Al-Tanwir
Hubungi Kami  >
  • Beranda
  • Berita
  • Buletin
  • LPII
  • Menjawab
  • Pustaka
  • Kontak

Silsilah Emas Kenabian (3)

22/3/2017

0 Comments

 
Bismillahirrahmanirrahim
Allahuma shalli 'ala Muhammad wa Ali Muhammad

Dan hari ini…sebuah kenyataan menghentak saya. Hari ini saya baca ayat seakan tidak pernah saya baca sebelumnya. Ayat itu menggetarkan, bahkan ia menggoncangkan. Ayat-ayat itu meluruhkan seluruh harapan saya. Ayat-ayat itu menjadikan saya orang yakin yang dipenuhi keraguan. Yakin karena kebenaran firman, dan ragu karena kebingungan menghadapi apa yang dijelang kemudian. 
Mari kita baca firman suci Al-Quran Surat Maryam dari Ayat 67 – 72.

67. Dan tidakkah manusia memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?

68. Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama syaitan-syaitan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut.

69. Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah.

70. Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka.

71. Dan tidak seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.

72. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.


Ya Allah, tiba-tiba hari ini, saya bergetar membaca ayat-ayat itu. Kita akan dibangkitkan bersama setan-setan yang telah mengganggu kita selama ini. Kita akan diantarkan pada neraka Jahannam dalam keadaan berlutut. Kita semua, tanpa kecuali.

Ya Allah…ampuni lemahnya tubuh ringkih ini. 
Kemudian Allah Ta’ala ambil dari setiap umat, mereka yang paling durhaka pada Tuhannya. Mereka yang tidak mensyukuri nikmat Allah Ta’ala Yang Maha Pemurah itu. Mereka yang menzalimi dan menyakiti karunia terbesar Tuhan untuk semesta. Kita kira, yang masuk neraka hanya mereka saja. Dan kita (berharap) tidak. Ternyata tidak demikian.

“Dan tidak seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka itu…” Al-Qur’an menggunakan kata “waariduha”. Terjemahan Kementerian Agama lebih halus: mendatangi. Tetapi wariduha juga bisa berarti memasukinya, dipindahkan ke dalamnya, menyusul (bergabung bersama) orang sebelumnya. Maka tidak seorang pun dari kita, siapa pun kita, kecuali akan masuk neraka. Lalu Al-Qur’an menegaskan: “Ini kepastian yang sudah ditentukan Tuhan.” Hatman maqdhiyya. Sesuatu yang salah bila berubah. Ia tidak akan berubah. Semua kita akan memasukinya. Dalam munajat Imam Sajjad as ada kalimat, "Andai jalan menuju Surga tak harus melalui neraka dulu."

Ya Allah, luruh sudah seluruh kemungkinan selamat itu. Bagaimana mungkin kami dapat mengklaim surga, bahkan mengharamkannya bagi kelompok lain. Bagaimana mungkin kami merasa paling aman dari siksa, bahkan menjatuhkannya bagi mereka yang tak sepaham. Padahal Al-Qur’an dengan jelas mengingatkan: Sudah pasti, semua kamu akan masuk neraka, tanpa kecuali!


Lalu kepada siapa kita berharap? Bila api menjadi sejuk dan damai untuk Nabiyullah Ibrahim ‘alaihis salam, adakah hal yang sama mungkin terjadi? Akankah datang malaikat yang menemani…


Hari ini, wiladah Sayyidah Fathimah Azzahra salaamullah ‘alaiha, putri terkasih Baginda Nabi Saw. Hari ini 20 Jumadil Akhir. Tiba-tiba saya diingatkan karunia terbesar Tuhan untuk Baginda itu. Bukankah Baginda Nabi Saw teramat mencintai umatnya. Pastilah Baginda tak ingin kita disiksa di neraka Jahannam itu. Tidakkah Baginda pasti memberikan jalan keluarnya?


Dan mata saya diantarkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan dalam berbagai kitab: Kanzul ‘Ummal 13:91; Al-Shawa’iq al-Muhriqah 190; Usud al-Ghabah 5:523; Dzakhair al-‘Uqba 48; Manaqib al-Imam Ali al-Maghazili 356; Nur al-Abshar 51,52; dan Yanabi’ al-Mawaddah 2: 56,136. Berikut redaksinya.


Bersabda Baginda Nabi Rasulullah Saw: “Kelak nanti di hari Kiamat, (terdengar) seorang penyeru akan berseru: Wahai kalian seluruhnya! Tundukkan pandangan kalian. Tutup mata kalian. Akan berlalu Fathimah putri Rasulullah Saw.”


