Hadis berkata: Anaknya yang jahat, Kabil dan keturunannya, berhasil mengalahkan anaknya yang saleh, Hibatullah (Habil) dan keturunannya mereka terusir dari kampung halamannya.
Sejarah berkata: keturunannya dan sahabat-sahabatnya yang jahat mengalahkan para pengikutnya yang saleh. Mereka menentang Allah dan Rasul-Nya dan kembali menyembah berhala – wud, suwâ`, yaghûts, ya'ûq, nasrâ – nama dan bentuk berhalanya sama dengan yang ada sebelum terjadinya banjir.
Apa yang terjadi sepeninggal Nabi Musa as?
Sejarah berkata: Di sahara Tih Orang-orang Yahudi menentang washinya, Yusya' bin Nun, hanya sedikit saja yang mentaatinya. Dan ketika memasuki Palestina, mereka berontak dan dibantu oleh isterinya (Musa), Safaura` binti Syuaib, golongan yang jahat dari mereka berhasil menyingkirkan para washi Musa yang sah dan mendirikan Negara yang kepemimpinannya dipergilirkan diantara kabilah bani Israel.
Dan sepeninggal Nabi Sulaiman as?
Sejarah berkata: Sahabat-sahabatnya dan didukung oleh keturunannya yang jahat berpaling dari washinya yang sah, Ashif bin Barkhiya dan Syiahnya, mereka mengucilkannya. Mereka memanggil kembali Rohba'am, musuh Sulaiman yang dibuang ke Mesir. Lalu, terjadi pertikaian hebat diantara mereka. Negara mereka hancur berkeping, wilayahnya banyak yang hilang. Yang tersisa hanya Yerusalem dan Hebron yang dikuasai oleh dua putra Sulaiman yang bukan Washi yang sah. Dan pada akhirnya, mereka dikuasai oleh musuh Sulaiman yang dulu pernah dibuangnya!
Dan apa yang terjadi sepeninggal Nabi Isa as?
Sejarah berkata: orang-orang Romawi dan Yahudi selalu mengejar-ngejar Syam'un ash-Shafa. Adapun al-Hawariyyun yang lain beserta mereka yang masih beriman, ditindas dan dianiaya. Sampai tiga puluh tahun setelah itu datang Paulus yang mengaku didatangi Nabi Isa dari langit di Hauran, dan ia berhasil menarik banyak pengikut! Lalu, dengan dukungan dari Paulus kerajaan Romawi meneruskan penindasannya terhadap al-hawariyyun dan para pengikutnya sampai akhirnya mereka musnah.
Dan terakhir, apa yang terjadi sepeninggal Nabi Muhammad saw?
Sejarah berkata: Sesaat setelah kematiannya, para sahabatnya bertengkar. Sebagian besar berkata: Nabi tidak pernah berwasiat kepada seseorang dan khilafahnya bukan hak ahli baitnya. Tapi ia milik bangsa Quraisy yang dipergilirkan diantara mereka. Lalu mereka membaiat Abu Bakar dari bani Tamim sebagai pengganti Nabi mereka. Ahlulbait dan para pengikutnya berkata: Tidak, tapi Nabi berwasiat untuk dua belas Imam dan ahlulbaitnya. Jumlah mereka sama dengan bilangan hawari (pengikut setia) Nabi Isa dan nuqabâ' bani Israel. Yang pertama Ali bin Abu Thalib, kemudian Hasan, lalu Husein, dan kemudian, secara urut, sembilan orang dari keturunan Husein. Yang paling akhir dari mereka al-Mahdi yang kelak akan mengisi dunia ini dengan keadilan dan kedamaian setelah sebelumnya penuh dengan kemungkaran dan kekacauan.
Demikian, sejarah Islam berlangsung dengan mayoritas penguasa dan minoritas oposisi yang sejak awal dikenal dengan nama Syiah Ali dan Syiah keluarga Nabi. Selama berabad-abad para penguasa melanggengkan kekuasaannya. Selama itu khilafah dipergilirkan diantara suku Quraisy saja sampai dengan keluarnya fatwa dari madzhab Hanafi dan khilafah berpindah ke sekelompok bangsa Turki, moyang mereka bernama Usman. Dan mereka dikenal dengan nama Khilafah Usmaniyah. Sampai akhirnya negara Islam hancur di tangan mereka dan orang-orang barat menguasai wilayah-wilayah Muslim.
