aku merintih. Maafkan sukma lirih bersedih."
Hanya ada satu jalan. Di hadapannya ombak berdebur mengundang kawan. Air itu tujuannya. Tenggelam harapannya. Terbawa arus gelombang cita-citanya.
Tapi air yang sama juga yang dapat menumbuhkan benihnya, memperkokoh batangnya, menerbangkan dedaunannya hingga tepian dermaga. Hadir bersamanya.
Ia harus kembali. Sampai di dermaga bukan untuk pergi. Untuk membawa setangkup air yang bisa digenggamnya. Dengan itu, ia alirkan tetesan cinta.
Perjalanannya masih jauh. Datang untuk pergi. Tiba untuk kembali. Naik untuk turun lagi. Dan bila saatnya tiba, ia berlayar untuk selalu hadir di sisi.
...
Seorang lelaki menatap senja, dan langkah yang penuh rela. Tuhan, karuniakan kekuatan. Dan benih itu pun berbunga. Tumbuh merekah di sekitarnya.
Seorang lelaki menatap senja dan semerbak harum bunga di mana-mana. Ia berkata, "Pagi sebentar lagi tiba. Akan kupetik kalian. Kupersembahkan sebagai tanda cinta."
Seorang lelaki menatap senja. Buket bunga di tangannya. Ah, biarlah aku jadi pengikatnya.
Tapi mungkinkah? Karena hanya ranting berduri yang layak menghias mengeratkannya.
Hanya ranting berduri. Sanggupkah aku?
@miftahrakhmat
29082015
Happy Milad Aki... doa doa terbaik selalu untuk Aki Jalal... Bi haqi Muhammad wa Aali Muhammad