Ya Allah, saya membaca hadits itu dengan mengingat Surat Maryam 71. Kita semua di neraka. Kita semua tersiksa. Lalu terdengar seruan itu. Tundukkan pandangan kalian, tutup mata kalian, tahan penglihatan kalian…hingga berlalu Fathimah putri Rasulullah Saw. Putri kerajaan itu akan berlalu, dan bahkan melihatnya pun kita tidak diizinkan. Mengapa? Pastilah karena kekotoran tak layak untuk memandang kesucian. Hingga ia disucikan, hingga ia dibersihkan, dan api yang membakar itulah tempatnya.

Akankah berani batinku berteriak, “Wahai Ibunda…inilah aku. Wahai sang putri, sebutlah namaku.” Pandangan itu terpaku. Seruan itu terdengar menggema. Tutup matamu…hingga berlalu Fathimah putri Rasulullah Saw.” Sungguh, yang semisal itu hanya kemuliaan yang diperuntukkan untukmu, wahai putri Rasulillah Saw.

Dan kini kita ketahui, mengapa Baginda Saw sangat berbahagia dengan kelahiran putri terkasihnya. Bukan hanya karena bila merindukan wewangian surga, Baginda Saw akan menciumnya. Bayangkan, bila Baginda berangkat ke luar kota, Sayyidah Fathimah sa yang terakhir ditemui untuk melepasnya. Bila Baginda kembali, Sayyidah Fathimah pula lah yang pertama didatanginya. Bila Sayyidah Fathimah datang ke majelis, Baginda akan berdiri menyambutnya. Bahkan memberikan tempat duduknya. Apa yang hendak diajarkan Baginda pada kita? Tidakkah setiap akhlak Baginda Saw adalah teladan teramat sempurna. Tidakkah kita wajib mengikutinya?


Baginda Saw berbahagia, karena Sayyidah Fathimah salamullah ‘alaiha adalah penyelamat umatnya. Karena Baginda sangat mencintai kita semua. Kitab Kanzul ‘Ummal, kompendium hadis terbesar Mazhab Ahlus Sunnah karya Allamah Muttaqi al-Hindi meriwayatkan hadits berikut ini. Termaktub pada Jilid 6 halaman 219.


Bersabda Baginda Nabi Rasulullah Saw: “Sesunguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menjauhkan putriku Fathimah, keturunannya, dan siapa saja yang mencintai mereka, dari api neraka. Karena itulah Fathimah dinamai Fathimah.”


Fathimah berasal dari kata fathoma yang berarti “dijauhkan dari”. Baginda Nabi Saw memberi nama putrinya Fathimah, karena ialah yang akan menjauhkan para pecintanya dari api neraka. Mengangkat mereka ke tepian jurang neraka Jahannam itu, dan menyelamatkannya.

Fathimah putri Rasulullah Saw, putri Sayyidatina Khadijah salamullah ‘alaiha. Melalui ayah ibunya, silsilah Fathimah terhubung pada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dari dua sisi. Sisi ayah dan sisi ibu. Keluarga Sayyidah Khadijah salaamullah ‘alaiha adalah para tokoh bangsawan dan pembesar Quraisy. Khuwailid ayah Sayyidah Khadijah berdiri bersama Abdul Muthallib menghalau tentara Abrahah. Sejak dahulu, silsilah kemuliaan itu telah tercatat dan terpelihara.

Tapi kini, yang dihalau bukan lagi tentara gajah. Yang dihalau adalah setan-setan yang akan menghancurkan jalan kembali menuju Tuhan. Dan siapakah yang terpilih menjauhkan umat dari itu? Kecintaan pada Sayyidah Fathimah dan keturunannya.


Maka keraguan itu membersitkan asa. Maafkan kami Sayyidah, yang hanya mengenangmu pada saat-saat seperti ini. Maafkan kami Baginda, yang tak memuliakan dan menghormati putri penyelamat di alam keabadian. Hari lahirnya berlalu dan kami tak punya sedikit pun pemberian yang berarti.


Izinkan aku menangis, pada setiap puisi yang ditujukan untuk putrimu. Izinkan aku meneteskan airmata keharuan, melihat istriku dan ibu-ibu Fathimiyyah berkhidmat hingga larut malam untuk mempersiapkan acara kelahiran itu. Kau pasti berbahagia Ya Rasulallah, dan izinkan kami berbahagia bersamamu. Perkenankan orang-orang putus asa ini menggantungkan harap pada kelebat selendang kasih dan kerinduan pada putrimu.