Syiah; oposisi yang pantang menyerah meski ditindas penguasa Quraisy dan Usmani
Syiah adalah kelompok oposisi yang paling panjang dalam sejarah umat manusia setelah para Nabi, yang paling menderita, yang paling survive dan paling bersemangat!
Apakah anda membaca sejarah al-mukabiyyin sepeninggal nabi Musa as? Mereka kelompok Yahudi yang paling taat beragama. Mereka menentang para penguasa sesat Yahudi dan komprador mereka, bangsa Romawi. Mereka berjuang selama bertahun-tahun. Mereka terusir. Anak keturunan mereka hidup di gunung-gunung, gua-gua, gurun-gurun. Mereka abadikan pikiran mereka, penderitaan mereka, dan sejarah hidup mereka. Akan tetapi mereka sekarang musnah dan binasa. Tragedi dan penderitaan al-mukabiyyin hanyalah bagian kecil dari sejarah panjang dan penderitaan Syiah!
Kebijakan rezim Khilafah Quraisyiah dan Khilafah Usmaniah yang pertama kali dibuat terkait kelompok oposisi adalah larangan penulisan pendapatnya sekalipun itu adalah hadis Nabi saw dan tafsir al-Qur'an, serta melarang orang-orang membaca pendapat mereka dari kitab-kitab mereka, atau mendengarnya, atau memikirkannya. Ya, bahkan hanya sekedar untuk direnungkan sebagai pengetahuan saja, diharamkan!
Siapa dari antara mereka yang menuliskan atau membacakannya, ia musuh sahabat, musuh Allah dan Rasul-Nya, keluar dari Islam, darahnya ditumpahkan, kehormatannya dan hartanya dihalalkan!
Anehnya, saat praktik Khilafah Quraisyiah telah berakhir setelah masa al-Mu'tashim al-Abbasi. Saat tentara Turki menguasai struktur Negara dan sang Khalifah menjadi pegawai mereka yang mendapat gaji bulanan. Hingga akhirnya, nama khilafah Quraisyiah berakhir di tangan orang-orang Turki dari keturunan Usman. Kemudian, Khilafah Usmaniah pun berakhir di tangan orang-orang barat. Seluruh kebijakan dan politik mereka-pun menjadi sejarah dan hanya tinggal kenangan.
Akan tetapi kebijakan mereka terkait Syiah masih melekat kental di benak mayoritas, menjadi ajaran agama yang wajib dipatuhi!
Menurut mereka, para khalifah Quraisyi dan Usmani adalah rukun Islam yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, sama dengan rukun Islam yang lain. Semua yang menentangnya atau bahkan sekedar mengkritiknya, menurut imajinasi mereka, dihakimi ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya. Bagi mereka, para khalifah Quraisyi dan Usmani sebagai bagian dari Islam, bahkan mendapat tempat yang paling terhormat di hati mereka sedemikian sampai-sampai di dalam hati para pendukung fanatiknya tidak ditemukan ghirah (cemburu) dan hamiyah (semangat) kepada Allah dan Rasul-Nya seperti yang mereka berikan kepada khalifah mereka.
Ketahuilah bahwa pendapat dan fatwa yang masih melekat pada beberapa madzhab sunni, sampai saat ini, menggambarkan beban sejarah yang dipikul oleh Syiah dan penindasan yang selalu mereka alami. Bahwa penindasan terhadap Syiah bertambah kualitas maupun kuantitasnya dari bentuk penindasan terhadap kelompok oposisi lain selain para Nabi. Akan tetapi Syiah masih tetap eksis. Dalam perjalanan sejarah jumlah mereka bertambah bahkan dalam sebagian masa jumlahnya mencapai setengah dari seluruh jumlah umat Islam.
Kami yakin akan terus eksis. Kami tidak akan musnah. Karena Allah berjanji melalui lisan Nabi-Nya bahwa urusan-Nya pasti sampai kepada keluarga Nabi-Nya sampai datangnya pemimpin yang dijanjikan dari mereka, al-Mahdi, yang akan meluruskan perjalanan umat dan menyinari dunia dengan cahaya Islam yang benar.
