Mengenang Jalaluddin Rakhmat: Meraih Kebahagiaan ala Tafsir Kang Jalal [by Budhy Munawar Rachman]29/3/2021 Kehidupan manusia hari ini, yang akan datang dan yang telah lalu, selalu diwarnai dan dihiasi oleh bermacam-macam harapan dan tujuan. Salah satu dari harapan atau tujuan tersebut yaitu pencapaian kebahagiaan.
0 Comments
Mengenang Jalaluddin Rakhmat: Lentera Perjalanan Meraih Kebahagiaan [by Budhy Munawar Rachman]28/3/2021 Persoalan kebahagiaan telah menjadi tema utama pembahasan para sastrawan, agamawan, dan para filosof selama berabad-abad. Setiap orang, dengan berbagai tingkatan usia dan latar belakang, memiliki gambaran yang berbeda-beda tentang kebahagiaan. Misalnya, jika ada sepuluh orang ditanya tentang “apa itu kebahagiaan?”, maka jawabannya boleh jadi akan sangat berbeda-beda. Ada di antara mereka yang mengidentikkan orang bahagia dengan orang yang tinggal di rumah besar dan mewah, mobil mengkilap, pakaian yang indah, makanan yang lezat, memiliki isteri yang cantik, atau suami yang kaya, memiliki tubuh yang indah, dan seterusnya.
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Ali Sayyidina Muhammad Bila ada catatan harian. Kita coba catatan mingguan. Apa saja yang terjadi dalam sepekan. Semuanya, tentang kata. Words don’t mean, people mean. Kata-kata sama saja, manusia yang memberinya makna. Itu bukan kata saya, tapi Alfred Korzybski, seorang ahli semantik kelahiran Polandia berkebangsaan Amerika. Kata-kata netral, kitalah yang memberikan makna. Misalnya, di perpolitikan Indonesia. Kata netral seumpama cebong dan kampret, jadi punya makna yang berbeda. Demikian pula dengan banyak kata lainnya. Kita bisa menambahkannya. Setiap kelompok bisa punya kekhasannya. Kata ‘hilal’ bisa punya makna khusus tergantung komunitasnya. Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Ali Sayyidina Muhammad Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Apa kabar Ibu Bapak semua? Semoga sehat wal ‘afiyah. Semoga semua niat kita dalam sebaik kemudahan, rezeki kita dalam seluas keberkahan, dan Allah Swt karuniakan pada kita dan keluarga sebaik perlindungan. Mohon doa juga untuk saudara kita yang sakit, juga almarhumin di antara keluarga semua. MASIH tentang tadwin hadis. Hasil investigasi kita berbeda dengan konsepsi sarjana Islam tradisional yang menyebut Nabi terlibat dalam larangan tadwin dan menjadi traveling theory dalam ilmu hadis konvensional. Temuan kita berbeda, Nabi terbebas dari politik larangan yang melibatkan elit Quraisy. Untuk sampai pada kesimpulan tersebut kita memakai metode abduktif yang menekankan the logic of discovery dan bukan the logic of justification yang dianut sarjana tradisional.
Wafat Sayyidah Fatimah Salamullah 'Alaiha dan The Untold Stories of 2020 [by Miftah F. Rakhmat]2/1/2021 Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa Ali Sayyidina Muhammad Perasaan itu datang lagi. Seperti ada yang menusuk mata dan menyedak di tenggorokan. Mata berat tertidur. Batin sulit tepekur. Demikian Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah menggambarkan kesabaran.