“Dan sungguh akan Kami selamatkan orang-orang yang bertakwa, dan kami tinggalkan orang-orang zalim di neraka…” Setiap kali Al-Quran menggunakan Kami, Allah Ta’ala mengabarkan keagungan, tapi pada saat yang sama kebersamaan. Para malaikat, para nabi…bergabung menjalankan amanah dan titah Tuhan.


Sayyidah Fathimah salamullah ‘alaiha di antara para penyelamat itu. Bahkan di antara yang utama. Seluruh ciptaan diperintahkan Sang Penyeru untuk menundukkan pandangan. Tak pantas siapa pun untuk melihatnya. Mengapa? Karena kezaliman yang kita lakukan. Sayyidah Fathimah salaamullah ‘alaiha tidak akan menyelamatkan para pelaku kezaliman, terutama—menurut saya—pada para perempuan. Karena ia adalah teladan bagaimana perempuan dimuliakan.


Semoga tulisan sederhana ini memberikan manfaat di hari lahir Sang Putri Nabi Saw. Perkenankan saya memohon maaf pada para perempuan dalam hidup saya. Pada Ibu saya yang tidak akan pernah dapat saya balas kasih sayangnya. Tidakkah ini sebuah kezaliman? Pada istri saya yang tidak dapat saya penuhi haknya. Pada kawan-kawan dan saudara, pada para guru dan semua yang dihadirkan dalam hidup saya. Pada anak-anak perempuan, pada setiap wanita, pada setiap ibu. Mohon maafkan setulus hati, seorang yang lemah ini. Seorang yang pasti diantarkan ke neraka dalam keadaan berlutut, dimasukkan ke dalamnya. Seorang yang pasti mendengar seruan ditujukan kepadanya. Dan sungguh, maaf dan ridho Ibu, istri saya, dan seluruh saudara akan saya tanam kuat dalam batin, ketika Sang Putri berlalu di antara seluruh manusia. Maafkan saya saudara, telah banyak saya berbuat dosa. Mari senandungkan pada semesta raya, betapa kita berharap dapat mencintai Sang Putri dengan segenap jiwa. Seperti pernah, Sayyidina Ali ra dan Sayyidah Fathimah salamullah ‘alaiha datang pada Baginda Nabi Saw. Keduanya merasa sangat dicintai Baginda. Adakah yang lebih dicintai di antara keduanya? Baginda Saw menjawab, “Fathimah ahabbu ilayya minka Ya Ali, wa anta a’azzu ilayya minha.” (Al-Jami’ al-Shaghir 2:654; Al-Shawa’iq al-Muhriqah 3:191; Yanabi’ al-Mawaddah 2:56;; Majma’ al-Zawaid 9:202; Usud al-Ghabah 5:522).

Ah, andai aku dapat menerjemahkannya dengan baik. Tentu Baginda mencintai keduanya, dan kalimat Baginda menyempurnakan kecintaan pada keduanya…tak terbatas, tak terhingga.


Sungguh, kini harapku bergantung pada kecintaan itu. Pada Baginda, pada Sang putri dan keturunannya. Pada dua belas Imam yang dijanjikan Rasulullah Saw. Pandangku pasti tertutup. Mataku pasti terpaku. Tatapku pasti membatu. “Tahan pandanganmu, akan berlalu Fathimah putri Rasulullah.” Sungguh, duhai putri…ketika kau berlalu, akan kusebut namamu. Akan kulantunkan senandung dan pujianku pada Baginda, padamu, dan pada para Imam dari keturunanmu. Izinkan aku duhai Mawlati, wahai Sayyidati…


Ketika kau kelak berlalu, izinkan kulantunkan senandung untukmu. Perkenakan lisan kelu ini menyampaikan salam bagimu. Perkenankan hati berlumur dosa ini menyimpan rindu kepadamu. Rindu yang kutabur setiap hari, seiring berlalunya waktu. Yang lain mungkin hilang, tapi tidak rinduku padamu, pada Baginda dan pada para teladan kekasih hari.


Rindu itu saja Mawlati bekalku. Rindu itu saja harapku.

Al-Salam ‘alaiki Ya Qurrata ‘Ayni Rasulillah…shallallahu 'alaihi wa alihi
Wiladah Sayyidah Fathimah sa, 20 Jumadil Akhir 1438 H.
​

@miftahrakhmat
0 Comments

Your comment will be posted after it is approved.