Pemuda Najd menuliskan sisi lain dari wajah sejarah kita
Mayoritas orang tidak ingin melihat wajah lain dari sejarah Islam kita. Mereka tidak ingin mendengar sejarah versi oposisi, dan apalagi membacanya. Akan tetapi, sebagian mereka ada yang ingin mengetahui dan memahaminya karena mereka orang-orang yang taat beragama dan yakin bahwa Islam adalah risalah pamungkas. Islam adalah proyek Tuhan bagi semesta alam sampai hari kiamat. Mereka bertanya-tanya di dalam diri mereka: Apakah logis bila Allah mengutus utusan terakhir tanpa washi dan wasiat, tanpa rencana Tuhan yang membentang sampai hari kiamat?
Apakah masuk akal bila rencana itu adalah kepemimpinan sekelompok Quraisy setelah Nabi, kemudian dilanjutkan oleh beberapa khalifah Usmaniah, lalu umat lemah dan Negara Islam berakhir. Bukankah Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik?
Ketika mereka mendengar bahwa Syiah memiliki keyakinan lain dan pandangan lain tentang kenabian penutup para Nabi, dan tentang proyek Tuhan terhadap 'itrah Nabi yang terus berlanjut sampai hari kiamat, mereka ingin mendengarnya dan membacanya.
Kitab Sulaim bin Qais al-Hilali al-'Amiri ditulis untuk manusia model terakhir, yang memiliki kesiapan mental untuk mendengar pelbagai fakta yang berbeda dengan doktrin umum.
Barangkali, di antara takdir Allah bahwa penyusunnya seorang pemuda Najed dari kabilah Bani Hilal al-Awamir, yang sebagian mereka sampai hari ini masih bisa bertahan.
Alla kulli hal, Pemuda Najed ini penyusun kitab yang pertama dalam sejarah Islam setelah beberapa kitab yang didiktekan Nabi kepada Imam Ali.
Sulaim masuk Madinah pada tahun-tahun pertama kekuasaan Umar. Saat itu umurnya baru tujuh belas tahun. Ia mulai bertanya-tanya dan menelusuri setiap hadis yang ia dengar supaya benar-benar mengetahui dan paham. Ia pun mulai menulis dan menyusun hadis. Padahal menulis hadis pada waktu itu termasuk perbuatan kriminal yang pelakunya harus dihukum; cambuk, tahanan rumah, dan sangsi sosial!
Akan tetapi Sulaim pandai menjaga dan bertaqiah. Karena itu ia berhasil menulis dan menjaga kitabnya. Kegiatan ini berlangsung hingga Usman berkuasa dan setelahnya selama 60 tahun masa hidupnya. Ia membawanya selama masa-masa pelariannya dari pedang Hajjaj sampai benar-benar dapat mewariskannya kepada perawinya, Aban bin Abi 'Iyash, pada tahun 76 H.
Keistimewaan kitab Sulaim
Kitab Sulaim, publikasi pertama dalam Islam
Bagi umat Islam, setelah kitabullah dan warisan para Nabi, tidak ada kitab Ahlullbait yang lebih tua dari Kitab Sulaim bin Qais al-Hilali. Inilah keistimewaan naskah historis dan ideologis yang satu ini. Penyusunnya orang yang pertama kali berpikir menghimpun keyakinan dan sejarah umat Islam. Ia melakukannya sendiri dalam situasi genting yang sangat berbahaya. Tidak ada orang yang menolongnya dalam menjalankan tugas penting ini.