BANGSA Arab sebelum Islam tidak pernah mengandalkan tulisan dalam menjaga syair, roman kehidupan mereka dan juga nasab. Mereka hanya mengandalkan ingatan sehingga potensi hafalannya berkembang. Konon mereka dikenal dengan kekuatan dan kecepatan hafalan. Meski demikian, bukan berarti di antara mereka tidak ada yang mengenal baca tulis, karena masyarakat Makkah yang berprofesi sebagai pedagang membutuhkan keahlian menulis dan berhitung. Memang jumlahnya sangat sedikit. Oleh karena, itu Al-Quran menyebut bangsa Arab sebagai bangsa ummî. Perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan sangat tinggi. Nabi sendiri sangat concern dalam mengajarkan baca tulis kepada umatnya. Beliau mengizinkan tawanan perang Badar untuk menebus dirinya dengan mengajarkan baca tulis kepada sepuluh putra-putri Anshar. Sebagian sukarelawan seperti Abdullah bin Said bin al-Ash, Said bin Rabi’ al-Khazraji, Basyir bin Tsa’labah, Aban bin Said al-Ash mengajarkan baca tulis di Masjid Madinah. Sehingga jumlah penulis pun bertambah banyak, para penulis wahyu mencapai empat puluh orang, ini belum dihitung para pencatat sedekah, surat-surat, dan perjanjian-perjanjian. Selanjutnya materi dapat Anda baca/unduh pada download file di bawah ini! ![]()
Hadis palsu dalam istilah ahli hadis disebut hadis maudhû‘. Semua ahli hadis sepakat menganggapnya sebagai hadis dha‘îf yang paling buruk kualitasnya. Orang yang membuat hadis palsu disebut al-wâdhi‘. Bentuk jamaknya al-wadhdhâ‘ûn. Mereka adalah para oknum yang sengaja berdusta, bukan karena salah (dengan tidak sengaja dalam meriwayatkan), tidak juga karena meriwayatkan dari para pendusta (kadzdzâb). Pemalsuan hadis, menurut pendapat mayoritas, belum terjadi di masa Nabi hidup. Mereka menolak pendapat yang menyatakan sejak zaman Nabi telah terjadi pemalsuan seperti yang diusung oleh Ahmad Amin. Menurut Ahmad Amin, hadis “man kadzdzaba alayya....” muncul sebagai reaksi atas adanya dusta dengan mengatasnamakan Rasulullah. Selanjutnya materi dapat Anda baca/unduh pada download file di bawah ini! ![]()
![]() Om swastiastu.... Sugeng enjing ka sadaya... Materi LPII pekan ini tentang berbagai istilah termasuk diskursus teori sanad (mata rantai/jalur periwayatan hadis) yang menjadi obyek keberatan Islamis Barat terhadap hadis nabi yang sempat ditanyakan oleh peserta pada pertemuan yang lalu. Selain catatan dari saya, materinya juga kita ambil dari kitab Minhaj Naqd fi 'Ulum al-Hadits karya Syaikh Nuruddin Al-'Itr, halaman 21-26, stressing pada halaman 24, tentang pengakuan 'Umar yang konon bergantian dengan orang Anshar untuk mengambil hadis dari Nabi. Riwayat ini untuk membuktikan tepat/tdaknya tesis orientalis tentang otoritas sanad dalam hadis yang sebenarnya bikinan orang Islam yang diproyeksikan ke belakang. Atau, apa yang orang Islam menyebutnya hadis tidak lain imajinasi mereka tentang orang-orang yang hidup pada periode awal Islam dan tdak mencerminkan apa yang sesungguhnya terjadi. Untuk mengesankan seolah imajinasi tersebut nyata dibuatlah rezim sanad untuk mengaitkan imajinasi tersebut dengan otoritas yang lebih tinggi. Menurut Michael Cook, rezim sanad adalah metode yang dipinjam oleh umat Islam dari tradisi Yahudi. Statement Cook ini ada dalam buku Kontroversi Hadis Nabi, diterbitkan Nansa Cendekia Bandung, hasil terjemahan Dr. Ali Masrur (dosen mata kuliah Studi Hadis di Barat, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung). Temuan Cook ini menggugurkan klaim sepihak ulama hadis yang selalu membangga-banggakan sanad sebagai satu satunya milik umat Islam. Bagaimana teori sanad bermula? Siapa yang bertanggungjawab terhadap pemalsuan sanad? Silahkan unduh kemudian dibaca, klik Download File ![]()
![]()
|
Rasulullah saw bersabda:“Ketahuilah, aku kabarkan kepadamu perihal Mukmin. Mukmin ialah orang yang karena dia jiwa dan harta manusia terlindungi (aman). Muslim ialah yang selamat orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Mujahid ialah orang yang berjihad melawan nafsunya ketika mentaati Allah. Muhajir ialah yang menjauhi kesalahan dan dosa.” Tema
All
Arsip
March 2021
|