Leave a Reply.

    Rasulullah saw bersabda:

    “Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.”
    ​
    ​ 
    (HR Al-Hakim dan Al-Thabrani)
    ​


    Picture

    Tema

    All
    Abu Nawas
    Adam
    Agama
    Ahlulbait
    Akal
    Akhlak
    Albirr
    Al-Husayn
    Ali Bin Abi Thalib
    Ali Bin Abu Thalib
    Al-Mizan
    Alquran
    Anak
    Arafah
    Arbain Walk
    Asep Salahudin
    Asyura
    Babul
    Bahasa
    Bahjah
    Bahlul
    Bangsa
    Barzakh
    Berkah
    Bicara
    Bidadari
    Bubur Suro
    Bukhari
    Buku
    Bulan Suci
    Cerita
    Cinta
    Covid 19
    Covid-19
    Depresi
    Doa
    Dogma
    Dosa
    Dua Belas Imam
    Dunia
    Emas
    Empati
    Epistemologi
    Fatwa
    Fidyah
    Fikih
    Filsafat
    Gaya Menulis
    Gender
    Gereja
    Ghuraba
    Globalisasi
    Guru
    Hadis
    Haji
    Happy Birthday
    Hari Anak Nasional
    Hasan
    Hasan Bashri
    Hermeneutika
    Hitler
    Husain
    Ibadah
    Identitas Arab Itu Ilusi
    Ideologi
    Idul Fitri
    Ihsan
    IJABI
    Ilmu
    Ilmu Kalam
    Imam
    Imam Ali
    Imam Ali Zainal Abidin
    Imam Husain
    Imam Mahdi
    Iman
    Imsak
    Indonesia
    Islam
    Islam Ilmiah
    Islam Madani
    Isra Mikraj
    Jalaluddin
    Jalaluddin Rakhmat
    Jihad
    Jiwa
    Jumat
    Kafir
    Kajian
    Kaki
    Kang Jalal
    Karbala
    Keadilan
    Kebahagiaan
    Kebangkitan Nasional
    Keluarga
    Kemanusiaan
    Kematian
    Kesehatan
    Khadijah
    Khalifah
    Khotbah Nabi
    Khutbah
    Kisah Sufi
    Kitab
    Kitab Sulaim
    Konflik
    Kurban Kolektif
    Lembah Abu Thalib
    Madrasah
    Makanan
    Malaikat
    Manasik
    Manusia
    Maqtal
    Marhaban
    Marjaiyyah
    Marxisme
    Masjid
    Mawla
    Mazhab
    Media
    Miftah
    Mohammad Hussain Fadhullah
    Mubaligh
    Muhammad Babul Ulum
    Muharram
    Mujtahid
    Mukmin
    Munggahan
    Murid
    Muslim
    Muslimin
    Musuh
    Muthahhari
    Myanmar
    Nabi
    Najaf
    Negara
    Neurotheology
    Nikah
    Nilai Islam
    Nusantara
    Orangtua
    Otak
    Palestina
    Pancasila
    Pandemi
    Pendidikan
    Penyintas
    Perampok
    Pernikahan
    Pesantren
    Politik
    Post Truth
    Pseudosufisme
    Puasa
    Pulang
    Racun
    Rakhnie
    Ramadhan
    Rasulullah
    Revisionis
    Rezeki
    Rindu
    Rumah
    Rumah Tangga
    Sahabat
    Sahur
    Saqifah
    Sastra
    Saudara
    Sayyidah Aminah
    Sayyidah Fatimah
    Sayyid Muhammad Hussein Fadhlullah
    Sejarah
    Sekolah
    Shahibah
    Shalat
    Shalawat
    Sidang Itsbat
    Silaturahmi
    Silsilah
    Sosial
    Spiritual
    Suami
    Suci
    Sufi
    Sunnah
    Sunni
    Surga
    Syahadah
    Syawal
    Syiah
    Tafsir
    Tajil
    Takfirisme
    Taklid
    Tanah
    Tarawih
    Tasawuf
    Tauhid
    Tsaqalayn
    Tuhan
    Ukhuwah
    Ulama
    Umat
    Umrah
    Waliyyul Amri
    Wasiat
    Wiladah
    Yatim
    Zawjah
    Ziarah

    Arsip

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    July 2022
    June 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    March 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    March 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    September 2018
    July 2018
    May 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.