Ia mempertaruhkan hidupnya untuk menghimpun, menyusun, kemudian menyalin dan menjaganya, lalu mewasiatkan dan menyampaikannya kepada rawi yang ia percaya. Sulaim merasakan tanggung jawab syar'i untuk megemban tugas historis ini. Kehendak Allah membuatnya berbeda dengan teman segenerasinya. Ia bangkit menjalankan tugas suci yang sangat berbahaya ini. Untuk umat Islam Ia persembahkan kisah paling awal tentang wajah lain sejarah Islam. Sebenarnya Kitab Sulaim sudah cukup disebut sebagai warisan ilmiah yang istimewa dalam peradaban Islam dan yang paling tua yang sampai kepada kita, akan tetapi ada keistimewaan lain yang semakin menambah bobot nilainya, yang akan kami ringkas dalam beberapa poin berikut:
Keistimewaan pertama: materinya tentang aqidah dan sejarah Islam
Ragam masalah yang dipilih oleh penyusunnya berada dalam urutan pertama dari seluruh urusan yang sangat penting. Semuanya menunjukkan fakta yang berbeda dengan realitas yang dilakukan, dikatakan, dan disusun oleh Rezim khulafa' Quraisy yang menguasai sejarah Islam dan membungkam mulut-mulut kaum Muslimin. Dalam kitabnya ini Sulaim berhasil menyingkap banyak fakta yang terjadi dalam sakitnya Nabi dan setelah meninggalnya, bagaimana para pembesar Quraisy mencapai kekuasaanya, bagaimana mereka menganiaya Nabi dan keluarga sucinya, lalu merebut kekuasaan dengan mengatasnamakan Nabi dan Islam.
Keistimewaan kedua:
Sulaim menyusun buku ini di saat-saat kritis dan berpengaruh bagi akidah umat Islam selanjutnya. Seluruh paham dan akidah umat islam terbentuk sepeninggal Nabi akibat pertengkaran yang terjadi segera setelah beliau hembuskan Nafas terakhirnya. Semua paham akidah dan hukum yang berlangsung selama empat belas abad lebih hingga hari ini kembali ke saat-saat kritis tersebut.
Pada suasana genting seperti itu Sulaim menyusun karya yang tiada duanya ini. Oleh karena itu kitab ini menduduki posisi kedua setelah sabda para Imam yang suci, yang berhasil menyingkap banyak fakta selama masa-masa tersebut.
Sesungguhnya umat berhutang kepada Sulaim yang pemberani yang berhasil melakukan sesuatu yang tidak dilakukan orang lain dan menyusun fakta sejarah untuk setiap generasi.
Keistimewaan ketiga; terus terang meski suasana genting yang melingkupi penyusunannya
Sulaim menulisnya pada masa pelarangan penulisan hadis Nabi bahkan hadis Nabi yang terkait dengan sunah dan hukum syariat sekalipun. Negara melarangnya untuk sekedar meriwayatkan hadis di Masjid, bahkan pembesar sahabat sekalipun dilarang meriwayatkan hadis dan apalagi menulisnya.
Pada suasana mencekam seperti itu, Sulaim menyusun berbagai fakta sejarah dan akidah serta menghimpunnya dalam sebuah kitab. Hadis-hadisnya ia kumpulkan dari para Imam yang suci dan sahabat yang baik, lalu menuliskannya dengan penuh hati-hati. Karena bila penguasa mengetahuinya itu saja sudah cukup alasan untuk menjatuhkan hukuman mati kepadanya.
Di sisi lain, Sulaim berhasil merekam pelbagai pelanggaran yang dilakukan oleh para penguasa di masanya, dan ia berhasil menyembunyikan itu dari mereka. Semangat Sulaim untuk menyusunnya membuat ia membawanya dalam setiap perjalanan dan pelariannya, khususnya setelah bani Umayyah berkuasa dan mengejar-ngejar pengikut Ali.
Saat-saat terakhir hidupnya yang penuh berkah, ketika Hajaj mengejar-ngejar pengikut Ali yang masih tersisa untuk dibunuh, Sulaim bersembunyi. Berpindah dari satu negri ke negri lain antara Najed, Mekkah, Madinah, Kufah dan Bashrah. Kemudian menyebrang ke tanah Persia hingga akhirnya sampai di kota Nobandjan. Di sana, di rumah salah satu sahabatnya, Aban bin Abi Iyash, ia sakit dan meninggal. Sebelum itu ia buka rahasianya, ia sampaikan amanat kepada ahlinya. Ia meminta janji Abban dan kepadanya ia serahkan catatan peristiwa yang ia ketahui, yang ia saksikan, dan yang ia tuliskan. Setelah membacakan kitabnya ia menitipkannya kepada Aban untuk disampaikan kepada yang berhak. Aban menjaga amanatnya. Setelah kematian Sulaim, ia membawanya kepada Ulama Bashrah. Sebagian ulama dan rawi menyalinya meski situasi sangat mencekam. Dari mereka naskahnya menyebar dari generasi ke generasi sampai akhirnya sampai kepada kita.
Keistimewaan keempat: cermat dan teliti
Hal lain yang semakin menambah bobot kitab Sulaim dibanding sumber lain; cermat dan teliti. Karena itu, semua keunggulan tersebut kita harus melihat kitab Sulaim sebagai teks paling awal yang terpercaya dalam pelbagai tema penting. Kita sampaikan terima kasih kita kepada penyusunnya dari lubuk hati kita yang paling dalam. Allah pun telah membalas usahanya dengan menjaga karyanya ini dari generasi ke generasi sampai akhirnya sampai kepada kita sekarang.
Hadis-hadis riwayat Sulaim belum pernah diriwayatkan oleh para rawi sebelumnya
Hadis-hadis dasar akidah
- Hadis al-Ghadir
- Hadis ats-Tsaqalain
- Hadis Manzilah
- Hadiz Safinah
- Hadis pintu keselamatan
- Hadis al-Haudh
- Hadis penutupan pintu-pintu
- Hadis Kasa` dan ayat tathhir
- Hadis Mubahalah
- Hadis Katf
Beberapa permasalah penting dalam akidah
- Makna Islam, Iman, syarat-syarat keduanya dan kedudukannya.
- Makna pengutusan Nabi dan Imam sebagai Hujjah Allah, siapa saja Hujjah Allah untuk seluruh umat manusia, dan bagaimana hujjah Allah didirikan.
- Penjelasan akidah umat di dalam al-Qur'an, siapa saja penafsir sah al-Qur`an. Kitabnya ini juga memuat tafsir sebagian ayat al-Qur'an dan sebab turunnya.
- Akidah Umat Islam dalam persoalan Khilafah dan Imamah, urgensinya dan batasan-batasannya, nama-nama yang berhak menyandangnya, dan keterangan orang-orang yang merampasnya.
- Penjelasan makna kewajiban wilayah bagi para wali Allah dan berlepas dari dari para musuhnya, dan penyebutan siapa saja mereka.
- Penjelasan hadis-hadis Nabi yang menyebut kepemimpinan dua belas Imam keturunannya, dan penyebutan nama-nama mereka.
- Penjelasan sejumlah hadis yang disabdakan Nabi tentang keutamaan Ahlilbait atas seluruh umat manusia.
- Keterangan Ilmu, sumbernya dan macam-macamya, bahwa Ahlulbait as adalah sumber ilmu Nabi. Juga memuat sedikitnya ilmu para penentangnya, ketidakmengertian mereka akan akidah Islam yang benar dan pelbagai pertanyaan mudah yang tidak bisa mereka jawab.
- Penjelasan dalam kitab-kitab terdahulu tentang berita gembira kedatangan Rasulullah saw dan ahlul baitnya.
- Keterangan permusuhan bangsa Quraisy dan orang-orang munafik terhadap keluarga Nabi, dan kebencian mereka terhadapnya. Kitab ini juga memuat beberapa isyarat pengkhianatan orang-orang munafik di masa hidup Nabi pada umumnya dan khususnya para perebut kekhalafahannya.
- Hadis-hadis Nabi yang menceritakan kedzaliman yang akan dilakukan orang Quraisy terhadap keluarga Nabi, penindasan dan kedengkian mereka.
- Penjelasan tentang kesesatan umat dan siapa yang pertama kali membuka pintunya dan menjerumuskan seluruh umat Islam.
- Keterangan akidah Islam tentang Imam Mahdi, hadis-hadis nabi tentang keberadaanya dan tanda-tanda kemunculannya.
- Kitab Sulaim juga memuat cerita sebagian kondisi hari kiamat dan para penghuni surga dan neraka, dan siapa saja umat Islam yang berhak masuk surga setelah Nabi dan yang masuk neraka.
- Penjelasan makna syafaat, siapa yang memberi dan diberi syafaat pada hari kiamat.
Beberapa persoalan penting dalam sejarah
- Hadis-hadis penting peperangan Rasulullah saw; mulai dari Badar, Uhud, Khaibar, Khandaq, Hunain, Tabuk, perjanjian Hudaibiyah, penaklukan Mekkah dsb.
- Penjelasan beberapa peristiwa Imam Ali melindungi Nabi dan mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan Nabi saw.
- Penjelasan sejumlah hadis Nabi yang menunjukkan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, dari awal bi'tsah hingga yaumul Ghadir.
- Hadis-hadis persaksian Nabi kepada para sahabatnya ketika menunjukkan hujjah untuk mereka dan umat tentang wilayah Ali sesudahnya, dan siapa saja yang merampasnya.
- Sebagian konspirasi orang-orang munafik untuk membunuh Nabi.
- Berita lembaran terkutuk yang ditulis oleh orang-orang munafik Quraisy menentang Nabi dan keluarganya. Disebutkan siapa saja mereka.
- Berita penting tentang hari-hari terakhir dan detik-detik terakhir kehidupan Rasulullah saw.
- Beberapa informasi yang lengkap dan rinci tentang peristiwa Saqifah dan ketergesahan para pendukungnya, yang memanfaatkan kesibukkan Ali dan keluarganya yang sedang mengurus jenazah Nabi. Lalu perencanaan mereka dalam menyerang rumah Fatimah berkali-kali dan membakar pintunya, mereka memaksa masuk rumah Fatimah dan memaksa Amirul Mukminin Ali beserta pengikutnya berbaiat. Apa yang menimpa sayidah Fatimah dalam penyerbuan itu yang menyebabkan kandungannya gugur.
- Kisah orang-orang yang murtad sepeninggal Rasulullah saw, dan persoalan khilafah yang terjadi setelahnya, serta konspirasi para perampas khilafah melawan Amirul Mukminin al-Imam Ali as.
- Penderitaan yang menimpa para pengikut ahlil bait sepeninggal Rasulullah, tentang pengucilan Abu Dzar ke Rabadzah, kedzaliman dan kebiadaban Muawiyah terhadap Syiah.
- Contoh pembelaan ahlil bait untuk Islam dan Syiahnya.
- Sejarah beberapa majlis setelah Rasulullah dan argumentasi ahlil bait dalam majlis tersebut. Ajakan mereka untuk bersaksi dengan wasiat Nabi kepada ahlil bait dan pengakuan yang hadir dan pengakuan mereka.
- Kisah sebagian ahlil kitab bersama ahlil bait dan pengakuan mereka akan hak ahlul bait.
- Beberapa kisah terkait kematian Abu Bakar, pembunuhan Umar dan Usman.
- Beberapa syair paling awal tentang pelbagai persoalan Islam.
- Dokumentasi sejarah yang hanya direkam oleh Sulaim saja seperti surat Muawiyah kepada Yazid.
- Peristiwa perang Jamal, Shiffin, dan Nahrawan.
- Surat menyurat antara Amirul Mukminin Ali dengan Muawiyah.
- Berita syahidnya Imam Ali.
- Berita-berita penting tentang fitnah yang terjadi sepeninggal Amirul Mukminin Ali di zaman Muawiyah.
- Berita perdamaian Imam Hasan dengan Muawiyah dan apa yang terjadi antara keduanya.
Nilai ilmiyah kitab Sulaim: Kitab yang tak lekang di makan waktu
Kitab ini sejak abad pertama hingga sekarang dikenal dengan nama Kitab Sulaim bin Qais al-Hilali. Seringkali disingkat dengan Kitab Sulaim saja. Terkadang juga disebut dengan nama aslinya: Sulaim dan kitab Saqifah. Yang pertama kali memberinya nama adalah Imam ash-Shadiq. Para ulama terdahulu seperti an-Na'mani, Syaikh al-Mufid, an-Najasyi, Syaikh ath-Thusi, Ibnu Syahr Asyub menyebutnya dengan nama ini. Demikian juga kelompok mutaakhirin seperti Allamah al-Hulli, asy-Syahid ats-Tsani, Mir Damad, Qadhi at-Tusturi, al-Hur al-'Amili, Allamah al-Majlisi, Syaikh al-Bahrani, Mir Hamid Husein, an-Nuri, Allamah ath-Thahrani. Para ulama Sunnah pun seperti Qadhi as-Sabki, Ibnu Abi al-Hadid, al-Faidh al-Abadi dan lainnya menyebutnya dengan nama ini. ***
Naskah ini sebagai bahan diskusi pada Kajian Reguler LPII Muthahhari. Disampaikan oleh Dr Muhammad Babul Ulum, M.Ag., Sabtu 24 Desember 2022.